16
5. Pendugaan Umur Simpan
Beras  aruk  merupakan  produk  kering  yang  bersifat  higroskopis  terhadap perubahan kelembaban relatif lingkungan sekitarnya. Dengan demikian selama distribusi
dan  penyimpanan  perlu  dipertimbangkan  penggunaan  kemasan  yang  mempunyai kemampuan  yang  baik  sebagai  barrier  terhadap  uap  air  sehingga  dapat  meminimalkan
terjadinya kerusakan secara fisik kerapuhan tekstur.
Penelitian  ini  menggunakan  metode  Accelerated  Shelf  Life  Testing  ASLT. Prosedur kerjanya antara lain:
a. Pengukuran Kadar Air Awal Moisture Initial, Mi AOAC 2007.
b. Pengukuran Kadar Air Kritis Moisture Critical, Mc AOAC 2007.
Kadar  air  kritis  produk  adalah  kadar  air  pada  saat  produk  dianggap  sudah kadaluwarsa. Kerusakan beras aruk terutama disebabkan oleh penyerapan air dimana
kerusakan  yang  dapat  diamati  adalah  produk  menjadi  berjamur.  Berdasarkan parameter kerusakan mutu tersebut maka kadar air kritis produk dapat diketahui.
c. Penentuan Kurva Sorpsi Isotermis
1 Dilakukan preparasi larutan garam jenuh.
2 Ditimbang sejumlah garam dan dimasukkan ke dalam humidity chamber.
3 Diaduk  dan  ditambahkan  sejumlah  air  sampai  jenuh  untuk  menjaga  kejenuhan
larutan  sehingga  kelembaban  relatif  yang  dihasilkan  tetap  dan  tidak  mengganggu proses sorpsi.
4 Humidity chambers
ditutup dan dibiarkan selama 24 jam pada kondisi suhu 30°C. Jumlah garam dan air yang diperlukan disajikan pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Larutan garam jenuh untuk penetapan kurva sorpsi isotermis Jenis Garam
a
w
RH Garam g
Air ml NaOH
0.06 6
150 85
MgCl
2
0.32 32
200 25
K
2
CO
3
0.44 44
200 90
NaCl 0.75
75 200
60 KCl
0.84 84
200 80
BaCl
2
0.96 96
250 50
Sumber: Spiess dan Wolf 1987
5 Diambil 5 g produk lalu diletakkan di tempat wadah dalam humidity chamber yang
berisi larutan garam jenuh. 6
Sampel ditimbang bobotnya secara periodik tiap 24 jam sampai diperoleh bobot yang konstan, berarti kadar air kesetimbangan telah tercapai.
7 Sampel  yang  telah  mencapai  berat  konstan  diukur  kadar  airnya  dengan
menggunakan metode oven dan dinyatakan dalam basis kering. 8
Dibuat  kurva  sorpsi  isotermis  dengan  memplotkan  aktivitas  air  dan  kadar  air keseimbangan.
d. Penentuan model sorpsi isothermis
1 Nilai  kadar  air  kesetimbangan  Moisture  Equilibrium,  Me  bersama  dengan  aw,
dimasukkan dalam model persamaan sorpsi isothermis Chen Clayton, Henderson, Hasley, Caurie, dan Oswin.
2 Kelima  model  persamaan  sorpsi  isotermis  dievaluasi  nilai  Mean  Relative
Deviation MRD. Jika nilai MRD 5 maka model sorpsi isotermis tersebut dapat
menggambarkan  keadaan  yang  sebenarnya  atau  sangat  tepat.  Jika  5MRD  10 maka  model  tersebut  agak  tepat  meggambarkan  keadaan  sebenarnya  dan  jika
MRD10 maka model tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi sebenarnya.
MRD = ∑
17 MRD
= Mean Relative Determination Me
= kadar air kesetimbangan hasil percobaan Mpe
= kadar air kesetimbangan hasil perhitungan model sorpsi isotermis e.
Penentuan parameter pendukung 1
Nilai permeabilitas kemasan kx, diperoleh dari rujukan kepustakaan Arpah et al
. 2002. 2
Nilai tekanan uap jenuh Po pada suhu 30°C diperoleh dari tabel Labuza. 3
Nilai b kemiringan kurva diperoleh dari gradien kurva model persamaan sorpsi isotermis yang terpilih.
4 Nilai luas penampang A diperoleh dengan mengalikan dimensi kemasan.
5 Nilai total padatan Ws diperoleh dengan mengoreksi berat keseluruhan sampel
diperkurangkan dengan kadar air awal. f.
Pendugaan umur simpan Semua  parameter  yang  diukur  dan  ditetapkan  pada  tahap  sebelumnya,
diintegrasikan ke dalam persamaan Labuza Metode Labuza dirumuskan sebagai berikut:
θ gain =
[ ]
dengan: θ gain
= waktu perkiraan umur simpan hari me
= kadar air kesetimbangan bk mi
= kadar air awal bk mc
= kadar air kritis bk Ws
= berat kering bahan g A
= luas permukaan kemasan m
2
kx = permeabilitas uap air kemasan gm
2
.hari.mmHg Po
= tekanan uap jenuh mmHg b
= slope kurva sorpsi isotermis
C. RANCANGAN PERCOBAAN