20
7. Kadar HCN AOAC 2007
Sampel sebanyak 20 g ditambah 100 ml aquades dimasukkan ke dalam labu kjeldahl dan dibiarkan selama 2 jam. Setelah itu ditambahkan lagi 100 ml aquades lalu
dididihkan dan uapnya disuling. Hasil sulingan ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 20 ml NaOH 2.5 sampai volume destilatnya mencapai 150 ml. destilat dititrasi dengan
larutan AgNO
3
0.02 N dengan indikator KI 5 . Titrasi dilakukan sampai terbentuk kekeruhan yang berwarna kuning tidak hilang lagi. Jumlah HCN dihitung dengan rumus
berikut: HCN ppm =
01 2 34 0+56 +
x
7
Keterangan: Ag
= AgNO
3
BM = Berat molekul
Fp = faktor pengenceran
N = Normalitas
Ka = kadar air
8. Kadar Serat Pangan AOAC 2007
Sampel ditimbang sebanyak 1 g dalam gelas piala 400 ml. Sebanyak 50 ml buffer fosfat pH 6.0 dimasukkan ke dalam gelas piala. Nilai pH diukur hingga pH 6.0 ±
0.2. Sebanyak 0.1 ml larutan termamyl ditambahkan. Kemudian gelas piala ditutup menggunakan kertas aluminium foil alufo dan diletakkan dalam air mendidih selama 15
menit, digoyangkan secara perlahan dalam interval waktu 5 menit. Selanjutnya larutan tersebut didinginkan pada suhu ruang. Nilai pH ditepatkan hingga 7.5 ± 0.2 dengan
penambahan 10 ml NaOH 0.275 N.
Sebanyak 5 mg protease dimasukkan ke dalam sampel. Sampel ditutup kembali dengan kertas alufo. Lalu diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60°C dengan agitasi
kontinyu. Sampel didinginkan dan ditambahkan 10 ml HCl 0.325 M. Nilai pH diukur hingga berkisar antara 4.0- 4.6. Enzim amiloglukosidase ditambahkan dan sampel ditutup
kembali dengan kertas alufo. Selanjutnya diinkubasi selama 30 menit pada suhu 60°C dengan agitasi kontinyu. Sebanyak 280 ml etanol 95 yang sebelumnya telah dipanaskan
hingga suhunya 60°C volume diukur setelah pemanasan ditambahkan. Agar terbentuk endapan, sampel dibiarkan pada suhu kamar selama 60 menit. Secara kuantitatif endapan
disaring melalui crucible. Sebelumnya, crucible yang mengandung celite ditimbang hingga keakuratan mendekati 0.1 mg.
Residu dicuci dengan 3 x 20 ml etil alkohol 78, 2 x 10 ml etil alkohol 95, dan 2 x 10 ml aseton secara berturut-turut. Pada beberapa sampel dapat saja terbentuk
getah, filtrasi dapat dibantu dengan pengadukan menggunakan spatula. Waktu yang dibutuhkan untuk pencucian dan penyaringan bervariasi antara 0.1 sampai 6 jam, rata-rata
waktu yang dibutuhkan ialah 0.5 jam per sampel. Lamanya waktu filtrasi dapat dikurangi dengan penghisapan vakum secara hati-hati setiap lima menit selama filtrasi. Crucible
yang mengandung residu dikeringkan selama satu malam di dalam oven vakum dengan suhu 70°C atau oven biasa pada suhu 105°C. Lalu didinginkan dalam desikator dan
ditimbang hingga keakuratan mencapai 0.1 mg. Untuk memperoleh bobot residu, kurangi dengan bobot crucible dan celite. Analisis residu dari satu sampel ulangan digunakan
untuk analisis protein menggunakan metode Kjeldahl, faktor konversi yang digunakan ialah N x 6.25, kecuali pada kasus sampel yang diketahui nilai N dalam proteinnya.
Sampel ulangan lainnya diabukan selama 5 jam pada suhu 525°C. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga keakuratan mendekati 0.1 mg. Kurangi dengan
bobot crucible dan celite untuk memperoleh bobot abu. Penentuan blanko :
B = blanko mg = bobot residu – PB – AB
21 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk dua ulangan sampel blanko;
dan PB dan AB = bobot mg dari masing-masing protein dan abu yang ditentukan dari kedua ulangan sampel blanko.
Perhitungan total serat pangan TDF :
TDF = [bobot residu – P – A – B bobot sampel] x 100 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk dua ulangan sampel; P dan A =
bobot mg dari masing-masing protein dan abu yang ditentukan dari kedua ulangan sampel, B = blanko mg, dan bobot sampel = rata-rata bobot sampel mg yang diambil.
9. Kadar Serat Kasar Faridah