21 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk dua ulangan sampel blanko;
dan PB dan AB = bobot mg dari masing-masing protein dan abu yang ditentukan dari kedua ulangan sampel blanko.
Perhitungan total serat pangan TDF :
TDF = [bobot residu – P – A – B bobot sampel] x 100 Bobot residu = rata-rata bobot residu mg untuk dua ulangan sampel; P dan A =
bobot mg dari masing-masing protein dan abu yang ditentukan dari kedua ulangan sampel, B = blanko mg, dan bobot sampel = rata-rata bobot sampel mg yang diambil.
9. Kadar Serat Kasar Faridah
et al. 2010
Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 g. Sampel diekstrak lemaknya menggunakan soxhlet dengan petroleum eter. Sampel dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu ditambahkan 0.5 g asbes yang telah dipijarkan dan 2 tetes zat anti buih. Kemudian ditambahkan larutan H
2
SO
4
mendidih lalu diletakkan di pendingin balik. Sampel dididihkan selama 30 menit dengan sesekali digoyang-goyangkan. Suspensi yang
terbentuk disaring dengan kertas saring. Residu yang tertinggal dicuci dengan air mendidih hingga tidak bersifat asam lagi. Residu dipindahkan ke dalam erlenmeyer dan
dicuci kembali dengan 200 ml NaOH mendidih. Sampel dididihkan kembali selama 30 menit dengan pendingin balik sambil sesekali digoyang-goyangkan. Sampel disaring
kembali dengan kertas saring sambil dicuci dengan K
2
SO
4
10. Residu dicuci dengan air mendidih kemudian dengan alkohol 95. Kertas saring dikeringkan dengan oven 110°C
sampai berat konstan 1-2 jam. Kertas saring didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.
Kadar serat kasar g100g contoh =
. . .
x 100 Keterangan:
W
2
: berat residu dan kertas saring yang telah dikeringkan g W
1
: berat kertas saring g W : berat contoh yang dianalisis g
10. Daya Cerna Pati
in vitro Muchtadi 1989
Sampel yang dibuat suspensi dalam aquades 1, kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit pada suhu 90°C. Setelah itu, sampel didinginkan dan
diambil sebanyak 2 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 3 ml aquades dan 5 ml buffer Na-fosfat 0.1 M juga ditambahkan ke dalam tabung reaksi, lalu
diinkubasi pada suhu 37°C selama 15 menit, dan didinginkan. Setelah dingin, ke dalam tabung reaksi ditambahkan larutan enzim amilase yang telah dilarutkan dalam buffer Na-
fosfat 0.05 M. Larutan tersebut kemudian diinkubasi kembali pada suhu 37°C selama 30 menit. Sampel dipipet sebanyak 1 ml sampel dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lain. Setelah itu, ke dalam tabung reaksi ditambah 2 ml pereaksi dinitrosalisilat. Pereaksi dinitrosalisilat dibuat dengan melarutkan 1 g 3,5-dinitrosalisilat, 30 g Na-K tartarat, dan
1.6 g NaOH dalam 100 ml aquades. Larutan tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 100°C selama 10 menit sampai terbentuk warna oranye. Warna merah oranye yang
terbentuk lalu diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm. Kurva standar maltosa murni diperoleh dengan mereaksikan larutan maltosa standar dengan pereaksi
dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti di atas. Daya cerna pati beras dihitung sebagai berikut:
22 Daya Cerna Pati =
x 100 Keterangan:
a = kadar maltosa sampel setelah reaksi enzimatis b = kadar maltosa pati murni setelah reaksi enzimatis
Analisis Sifat Fisik 1.
Bobot 1000 Butir
Beras aruk substitusi kacang merah dipilih yang memiliki butir yang utuh dan baik dengan ukuran 8 mesh. Beras tersebut kemudian diambil sebanyak 1000 butir
kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk diketahui bobotnya. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga ulangan.
2. Densitas Kamba Wirakartakusumah 1992