Kadar Protein AOAC 2007 Kadar Karbohidrat by Difference Kadar Amilosa Juliano 1972

18 Cawan aluminium dikeringkan dalam oven suhu 105 ° C selama 30 menit lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105 ° C selama kurang lebih 6 jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus : Kadar air bb = x 100 Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g

2. Kadar Abu AOAC 2007

Cawan porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 ° C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 2 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600 ° C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar abu dilakukan dengan rumus : Kadar abu bb = x 100 Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g

3. Kadar Lemak AOAC 2007

Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110 ° C selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel dalam ditimbang sebanyak 1-2 g, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi pelarut dietil eter atau heksana. Refluks dilakukan selama 5 jam minimum dan pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstruksi dipanaskan dalam oven bersuhu 105 ° C hingga beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan rumus : Kadar lemak bb = x 100 Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g

4. Kadar Protein AOAC 2007

Sejumlah kecil sampel kira-kira membutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 N yaitu sekitar 0.1 g ditimbang dan diletakkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian ditambahkan 0.9 g K 2 SO 4 , 40 mg HgO, dan 2 ml H 2 SO 4 . Jika bobot sampel lebih dari 15 19 mg, ditambahkan 0.1 ml H 2 SO 4 untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Sampel dididihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan akuades, dan ditambahkan 10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 . Gas NH 3 yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh 5 ml H 3 BO 3 dalam erlenmeyer yang telah ditambahkan 3 tetes indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian methylene blue 0.2 dalam alkohol. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna kondensat menjadi abu-abu. Penetapan blanko dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti penetapan sampel. Perhitungan kadar abu dilakukan dengan rumus : Kadar N = – , + Kadar Protein bb = N x Faktor Konversi 6.25

5. Kadar Karbohidrat by Difference

Kadar Karbohidrat bb = 100 - P + KA + A + L Keterangan : P = kadar protein KA = kadar air A = abu L = kadar lemak

6. Kadar Amilosa Juliano 1972

Pembuatan kurva standar amilosa murni ditimbang sebanyak 40 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1 N. Larutan standar kemudian didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Selanjutnya larutan tersebut dipipet masing-masing sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 ml lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Ke dalam masing- masing labu takar tersebut ditambahkan juga asam asetat 1 N sebanyak masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ml. Selanjutnya larutan tesebut juga ditambahkan larutan iod sebanyak 2 ml. Setelah itu, larutan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades dan dikocok, lalu didiamkan selama 20 menit. Larutan kemudian diukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Sejumlah 100 mg sampel tanpa lemak dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan 1 ml etanol serta 9 ml NaOH 1 N. Setelah itu, larutan sampel didiamkan selama 24 jam dan ditepatkan sampai tanda tera dengan akuades. Larutan kemudian dipipet sebanyak 5 ml, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan 1 ml asetat 1 N serta 2 ml larutan iod. Larutan selanjutnya ditambah akuades sampai tanda tera, dikocok, didiamkan selama 20 menit, dan diukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Kadar amilosa dihitung dengan rumus: Kadar Amilosa = , x - . x100 Keterangan: A = absorbansi sampel pada panjang gelombang 620 nm S = slope kemiringan pada kurva standar FP = faktor pengenceran, yaitu 0.05 W = berat sampel g 20

7. Kadar HCN AOAC 2007