Kadar Air Awal dan Kadar Air Kritis Kadar Air Kesetimbangan dan Kurva Sorpsi Isotermis Air

33 merah, dan tidak berbeda nyata p0.05 dengan formula 95:5 singkong : tepung kacang merah dan 95:5, 85:15 singkong : kacang merah segar.

G. PEMILIHAN FORMULA TERBAIK

Berdasarkan hasil uji sensori beras aruk substitusi kacang merah, dengan melihat nilai warna, aroma, tekstur, rasa, dan penerimaan secara umum yang paling tinggi, formulasi yang paling disukai atau yang dapat diterima adalah 95:5 singkong : tepung kacang merah.

H. UJI STABILITAS BERAS ARUK SUBSTITUSI KACANG MERAH

1. Kadar Air Awal dan Kadar Air Kritis

Pengujian stabilitas beras aruk substitusi kacang merah menggunakan formula terbaik hasil analisis sensori. Kadar air awal Mi beras aruk substitusi kacang merah formula terpilih 95:5 singkong : tepung kacang merah perlu diketahui nilainya dalam pendugaan umur simpan metode kadar air kritis. Kadar air awal Mi beras aruk substitusi kacang merah sebesar 7.71 bk. Kadar air kritis juga perlu diketahui sebagai batas penerimaan produk. Kadar air kritis ditentukan pada saat terdeteksi tumbuhnya kapang pada beras aruk substitusi kacang merah. Menurut Widowati et al. 2010 beras aruk substitusi kacang merah yang merupakan produk pangan kering, daya stabilitasnya dipengaruhi oleh perubahan kadar air lingkungan penyimpanannya. Karakteristik isoterm sorpsi air produk pangan kering bermula dari proses adsorspsi yang menyebabkan peningkatan kadar air hingga nilainya di atas kadar air kritis sehingga mengakibatkan kerusakan produk dan oleh karenanya tidak diterima oleh konsumen. Kondisi tersebut ditunjukkan saat kadar air beras aruk substitusi kacang merah sebesar 13.54 bk.

2. Kadar Air Kesetimbangan dan Kurva Sorpsi Isotermis Air

Kurva sorpsi isotermis beras aruk dengan formula terpilih 95:5 singkong : tepung kacang merah dibuat berdasarkan pengamatan terhadap sampel yang disimpan dalam beberapa wadah kedap udara dengan kelembaban relatif yang beragam nilainya dari 6-96 hingga mencapai kadar air kesetimbangan Tabel 21 pada semua larutan garam jenuh. Tabel 21. Kadar air kesetimbangan beras aruk pada berbagai a w penyimpanan. Larutan Garam a w Ka bk NaOH 0.06 3.3011 MgCl 2 0.32 6.2004 K 2 CO 3 0.44 8.6862 NaCl 0.75 14.5431 KCl 0.84 17.1457 BaCl 2 0.96 23.3576 Menurut Rahayu et al. 2005, transfer uap air dari lingkungan ke sampel atau sebaliknya akan terjadi selama penyimpanan tertentu sampai tercapai kondisi kesetimbangan. Interaksi molekul air dengan sampel terjadi sebagai akibat dari perbedaan RH sampel dengan lingkungan. Tercapainya kondisi kesetimbangan antara sampel dengan lingkungan berbagai RH ditandai dengan hasil penimbangan yang konstan. 34 Kadar air kesetimbangan yang telah diketahui sebelumnya diplotkan dengan nilai aw untuk mendapatkan kurva sorpsi isotermis. Selanjutnya untuk mendapatkan keakuratan data, kurva sorpsi isotermis tersebut dibandingkan model-model persamaan kurva sorpsi isotermis yang dipilih. Persamaan kurva sorpsi isotermis dapat dilihat pada Tabel 22 sedangkan nilai kadar air kesetimbangan berdasarkan basis kering dari kelima model secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 23. Gambar 5. Kurva sorpsi isotermis beras aruk dengan perlakuan terpilih. Tabel 22. Model persamaan kurva sorpsi isotermis Model Persamaan Henderson log [ln11-a w ] = -1.797+1.7497 log me Hasley log [ln1a w ] = 1.4123-1.9173 log me Chen-Clayton ln [ln1a w ] = 1.5139-0.0028 me Caurie ln me = 0.8623+2.2999 a w Oswin ln me = 2.0307+0.357 ln[a w 1-a w ] Tabel 23. Kadar air kesetimbangan beras aruk model sorpsi isotermis a W Kadar air kesetimbangan bk Percobaan Henderson Hasley Chen-Clayton Caurie Oswin 0.06 3.3011 2.9351 4.0664 3.3447 3.5456 3.6877 0.32 6.2004 7.3548 6.0965 7.3090 6.0607 6.8505 0.44 8.6862 9.0254 7.0609 8.7467 7.7623 8.0304 0.75 14.5431 13.9800 11.2955 13.3460 14.7095 12.1650 0.84 17.1457 16.0826 14.1365 15.5424 17.7091 14.4696 0.98 23.3576 23.5335 37.1286 24.9953 23.6357 28.9179 Dari data pada tabel di atas nilai aw dan kadar air kesetimbangan masing-masing model diplotkan untuk mengetahui seberapa dekat nilai kadar air percobaan dengan kadar air hasil perhitungan dengan model persamaan. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. y = 21.13x + 0.3374 R² = 0.9445 5 10 15 20 25 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K a d a r a ir k e se ti m b a n g a n p e r c o b a a n a w 35 Gambar 6. Kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dan model Henderson Gambar 7. Kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dan model Hasley 5 10 15 20 25 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K a d a r a ir k e se ti m b a n g a n b k a w Henderson Percobaan 5 10 15 20 25 30 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K a d a r a ir k e se ti m b a n g a n b k a w Hasley Percobaan 36 Gambar 8. Kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dan model Chen-Clayton Gambar 9. Kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dan model Caurie 5 10 15 20 25 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K a d a r a ir k e se ti m b a n g a n b k a w Chen-Clayton Percobaan 5 10 15 20 25 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 K a d a r a ir k e se ti m b a n g a n b k a w Caurie Percobaan 37 Gambar 10. Kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dan model Oswin Hasil kurva sorpsi isotermis hasil percobaan dengan perhitungan menggunakan model sorpsi isotermis terlihat bahwa sebagian model memberikan nilai perhitungan yang hampir sama nilainya dan sebagian lagi memberikan perhitungan yang cukup jauh dari nilai hasil percobaan. Kriteria dalam memilih model yang sesuai dilakukan dengan menghitung nilai MRD. Nilai MRD dihitung untuk mengetahui kedekatan masing-masing model. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 24. Nilai MRD berbagai model sorpsi isotermis Model persamaan MRD Henderson 7.40 Hasley 16.57 Chen-Clayton 5.21 Caurie 4.32 Oswin 14.25 Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai MRD yang paling kecil adalah model Caurie yaitu sebesar 4.32 maka model tersebut diambil sebagai data untuk menentukan umur simpan.

3. Pendugaan Umur Simpan dan Kemasan