Risalah Lokasi Penelitian PENDAHULUAN

1.10 Risalah Lokasi Penelitian

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan penelitian yang dimulai pada tahun 2009 dan diakhiri tahun 2011. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Jawa Barat yaitu pada tegakan mindi yang ada di kebun campuran baik milik masyarakat maupun areal perkebunan BUMS. Pemilihan lokasi berdasarkan hasil survey penyebaran tanaman mindi di Jawa Barat yang dilakukan oleh Pramono et al. 2008 yakni daerah penyebaran mindi yang mewakili tipe tapak dengan ketinggian yang berbeda. Tabel 2 Rekapitulasi risalah lokasi penelitian dan kegiatan penelitian yang dilakukan pada setiap lokasi No Lokasi Kondisi umum Kegiatan penelitian 1 Ds. Tegalmindi, Kec. Megamendung, Kab. Bogor Letak pada 06 O 40 ’ 477 ” S- 106 O 5 3’635’’E. Jenis tanah podsolik coklat, topografi bergelombang. Curah hujan rata-rata 2200-4500 mmth, ketinggian 710 m dpl. Suhu rata-rata berkisar antara 25 C - 29 C dengan kelembaban 70 - 75 . Merupakan kebun campuran dengan beberapa jenis tanaman pangan, sayuran dan buah- buahan. Tanaman mindi ditanam pada bagian pematang sebagai tanaman peneduh. Percobaan tipe penyerbukan Ds.Nagrak, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor Letak pada 06 O 40 ’ 472” S- 106 O 5 3’615’’E. Podsolik merah kunig, topografi sedikit bergelombang. Curah hujan rata-rata 2200-4500 mmth, ketinggian 250-350 m dpl. Suhu rata- rata berkisar antara 26 C - 27 C dengan kelembaban 70 . Percobaan reseptivitas stigma dan viabilitas polen 2 Kab. Purwakarta, Kec.Wanayasa, Ds. Legokhuni Letak pada 06 O 39 ’ 378” S- 106 O 32 ’479’’E. Jenis tanah podsolik merah kuning, topografi sedikit bergelombang dengan kelerengan 5 O – 10 O dan ketinggian 620 meter dpl. Suhu rata-rata 26 – 28 C dengan kelembaban 70-75 , pencahayaan 15.000 – 62.500 flux. Lahan merupakan kebun campuran yang didominasi oleh tanaman teh serta beberapa tanaman keras seperti kopi, pisang, sengon, aren, manggis, cengkeh, pala, suren, kayu afrika, duren, rambutan, kelapa, nangka dan limus. Tanaman mindi merupakan tanaman peneduh yang cukup dominan, ditanam pada tahun 2001. Keragaman fenotipik keturunan progeni Lanjutan Tabel 2 No Lokasi Kondisi umum Kegiatan penelitian Pemilik memanfaatkan kayu mindi sebagai bahan pembuatan mebel terutama lemari dan kursi. Kayu mindi dinilai lebih tinggi harganya dibandingkan dengan kayu sengonjeungjing. 3 Ds. Padasari, Kec.Cimalaka, Kab.Sumedang Letak pada 06 O 47” S-107 O 56’E. Jenis tanah podsolik merah kuning, topografi bergelombang dengan ketinggian 600- 700 meter dpl. Suhu berkisar antara 26- 30 O C dan kelembaban 80-85. Plot penelitian berada di areal kebun milik masyarakat, dimana mindi tumbuh bercampur dengan jenis tanaman lain seperti buah-buahan, tanaman pangan dan jenis hutan lainnya seperti suren, sengon, kayu afrika dlsb. Struktur genetik pohon induk dan keturunan 4 Ds. Gambung, Kec.Ciwidey, Kab. Bandung Letak pada 07 O 14’ S-107 O 56’E . Jenis andosol, topografi bergelombang dengan ketinggian 1340 m dpl, curah hujan rata-rata 1200-1600 mmth 700, suhu berkisar 15 O C – 28 O C dengan kelembaban 40 - 50 .Tegakan mindi berada pada areal perkebunan teh sebagai pohon pelindung. 1.Pengamatan siklus reproduksi, inisiasi bunga dan morfologi bunga 2.Struktur genetik pohon induk dan keturunan Gambar 2 Peta lokasi penelitian Aspek Biologi dan Genetika pada Sistem Reproduksi Mindi Melia azedarach L di Jawa Barat KAB. BOGOR KAB. BANDUNG 1 4 3 KAB. SUMEDANG 2 KAB.PURWAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Umum Mindi 2.1.1 Sebaran dan Tempat Tumbuh Mindi Mindi merupakan jenis eksotik yang tumbuh baik dan tersebar luas di Indonesia. Di tempat asalnya yaitu Asia Utara India dan Pakistan dapat tumbuh hingga ketinggian 2.200 m dpl di kaki pegunungan Himalaya, menyebar hingga ke Solomon, Malaysia dan Indonesia. Kemudian menyebar antar benua yaitu Amerika Amerika Serikat bagian selatan dan Hawai, Amerika Latin Argentina, Eropa Croatia dan Perancis, China dan Australia bagian timur dan selatan Hanum van der Maesen 1997. Jenis ini dapat beradaptasi pada perbedaan kondisi yang luas mulai dari dataran rendah 1 – 1.200 m dpl di Papua Nugini hingga ke dataran tinggi Himalaya 1.200-2.200 m dpl dengan kisaran suhu dari – 5 C hingga 39 C dan curah hujan 600 – 2.000 mmth Hanum van der Maesen 1997. Di Afrika ditanam sebagai tanaman peneduh yang toleran kekeringan dan di Amerika bagian selatan dan barat daya tumbuh liar pada daerah kering dengan curah hujan dibawah 600 mmtahun. Menurut Heyne 1987 di Jawa mindi tidak tumbuh liar, tapi awalnya ditanam untuk pohon peneduh pada perkebunan kopi pada zaman pendudukan Belanda. Namun di perkebunan teh dan kina Gambung Bandung Selatan juga ditemukan mindi sebagai pohon peneduh tanaman teh yang berasal dari India yang ditanam dengan jarak 2,5 m x 2,5 m hingga umur 10 tahun, kemudian dijarangi dan kayu hasil penjarangan digunakan untuk bahan bakar pada proses pengeringan di pabrik pengolahan teh. Selain itu penanaman mindi juga ditujukan untuk mengurangi serangan hama pada tanaman teh, karena daun dan biji mindi dapat digunakan sebagai biopestisida Erwan Johan 1 2009 , komunikasi pribadi. 2.1.2 Karakteristik Pohon, Taksonomi dan Pemanfaatan 2.1.2.1 Karakteristik Pohon Tanaman mindi dapat mencapai tinggi total hingga 20 - 25 m dengan tinggi batang bebas cabang 8 - 20 m, diameter 60-80 cm setelah kurang lebih 20 tahun Gambar 3. Batang silindris tanpa banir, tegak dengan kulit batang ada yang beralur, halus atau berbintil. Bentuk tajuk relatif simetris dengan percabangan melebar, berdaun ringan, tipe daun majemuk, bentuk anak daun bulat lonjong dengan bagian tepi bergerigi atau kadang halus Gambar 3 insert. Umumnya menggugurkan daun pada musim kering decidoeus, bertunas setelah masa rontok daun yang diikuti dengan pembungaan. Berakar tunggang yang dalam dengan akar cabang yang banyak Heyne 1987. Dokumentasi: Dida Syamsuwida Gambar 3 Tegakan pohon dan bentuk daun, rangkaian bunga dan buah mindi insert Bunga hermaprodit organ jantan dan betina berada dalam satu bunga, berkelompok dalam satu rangkaian bunga majemuk yang disebut panicle malai bunga mekar berbau harum, kelopak bunga berwarna putih 6-7 mm dengan kolom staminal ungu tua 3-4 mm. Bentuk buah bulat lonjong, berukuran panjang 1 – 2 cm, diameter 0,5 – 1 cm, berwarna kuning saat masak panen, berkulit licin. Buah terdiri atas 4-5 lokus yang masing-masing berisi satu biji, namun yang berkecambah biasanya hanya 2-3 Syamsuwida, tidak dipublikasikan. Bagian perikarp yaitu lapisan kulit antara mesokarp daging buah dengan biji, sangat keras sehingga untuk mengecambahkan benih perlu perlakuan khusus.