Bahan dan Metode: Percobaan 1. Siklus reproduksi
didokumentasi untuk setiap perubahannya. Metode penelitian ini dikembangkan dari Owens et al. 1991. Analisis data : analisis deskriptif
Percobaan 2. Inisiasi Bunga
Bahan yang digunakan adalah pohon induk mindi sebanyak 10 pohon. Pengambilan sampel tunas dilakukan pada plot penelitian di desa Gambung,
kec. Ciwidey Bandung-Jawa Barat. Peralatan yang digunakan adalah botol vial ukuran 10 ml, larutan FAA, cutter, pisau silet, pisau scalpel, parafin, vacuum
desiccator , plat pemanas 45
O
C, mikrotome, freezer, gelas preparat, cover glass
, bahan pewarnaan safranin dan anilin blue. Metode dilakukan secara sampling yaitu dengan cara mengambil beberapa
contoh bakal tunas dari setiap pohon terpilih secara teratur setiap bulan selama 3 bulan.
Tahap pengerjaan adalah sebagai berikut: sebanyak 10 sepuluh tunas diambil dari 10 pohon terpilih, tunas kemudian diiris memanjang longitudinal
dan dimasukan ke dalam botol berisi larutan FAA Formalin-Acetic Acid-Alcohol 5:5:90 v:v:v
sebanyak 10 ml untuk difiksasi. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan sayatan secara mikroskopis dengan menggunakan
mikrotome. Proses penyayatan melalui beberapa tahap pengerjaan mulai dari pembuatan perahu parafin paraffin boating, penempelan embedding,
penyayatan dengan ketebalan antara 0,5 dan 60 µm, peletakan pita parafin di atas gelas preparat dan pewarnaan dengan safranin dan anilin blue. Preparat
pita hasil pewarnaan selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x Owens et al.1991.
Apabila hasil pengamatan di bawah mikroskop, memperlihatkan bentuk jaringan tunas reproduktif primordia bunga dari sampel pohon yang diambil
pada bulan tertentu, artinya sudah terjadi proses inisiasi bunga pada bulan tersebut dan jumlah persentase sampel yang menunjukkan tanda inisiasi bunga.
Percobaan 3. Morfologi Bunga-Buah dan Tahap Perkembangan Bunga
Pengamatan morfologi bunga di lakukan di plot penelitian di Desa Gambung Bandung Selatan bersamaan dengan pengamatan perkembangan
pembungaan. Dengan demikian, selama pengamatan perkembangan pembungaan dilakukan juga pengamatan terhadap individu bunga dengan
mengukur setiap organ reproduksi, mengamati warna dan bentuknya. Jumlah sampel 5-10 bunga dari setiap malai 3 malai yang diambil dari 5 pohon.
Pengamatan organ reproduksi dilakukan khusus untuk melihat bagian- bagian dari organ bunga lebih detil baik secara kasat mata maupun dengan
pembesaran mikroskop 10x. Pengamatan morfologi polen dilakukan di bawah mikroskop pembesaran 40x. Hasil pengamatan morfologi bunga digambarkan
dalam bentuk sketsa dan foto. Analisis data : analisis deskriptif
Percobaan 4. Reseptivitas Stigma dan Viabilitas Polen Pengujian Reseptivitas Stigma dan Viabilitas Polen Kearns Inouye 1993 :
Bahan berupa bunga mekar pada hari pengamatan yang dikumpulkan dari beberapa malai masing-masing sebanyak 10 bunga, bahan dan peralatan
lainnya seperti: larutan H
2
O
2
3, gelas preparat, cover glass, pinset, loupe, alkohol 70.
Metode untuk mengetahui waktu reseptivitas stigma, dimana stigma sudah siap diserbuki oleh polen, menggunakan metode. Aktivitas peroksidae stigma
SPA digunakan untuk menguji adanya reaksi antara permukaan stigma dengan zat kimia H
2
O
2
hidrogen peroksida. Stigma dikumpulkan dari bunga yang mekar pada hari pengamatan dilakukan. Pengujian dilaksanakan setiap jam mulai dari
pk. 08.00 sd pk. 12.00. Cara pelaksanaan: Pada pk 08.00 dilakukan pengumpulan beberapa malai
bunga dari pohon. Stilus yang masih menempel pada bunga, diemaskulasi dari bunga mekar kemudian diletakkan di atas gelas preparat yang telah ditetesi 3
hidrogen peroksida sebanyak 1-2 tetes dan ditutup dengan gelas penutup cover glass
. Setelah beberapa saat 2-3 menit akan terlihat reaksi gelembung yang menandakan bahwa stigma telah reseptif. Sebanyak 10 stilus digunakan untuk
menguji waktu reseptif stigma yang diulang 3 kali. Perlakuan ini dilakukan lagi pada satu jam berikut sampai dengan pk. 12.00.
Data hasil yang diperoleh berupa skoring terhadap ada tidaknya gelembung sebagai respon reseptivitas yaitu nilai 1 jika ada respon dan 0 jika
tidak ada respon. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji beda menurut Tukey, pengolahan data menggunakan program Minitab versi 14.
Pengujian Viabilitas Polen Brewbaker Kwack 1963:
Bahan berupa bunga yang dikumpulkan dari beberapa malai berasal dari 5 pohon dan peralatan seperti: inkubator, mikroskop, gelas haemotocytometer,
larutan media perkecambahan, botolvial ukuran 10 ml, alkohol 70, pipet, pinset, scalpel, gelas preparat cekung, cover glass, hand counter, akuades.
Metode yang digunakan untuk pengujian polen adalah dengan mengecambahkan polen pada kultur media. Dalam penelitian ini dilakukan
perkecambahan polen menggunakan media Brewbaker dengan komposisi sebagai berikut Brewbaker Kwack 1963:
- Sukrosa C
6
H
2
O
6
100 gr - Asam borat H
3
BO
3
100 mg - Calcium nitrat CaNO
3 2
H
2
O 300 mg - Magnesium sulfat MgSO
4
7H
2
O 200 mg - Kalium nitrat KNO
3
100 mg Dilarutkan dalam 1000 ml akuades
Polen diambil dari bunga yang mekar pada hari pengamatan, dan lima waktu pengambilan polen mulai dari pk. 07.00-08.00 sd pk. 11.00-12.00, setelah
itu langsung dikecambahkan. Cara pelaksanaan: Polen pada bagian antera diambil dengan
menggunakan pinset steril dan diletakan di atas gelas preparat cekung yang sudah diberi beberapa tetes larutan media, kemudian diekstrak perlahan dan
dimasukan ke dalam botol vial ukuran 10 ml yang sudah diberi larutan media 1 ml. Selanjutnya sampel polen ditempatkan dalam inkubator 25 ±1
O
C dan diamati setiap hari sampai terlihat ada polen yang berkecambah.
Pengamatan kecambah polen: Siapkan mikroskop elektron, kemudian letakan gelas haemocytometer di bawah mikroskop. Ambil larutan polen dari
botol vial dengan menggunakan pipet steril yang sebelumnya larutan diaduk perlahan dan diteteskan di atas gelas haemocytometer kurang lebih satu tetes,
biarkan tetesan memenuhi ruang pada alat haemocytometer, kemudian ditutup dengan gelas penutup cover glass. Selanjutnya dengan menggunakan hand
counter , hitung jumlah seluruh polen yang terlihat dan amati serta hitung jumlah
polen yang berkecambah. Penghitungan polen diulang sekali lagi dengan meneteskan lagi larutan polen di atas haemocytometer. Kriteria polen yang
berkecambah adalah ketika tabung polen sudah terlihat tumbuh dengan ukuran panjang 2 kali ukuran diameter polen Owens et al 1991.
Respon yang diamati : persentase kecambah Analisis data : data dianalisis menggunakan ANOVA, dan uji signifikansi menurut
Tukey, pengolahan data menggunakan program Minitab versi 14.
Percobaan 5. Tipe Penyerbukan Palupi 2006
Penyerbukan sendiri self pollination: Penyerbukan sendiri dengan kontrol tangan : bunga yang baru terbuka
diemaskulasi dan secepatnya dilakukan penyerbukan dengan tangan menggunakan polen dari pohon yang sama atau bunga yang sama antara pukul
07.00 sampai pk 10.00, kemudian ditandai dengan label dan malai ditutup dengan kain tile transparan.
Penyerbukan sendiri secara alami : bunga yang baru terbuka dalam satu malai ditutup langsung dengan kain tile transparan, kemudian ditandai dengan
label. Jika penyerbukan berhasil yang ditandai dengan membesarnya ovarium,
maka polen dari bungatanaman yang sama kompatibel dengan stigma. Hal ini mengindikasikan terjadinya penyerbukan sendiri dan merupakan simulasi terjadi
penyerbukan sendiri secara alami. Penyerbukan silang cross pollination:
Penyerbukan silang dengan kontrol tangan : Bunga yang baru terbuka diemaskulasi dan secepatnya dilakukan penyerbukan dengan tangan
menggunakan polen dari bunga pohon yang lain antara pukul 07.00 sampai pk 10.00, kemudian ditandai dengan label dan malai ditutup dengan kain tile
transparan. Penyerbukan silang alami : satu malai bunga yang baru mekar dibiarkan
terbuka tidak ditutup, kemudian ditandai dengan label. Jika penyerbukan berhasil yang ditandai dengan membesarnya ovarium,
maka polen dari bunga pohon lain kompatibel dengan stigma. Hal ini mengindikasikan terjadinya penyerbukan silang dan merupakan simulasi
terjadinya penyerbukan silang alami. Respon yang diamati: Jumlah bunga menjadi buah
Analisis data: data dianalisis menggunakan ANOVA, signifikansi dengan uji jarak
berganda Duncan, pengolahan data menggunakan SAS software
3.3 Hasil dan Pembahasan 3.3.1 Hasil
Inisiasi Bunga Siklus reproduksi dimulai dengan terjadinya inisiasi bunga pada saat
mulai membentuk primordia bunga Gambar 5. Pengamatan jaringan tunas pada bulan Agustus menunjukkan bahwa inisiasi bunga telah terjadi dan mencapai
30. Pengamatan pada bulan September menunjukkan adanya kuncup malai yang sudah dapat diidentifikasi, yang memberikan indikasi terjadinya
perkembangan primordia bunga segera setelah inisiasi tanpa diselingi oleh dormansi kuncup generatif sebagaimana terjadi pada jati Palupi et al. 2010.
Gambar 5 Irisan longitudinal meristem apikal ma mindi: tunas generatif memperlihatkan primordia bunga pb, primordia daun pd jenis mindi
[B]. A. tunas vegetatif: meristem apikal membentuk primordia daun dan B. Meristem apikal sudah membentuk primordia bunga
Pengamatan jaringan tunas pada bulan September menunjukkan peningkatan inisiasi bunga sampai 70 dan pada bulan Oktober menurun
menjadi 60 Gambar 6. Data ini memberikan indikasi bahwa inisiasi bunga terjadi selama lebih dari 3 bulan Gambar 7, tetapi persentase terbesar terjadi
pada bulan September-Oktober. Hasil skoring pengamatan inisiasi dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 6 Grafik terjadinya bakal bunga dan bakal daun pada irisan sampel tunas.
Siklus Reproduksi Siklus reproduksi mindi di desa Gambung, Kec Ciwidey Bandung Selatan
berlangsung selama 5 – 6 bulan. Primordia bunga yang telah terinisiasi akan
berkembang menjadi kuncup malai. Kuncup malai berkembang membentuk malai terbuka memerlukan waktu 4-5 hari Tabel 3. Malai berkembang dan
kuncup bunga membesar sampai individu bunga mekar memerlukan waktu 14-17 hari. Individu bunga mekar bertahan selama satu hari. Perkembangan buah
dapat ditunjukan oleh ovarium yang mulai membesar yang dapat diamati pada 6- 7 hari setelah bunga mekar dan akan berkembang menjadi buah muda sekitar
satu minggu kemudian. Buah mencapai masak siap panen 71-92 hari atau dua- tiga bulan setelah bunga mekar yang ditandai dengan warna buah yang
menguning. Proses perkembangan pembungaan dan pembuahan dimulai dari
munculnya tunas generatif yang keluar dari ketiak daun berupa bendulan kecil, kemudian berkembang menjadi satu kuncup rangkaian bunga bakal malai yang
masih menyatu. Kuncup bakal malai berkembang menjadi satu rangkaian bunga yang lebih jelas dengan bakal bunga masih menutup. Selanjutnya bunga pada
malai bunga berkembang dengan petal mahkota bunga yang masih menguncup. Perkembangan selanjutnya individu bunga mekar dengan warna
sepal putih dan kolom staminal berwarna ungu kondisi bunga reseptif. Apabila terjadi penyerbukan, maka bunga akan menggugurkan bagian petalnya dan
terlihat ovarium bagian bawah pistil dimana sepal dan petal menempel mulai
70
30 40
30 70
60
Agustus September
Oktober In
ten si
ta s
in isi
asi p
emb u
n g
a an
Primordia daun Primordia bunga