Pendahuluan ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI

stigma didefinisikan sebagai kemampuan stigma untuk mendukung perkecambahan polen dan merupakan tahap yang sangat penting dalam keberhasilan penyerbukan dan sangat bervariasi antar spesies Heslop-Harrison 2000. Polen yang sudah matang akan menghasilkan daya kecambah yang tinggi dan kematangan polen biasanya dicirikan dengan terbukanya antera tempat polen diproduksi dan polen berhamburan keluar. Polen yang berkecambah ditandai dengan pertumbuhan tabung polen. Polen yang berkecambah pada permukaan stigma memberikan indikasi penerimaan stigma terhadap polen Shanker Ganeshaiah 1990. Tipe penyerbukan pada tanaman mindi dapat diketahui dengan melakukan penyerbukan sendiri dan silang terkendali Palupi 2006, sehingga dapat diketahui kompatibilitas antara stigma reseptif dengan polen masak dari rasio jumlah bunga yang menjadi buah fruit set dan tipe penyerbukan dievaluasi dari hasil penyerbukan tersebut. Tujuan penelitian adalah mengkaji aspek biologi reproduksi tanaman mindi yang meliputi siklus reproduksi, morfologi bunga dan tahap perkembangannya, masa reseptivitas stigma dan viabilitas polen serta tipe penyerbukan.

3.2 Bahan dan Metode: Percobaan 1. Siklus reproduksi

Pengamatan dilakukan pada plot penelitian di Desa Gambung Bandung- Jawa Barat. Bahan yang digunakan adalah tegakan mindi yang terdiri dari 10 pohon. Setiap pohon yang diamati dipasang tangga dari bambu serta dudukannya untuk memudahkan pengamatan. Metode penelitian adalah observasi langsung yang dilakukan terhadap pohon terpilih dengan menandai 3 cabang yang berbunga dari 10 pohon yang diamati. Setiap cabang ditandai dengan pita berwarna dan pada setiap cabang dipasang label plastik untuk setiap malai bunga yang tumbuh. Perkembangan pembungaan dan pembuahan per malai diamati mulai dari munculnya tunas bunga, bunga mekar, antesis, buah muda hingga buah masak dan jatuh. Setiap perubahan struktur pembungaan dan pembuahan diamati dengan mencatat waktu tanggal, jam dan periode yang diperlukan untuk setiap perubahan, ukuran dimensi, bentuk dan warna kemudian dicatat dan didokumentasi untuk setiap perubahannya. Metode penelitian ini dikembangkan dari Owens et al. 1991. Analisis data : analisis deskriptif Percobaan 2. Inisiasi Bunga Bahan yang digunakan adalah pohon induk mindi sebanyak 10 pohon. Pengambilan sampel tunas dilakukan pada plot penelitian di desa Gambung, kec. Ciwidey Bandung-Jawa Barat. Peralatan yang digunakan adalah botol vial ukuran 10 ml, larutan FAA, cutter, pisau silet, pisau scalpel, parafin, vacuum desiccator , plat pemanas 45 O C, mikrotome, freezer, gelas preparat, cover glass , bahan pewarnaan safranin dan anilin blue. Metode dilakukan secara sampling yaitu dengan cara mengambil beberapa contoh bakal tunas dari setiap pohon terpilih secara teratur setiap bulan selama 3 bulan. Tahap pengerjaan adalah sebagai berikut: sebanyak 10 sepuluh tunas diambil dari 10 pohon terpilih, tunas kemudian diiris memanjang longitudinal dan dimasukan ke dalam botol berisi larutan FAA Formalin-Acetic Acid-Alcohol 5:5:90 v:v:v sebanyak 10 ml untuk difiksasi. Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk dilakukan sayatan secara mikroskopis dengan menggunakan mikrotome. Proses penyayatan melalui beberapa tahap pengerjaan mulai dari pembuatan perahu parafin paraffin boating, penempelan embedding, penyayatan dengan ketebalan antara 0,5 dan 60 µm, peletakan pita parafin di atas gelas preparat dan pewarnaan dengan safranin dan anilin blue. Preparat pita hasil pewarnaan selanjutnya diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x Owens et al.1991. Apabila hasil pengamatan di bawah mikroskop, memperlihatkan bentuk jaringan tunas reproduktif primordia bunga dari sampel pohon yang diambil pada bulan tertentu, artinya sudah terjadi proses inisiasi bunga pada bulan tersebut dan jumlah persentase sampel yang menunjukkan tanda inisiasi bunga. Percobaan 3. Morfologi Bunga-Buah dan Tahap Perkembangan Bunga Pengamatan morfologi bunga di lakukan di plot penelitian di Desa Gambung Bandung Selatan bersamaan dengan pengamatan perkembangan pembungaan. Dengan demikian, selama pengamatan perkembangan pembungaan dilakukan juga pengamatan terhadap individu bunga dengan