Komponen intellectual capital Intellectual Capital

c. Relational Customer Capital 30 Relational Capital dapat diartikan sebagai relasi-relasi dengan para pelanggan dan prospeknya. Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Modal ini dapat diukur berdasarkan keuntungan yang diperoleh dari pelanggan. Oleh karena itu, Brinker mendefinisikan modal pelanggan sebagai hubungan dengan orang yang dilakukan tidak hanya berarti kepada klien dan pelanggan, tetapi juga kepada pemasok sehingga hubungan ini seringkali disebut dengan model realsional. Menurut Abeysekera, berbagai macam aspek dari relational capital perlu mendapatkan perhatian untuk dikelola sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan antara lain; merk, market share, kepuasan pelanggan, nama perusahaan, saluran distribusi, lisensi. Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai lebih dimata konsumen. relational capital juga meliputi kemampuan mengidentifikasi pasar yang ingin di bidik dan memprediksikan perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak luar. 30 Ibid h.56-57 Dalam penelitian ini komponen intellectual capital hanya diklasifikasikan sebagai human capital dan structural capital. Relational capital tidak dilakukan penguji karena adanya keterbatasan data di dalam laporan keuangan dan pengukuran yang digunakan.

3. Value Added Intellectual Capital VAIC™

Metode Value Added Intellectual Capital VAIC™ dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1998 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan asset tidak berwujud intangible asset yang dimiliki perusahaan. VAIC™ merupakan instrument untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Definisi Pulic tentang efisiensi disini adalah menghasilkan nilai tambah sebesar mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada. 31 Pulic 2004 seperti yang dikutip oleh Hasna Fatimah menjelaskan bahwa sebuah k onsep penting dalam metode VAIC™ adalah corporate intellectual ability, yaitu efisiensi penciptaan nilai total yang disebabkan oleh penggunaan modal intelektual dan modal fisik didalam lingkungan bisnis. Asumsi dasarnya adalah modal intelektual tidak dapat beroperasi sendiri tanpa dukungan modal fisik temasuk financial capital. Singkatnya, corporate intellectual ability 31 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, Yogyakarta : Graha ilmu,2009 h.87 yang diukur dengan VAIC™ adalah sebuah indikator dari seluruh efisiensi atau kemampuan dari sebuah perusahaan untuk menggunakan total modal intelektual dan modal fisik didalam menciptakan value bagi perusahaan. 32 Semakin tinggi koefisien VAIC™ maka semakin tinggi value yang diciptakan dengan jumlah modal intelektual dan modal fisik yang sama. Parameter utama dari VAIC™ ini adalah value yang diciptakan dan sumber daya yang menciptakan value tersebut, yaitu modal intelektual dan modal fisik. Modal intelektual sendiri mempunyai dua komponen yaitu human dan structural capital. 33 Modal konseptual VAIC™ dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2. 1 Model Konseptual VAIC™ Model VAIC™ dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai.VA dihitung sebagai 32 Hasna Fatimah,”Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2012 33 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital : Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan Kinerja Organisasi”. Malang; UMM Press,2015h. 107 Physical Capital Intellectual Capital Structural Capital Human Capital Financial Capital Capital Employed selisih antara output dan input. Outputs OUT merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar. Inputs IN mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan labour expenses tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential yang direpresentasikan dengan labour expenses tidak dihitung sebagai biaya. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic’s adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai value creating entity. 34 Secara ringkas, value added VA dihitung sebagai selisih antara nilai output dan input. Dimana:  OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain.  IN = Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain selain beban karyawan 34 Ibid h.107 VA dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki perusahaan, antara lain: 35 a. Value Added Human Capital VAHU Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Hubungan VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary and wage cost adalah indikator dari HC perusahaan. Rumus VAHU adalah sebagai berikut : b. Value Added Capital Employed VACA Value Added Capital Employed VACA menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal 35 Ibid h.107-109