Value Added Intellectual Capital VAIC™

VA dipengaruhi oleh efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki perusahaan, antara lain: 35 a. Value Added Human Capital VAHU Value Added Human Capital mengindikasikan berapa besar kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang telah dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Hubungan VA dan HC mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Konsisten dengan pandangan para penulis IC lainnya, Pulic berargumen bahwa total salary and wage cost adalah indikator dari HC perusahaan. Rumus VAHU adalah sebagai berikut : b. Value Added Capital Employed VACA Value Added Capital Employed VACA menggambarkan seberapa banyak value added yang dihasilkan dari satu unit modal 35 Ibid h.107-109 fisik yang digunakan. Perusahaan akan terlihat lebih baik dalam memanfaatkan Capital Employed CE-nya jika 1 unit dari CE menghasilkan return lebih besar daripada perusahaan lain. Kemampuan perusahaan dalam mengelola CE dengan baik merupakan bagian dari intellecctual capital perusahaan tersebut. Rumus VACA adalah sebagai berikut : c. Structural Capital Value Added STVA Structural Capital Value Added STVA menunjukkan kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Menurut Pulic yang dikutip Ulum, SC bukanlah ukuran yang independen sebagaimana HC, SC dependen terhadap value creation. Lanjutnya menjelaskan semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Rumus STVA adalah sebagai berikut: keterangan: Structural Capital diperoleh dari = Value added – Beban gaji Rasio terakhir dalam menghitung kemampuan intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC™. VAIC™ = VACA + VAHU + STVA Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah perbankan, hasil perhitungan VAIC™ dapat diranking berdasarkan skor yang dimiliki. Ulum telah merumuskan untuk memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu 36 : Tabel 2 1 Kategori VAIC Nilai VAIC Kategori Diatas 3,00 Top Performance 2,0 – 2,99 Good Performance 1,5 – 199 Common Performance Dibawah 1,5 Bad Performance Sumber: Ihyaul Ulum,2015 Keunggulan metode Pulic adalah karena data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut 36 Ibid h. 121 adalah angka-angka keuangan yang standar dan umum tersedia dari laporan keuangan perusahaan.

C. Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sebelum membahas pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional, maka terlebih dahulu membahas pengertian perbankan secara umum. Menurut Kasmir pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 37 Kemudian menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November tentang perbankan, bahwa perbankan adalah: 38 “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang mempunyai tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana masyarakat funding, menyalurkan dana masyarakat lending dan memberikan jasa bank lainnya service 37 Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. h.11 38 Ismail “Perbankan Syariah” Jakarta: Kencana. 2011. h.30

1. Pengertian Perbankan Syariah

Undang-undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah BUS, unit usaha syariah UUS dan bank pembiayaan rakyat syariah BPRS. 39 Pada umumnya yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Definisi bank syariah lainnya adalah lembaga keuanganperbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Lembaga ini memiliki usaha pokok yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat islam. 40 Bank dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 13 Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut 41 : 39 Bank Indonesia, “UU Perbankan Syariah” dokumen diakses pada tanggal 25 Juni 2016 dari http:www.bi.go.ididtentang-biuu-biDocumentsUU_21_08_Syariah.pdf 40 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, h.1 41 Kemen trian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,” Perubahan UU 7- 1992 Tentang Perbankan”dokumen di akses pada tanggal 25 Juni 2016 dari http:peraturan.go.iduunomor-10-tahun-1998.html “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal Musyarakah, prinsip jual beli Murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan Ijarah atau dengan adanya pemindahan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain Ijarah Wa Itiqna ”.

2. Pengertian Bank Konvensional

Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Bank Konvensional adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam menjalankan suatu usaha atau setiap kegiatan tentu harapan yang pertama kali diinginkan adalah memperoleh keuntungan. Dalam menentukan harga dan mencari keuntungan, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu 42 : - Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula untuk produk pinjamannya kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku 42 Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006. h. 13 bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah Spread Based. - Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau prosentase tertentu. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah Fee Based. Bunga bank yang berdasarkan prinsip konvesional dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Dalam kegiatan perbankan berdasarkan konvensional ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu : Pertama adalah bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya, seperti giro, bunga tabungan serta bunga deposito dan harga ini bagi bank merupakan harga beli. Kedua adalah bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank seperti bunga kredit dan harga ini bagi bank merupakan harga jual. 43 43 Ibid h. 37