Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

oleh Ulum et al., 7 berhasil membuktikan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan dan ROGIC rate of growth intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Penelitian yang telah dilakukan Agustin Takarini 8 menunjukkan hasil penelitian bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan Bank Umum Syariah. Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumowati 9 menunjukkan hasil yang berbanding terbalik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak seluruh komponen intellectual capital berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan manufaktur. Karakteristik industri manufaktur lebih cenderung menggunakan modal fisik physical capital dalam operasional perusahaan. Namun berapa perusahaan manufaktur kini juga dinilai telah menggunakan modal intelektual berupa adanya teknologi yang canggih bersama dengan physical capital untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Penelitian Fauziah 10 dengan memilih objek pada PT.Telekomunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen 7 Ulum, Imam Ghozali Anis Chairi. “Intellectual Capital dan Kinerja Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekat an Partial Least Squares”In: Simposium Nasional Akuntansi 23- 24 Juli, Universitas Tanjung Pura Pontianak 2008. 8 Agustin Takarini. “Pengaruh Intellectual capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010- 2012”Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2014. 9 Kusumowati. ” Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur tahun 2008- 2012” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang 2013 10 Fauziah, “Analisis Faktor Modal Intelektual Dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis” Tesis S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasnuddin Makasar, 2014 modal intelektual berpengaruh dalam meningkatkan kinerja bisnis pada PT.Telekomunikasi. Dalam era globalisasi, industri telekomunikasi adalah sektor bisnis yang paling penting. Industri telekomunikasi merupakan salah satu dari high-tech industries. Industri telekomunikasi membutuhkan banyak karyawan yang intelek untuk menciptakan ide pada suatu produk yang dikembangkan, software dan teknologi agar lebih maju dan memuaskan pelanggan. Beberapa hasil penelitian bervariasi karena faktor dari jenis-jenis perusahaan. Hampir setiap industri telah merasakan dampak dari peningkatan modal intelektual. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan dalam investasi modal intelektual pun tentu semakin meningkat. Tetapi karakteristik setiap industri berbeda, maka investasi akan modal intelektual akan berbeda pula. Terkait dengan jenis perusahaan yang menerapkan intellectual capital, Firer dan William 2003 11 menyatakan industri perbankan merupakan salah satu sektor yang memiliki intellectual capital paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual, secara keseluruhan karyawan disektor perbankan lebih homogen dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam meningkatkan dan memajukan perekonomian negara karena lembaga perbankan mempunyai fungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana dengan pengguna dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi 11 Ihyaul Ulum, “Intellectual Capital:Model Pengukuran, Framework Pengungkapan dan Kinerja Organisasi”h. 184 tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dana dari masyarakat atau dana pihak ketiga DPK yang dihimpun oleh bank, dimana sebagian akan menjadi cadangan dana oleh bank dan sebagian akan dialokasikan sebagai pendanaan pinjaman dan juga investasi bagi bank untuk mendapatkan profit. Mengingat yang dikelola oleh bank adalah dana, baik dan pemilik maupun dana masyarakat, maka sektor perbankan mengandalkan kepercayaan. Oleh karena itu, selain membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan profesional, bank harus dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki integritas moral yang baik dan terpercaya. Dengan demikian, perbankan diharapkan dapat memperoleh intellectual capital yang kuat dalam mengantisipasi persaingan masa depan melalui sumber daya manusia yang unggul, kreatif dan memiliki visi jauh kedepan. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan Undang- undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan amanat kepada Bank Indonesia untuk mengakomodasi pengaturan dan pengawasan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Keberadaan dual banking system atau sistem perbankan ganda, yaitu perbankan berdasarkan konvensional dan syariah. Undang-undang tersebut memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau mungkin mengkonversi diri secara total bank syariah. Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi terbaru yang mengatur secara khusus mengenai perbankan syariah melalui UU No.21 tahun 2008, dengan adanya dukungan dari pemerintah maka lembaga keuangan syariah memiliki tanggung jawab untuk memajukan lembaga keuangan syariah agar lebih baik. 12 Hal mendasar yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah produk dan jasa perbankan yang ditawarkan serta cara pembagian keuntungannya. Bank konvensional menerapkan sistem bunga, menghalalkan kegiatan yang diharamkan dalam Islam dan bersifat komersial. Berbeda dengan bank syariah yang memiliki karakteristik antara lain tidak menerapkan sistem bunga, menggunakan metode bagi hasil dan jual beli, hanya memberikan pembiayaan pada kegiatan usaha yang halal serta mempunyai sifat ta’awunsosial yang tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan tetapi saling tolong menolong. Walaupun berbeda karakteristik, namun keduanya sama termasuk dalam kategori “intellectually intensive”. Maka kedua jenis bank tersebut dituntut untuk memiliki karyawan yang berkompetensi agar lebih berinovasi dalam mengembangkan produk dan memajukan perusahaan. Namun di sisi lain masalah yang timbul adalah pada saat ini perbankan syariah masih kekurangan akan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ekonomi islam atau perbankan syariah secara khusus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan bank syariah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan berbasis ekonomi syariah. Hal 12 Permadi Gandapradja, “Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank” Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,2004h.171 ini bisa menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan perbankan syariah dan kalah saing dengan perbankan konvensional. Akan tetapi, belum banyak pembuktian secara empiris bahwa perbankan konvensional memiliki intellectual capital yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank syariah. Maka penelitian ini akan membuktikan seberapa besar bank syariah dan bank konvensional dalam menghasilkan nilai intellectual capital , kategori bank manakah yang lebih unggul serta apakah terdapat perbedaan nilai komponen intellectual capital antara kedua jenis bank tersebut. Penelitian ini menganalisis intellectual capital mengguna kan metode perhitungan VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic dan uji independent t-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan komponen intellectual capital yang dimiliki bank syariah dan bank konvensional sehingga dibuatlah judul penelitian “Perbandingan Intellectual Capital Pada Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia Periode 2011- 2015”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menerangkan masalah yang mungkin muncul pada objek yang akan diteliti. Identifikasi masalah yang ditemukan antara lain: 1. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perbankan di Indonesia periode 2011-2015? 2. Apakah terdapat perbedaan nilai intellectual capital pada perbankan konvensional dan perbankan syariah?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan banyaknya masalah yang teridentifikasi dan keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian ini dibatasi agar masalah lebih fokus dan spesifik serta untuk menghindari terjadi tumpang tindih dengan masalah lain diluar wilayah penelitian, penelitian ini dibatasi pada : a. Sampel penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria: 1 BUS dan BUK yang telah berdiri sejak tahun 2009 dan masih terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2011- 2015, 2BUS dan BUK yang memiliki aset terbesar serta mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut pada tahun 2011-2015 dan telah diaudit. Maka, terpilihlah sampel penelitian diantaranya: - 5 Bank Umum Konvensional: Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank CIMB Niaga - 5 Bank Umum Syariah: Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, Panin Bank Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah mewakili kelompok bank syariah b. Rentan waktu data yang dianalisis periode 2011-2015. c. Data-data laporan keuangan tahunan perbankan berupa neraca dan laporan labarugi tahun 2011-2015. d. Penelitian ini sebatas mengetahui seberapa besar komponen intellectual capital yang dihasilkan menggunakan metode perhitungan value added intellectual coefficient VAIC™ dan melihat adakah perbedaan komponen intellectual capital yang dihasilkan oleh bank syariah dan bank konvensional dengan menggunakan uji independent sample t-test.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. Bagaimana perkembangan intellectual capital pada perbankan syariah dan perbankan konvensional di Indonesia periode 2011- 2015? b. Apakah terdapat perbedaan antara nilai komponen intellectual capital yang dimiliki oleh perbankan syariah dan perbankan konvensional di Indonesia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Menjelaskan nilai intellectual capital yang dihasilkan oleh bank syariah dan bank konvensional di Indonesia b. Melihat adakah perbedaan antara nilai komponen intellectual capital yang dimiliki oleh bank syariah dan bank konvensional.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan bacaan yang dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi pihak akademisi tentang penting nya pengukuran intellectual capital dengan perhitungan VAIC™ untuk menciptakan kinerja dan nilai sebuah perusahaan. b. Manfaat Praktis - Bagi Pihak Praktisi Penelitian ini diharapkan agar menjadi dasar bagi perusahaan untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan atau tindakan yang berkaitan dengan pembinaan intellectual capital. - Bagi Pihak Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi bagi masyarakat untuk mengetahui cara pengukuran dan pengungkapan intellectual capital yang sulit diketahui karena pengungkapannya tidak terdapat pada laporan keuangan sehingga masyarakat bisa menilai kinerja atau nilai suatu perusahaan.