dikeluarkan untuk pelatihan, gaji, tunjangan dan kesejahteraan karyawan. Hal ini dilakukan karena aset SDM penting bagi
perusahaan. 3. Structural Capital Value Added STVA
Structural Capital Value Added STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan
indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Rumus yang digunakan adalah:
SC = Value added – human capital
maka perhitungannya:
Tabel 4. 3 Nilai STVA Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank 2011
2012 2013
2014 2015
Muamalat 0.59
0.55 0.56
0.64 0.48
BSM 0.57
0.64 0.61
0.51 0.21
BRIS 0.07
0.42 0.32
0.14 0.43
BNIS 0.27
0.36 0.40
0.48 0.66
BPNS 0.54
0.76 0.61
0.71 0.61
MANDIRI 0.74
0.74 0.74
0.74 0.75
BRI 0.73
0.73 0.71
0.71 0.70
BCA 0.72
0.70 0.71
0.71 0.70
BNI 0.66
0.67 0.70
0.71 0.72
CIMB 0.69
0.69 0.66
0.65 0.56
Sumber: Data diolah
Tabel 4.3 menunjukkan nilai STVA yang dihasilkan oleh bank syariah dan bank konvensional. Nilai STVA tertinggi pada tahun 2011
dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 0,74 . Pada tahun 2012 nilai STVA yang tertinggi dimiliki oleh Panin Bank Syariah sebesar 0,76. Pada
tahun 2013-2015, Bank Mandiri memiliki nilai STVA yang paling unggul dibandingkan dengan sembilan bank lainnya.
B. Perkembangan Value Added Intellectual Capital VAIC Bank Syariah
dan Bank Konvensional
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC™ merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu
VACA, VAHU dan STVA.
Gambar 4. 1 Perkembangan VAIC Perbankan Periode 2011-2015
Sumber: data diolah 0.0
1.0 2.0
3.0 4.0
5.0 6.0
2011 2012
2013 2014
2015
Dalam Gambar 4.1 menunjukkan tingkat perkembangan VAIC sampel perbankan selama 2011-2015. Selama periode data penilitian, nilai VAIC
mengalami Fluktuatif. Nilai VAIC tertinggi selama periode data penelitian dimiliki oleh Bank Mandiri dengan score 5,3 di tahun 2015. Dalam
perkembangannya bank Mandiri memiliki nilai VAIC yang flat pada periode 2011-2014, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan yang
drastis. Namun, pada tahun 2015 bank Mandiri lebih unggul dibandingkan dengan 9 perusahaan perbankan lainnya selama periode data penelitian.
Hal ini didukung karena adanya komponen intellectual capital yang dimiliki Bank Mandiri selalu unggul, seperti yang dijelaskan pada tabel
4.2 dan 4.3 Perusahaan yang memiliki nilai VAIC yang tinggi dalam laporan
tahunannya, bank tersebut memberikan jumlah dana yang besar terhadap beban karyawannya. Artinya, perusahaan tersebut memberikan pelatihan
yang cukup besar terhadap karyawannya. Dana dikeluarkan untuk memberikan pelatihan dan pengembangan pengetahuan karyawan,
sehingga karyawan mampu memberikan nilai tambah bagi bank tersebut. Selain itu bank tersebut mampu mengelola aset fisik modal dengan baik
dan mampu menggunakan sumber informasi berteknologi serta jaringan yang baik.
Sedangkan untuk nilai VAIC terendah pada periode data penelitian dimiliki oleh BRI Syariah dengan score 1,5 pada tahun 2011. Dalam
perkembangannya, BRI Syariah mengalami perkembangan yang fluktuatif
dimana BRI Syariah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, pada tahun 2012 memiliki nilai VAIC sebesar 2,7. Namun, mengalami
penurunan kembali pada tahun 2013 dan 2014 hingga akhirnya mengalami peningkatan kembali pada tahun 2015 dengan memiliki nilai sebesar 2,6.
BRI Syariah yang tergolong baru berdiri dibandingkan dengan bank lain, masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan
syariah terutama dalam hal mengembangkan, memperbaharui intellectual capital yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.
Tidak semua Bank syariah yang baru berdiri, memiliki VAIC yang rendah. Hal tersebut dibuktikan oleh Panin Bank Syariah yang memiliki
skor VAIC yang tinggi pada tahun 2012 sebesar 5,2 yang berarti bisa menghasilkan skor diatas 4 namun tidak konsisten. Hal ini terjadi karena
dari komponen pembentuk VAIC yaitu Value Added Human Capital VAHU memberikan kontribusi yang cukup besar sebesar 4,24 sehingga
skor VAIC menjadi besar. Artinya pada tahun 2012, Panin Bank Syariah mampu memberikan nilai tambah dengan dana yang dikeluarkannya untuk
tenaga kerja atau karyawan. Berdasarkan parameter efisiensi Intellectual Capital yang telah
dijelaskan di BAB II, penelitian ini mencoba memberikan peringkat untuk tiap tahunnya kepada perusahaan perbankan selama periode 2011-2015.
Hasil perhitungan kinerja IC berdasarkan model VAIC masing-masing bank yang diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yang didasarkan pada skor
VAIC masing-masing bank, yaitu:
1 Top performance – skor VAIC™ diatas 3
2 Good performance – skor VAIC™ antara 2,0 sampai 2,99
3 Common Performance – skor VAIC™ antara 1,5 sampai 1,99
4 Bad performance – skor VAIC™ dibawah 1,5
Berikut ini peringkat VAIC 10 sampel perbankan periode 2011- 2015, disajikan dalam bentuk tabel :
B1. Peringkat VAIC tahun 2011
Tabel 4. 4 Peringkat VAIC tahun 2011
Peringkat Bank
Score Kategori
1 BRI
5.02 Top Performance
2 Mandiri
4,99 Top Performance
3 BCA
4.68 Top Performance
4 CIMB
4.31 Top Performance
5 BNI
3.96 Top Performance
6 BSM
3.65 Top Performance
7 Muamalat
3.50 Top Performance
8 BPNS
2.76 Good Performnce
9 BNI Syariah
2.08 Good Performnce
10 BRI Syariah
1.50 Common
Performace Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.4 bank yang masuk dalam kategori Top Performance
sebanyak 7 bank, terdiri dari 5 bank konvensional 2 bank syariah. Bank konvensional menduduki ranking 5 besar yang memiliki nilai
VAIC diatas 4 dan bank BRI yang menduduki kategori ranking pertama di tahun 2011 dengan memperoleh nilai VAIC sebesar 5,02.
Bank syariah belum mampu menghasilkan nilai VAIC diatas 4