7. Plate Bar ukuran 6000mm x 100mm x 12mm. 8. Round Bar untuk poros roda dengan diameter 75mm.
9. Roda yang terbuat dari bahan cast steel dengan diameter 350mm dan diameter lubang untuk poros roda sebesar 65 mm.
10. Bantalan poros yang terbuat dari bahan bronze dengan diameter lubang untuk poros roda sebesar 60mm.
11. Gandengan depan dan gandengan belakang. Bahan tambahan yang digunakan adalah cat tahan panas berwarna hitam.
Pengecatan ini dilakukan agar lori tidak mudah mengalami korosi. Sedangkan bahan penolong yang digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi
namun tidak terkandung dalam produk akhir adalah gas LPG dan gas oksigen. Gas LPG dan gas oksigen digunakan pada mesin blander potong pada proses
pemotongan. Api bersuhu tinggi yang berasal dari pembakaran gas tersebut digunakan untuk memotong plat secara manual sesuai bentuk dan ukuran yang
diperlukan.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan lori di PT. Kharisma Abadi Sejati terdiri dari proses pembuatan body lori, proses pembuatan seksi body lori, proses pembuatan roda
lori, serta proses penyelesaian akhir. Adapun proses pembuatan body lori adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran dan Pemotongan Besi Plat
Universitas Sumatera Utara
Bahan baku berupa MS Plate 10 dan MS Plate 8 telah berada di departemen pengukuran dan pemotongan besi plat. Pada tahapan ini, besi plat tersebut diukur
dan diberi tanda garis potong mengunakan pensil khusus dan mal sesuai dengan spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari
kesalahan pemotongan dan pengeboran. Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin
blander potong. Pada mesin tersebut, reaksi gas LPG dan gas oksigen menghasilkan nyala api yang bersuhu tinggi. Api tersebut yang digunakan untuk
memotong besi. Pemotongan dilakukan secara manual sehingga harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan pemotongan.
2. Pengeboran Setelah selesai dipotong, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke
departemen pengeboran. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor magnet secara manual. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar
lubang yang dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah ditentukan. Setelah selesai dibor, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke departemen
perakitan dan pengelasan. Sedangkan besi plat yang digunakan menjadi sisi kiri dan kanan body lori yang memiliki bentuk lengkung terlebih dahulu dibawa ke
departemen pengerolan dengan menggunakan crane. 3. Pengerolan
Pengerolan dilakukan untuk membuat bentuk lengkung plat besi yang menjadi sisi kiri dan kanan body lori. Plat besi diangkat dengan menggunakan
crane, lalu masuk ke mesin roll plate dan berbentuk lengkung setelah keluar.
Universitas Sumatera Utara
Setelah selesai dirol, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke departemen perakitan dan pengelasan.
Adapun proses pembuatan seksi body lori adalah sebagai berikut. a. Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan
Bahan baku berupa Besi UNP, Besi Strip, Besi Siku, dan Besi Plate Bar dibawa dari gudang ke departemen pengukuran dan pemotongan besi
batangan dengan menggunakan forklift. Pada tahapan ini, besi batangan tersebut diukur dan diberi tanda garis potong mengunakan pensil khusus dan
mal sesuai dengan spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari kesalahan pemotongan dan pengeboran.
Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin gergaji besi. Kemudian setelah selesai dipotong, besi batangan tersebut
dibawa ke departemen perakitan dan pengelasan dengan menggunakan forklift. Sedangkan Besi UNP yang menjadi seksi bawah lori untuk mengunci
baut pada bantalan poros roda dibawa dengan menggunakan forklift ke departemen pengeboran untuk dibor terlebih dahulu. Pengeboran dilakukan
untuk membuat lubang pada Besi UNP agar baut dapat dikunci pada Besi UNP tersebut
b. Pengeboran Besi UNP yang menjadi bagian bawah lori untuk mengunci baut pada
bantalan poros roda lori dibor dengan menggunakan mesin bor magnet secara manual. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar lubang yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah ditentukan. Setelah selesai dibor, Besi UNP dibawa ke departemen perakitan dan pengelasan
dengan menggunakan forklift. Adapun proses pembuatan roda lori adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan Bahan baku berupa Besi Round Bar dibawa dari gudang ke departemen
pengukuran dan pemotongan besi batangan dengan menggunakan forklift. Pada tahapan ini, besi batangan tersebut diukur dan diberi tanda garis potong
mengunakan pensil khusus dan mal sesuai dengan spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari kesalahan pemotongan
dan pembubutan. Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin gergaji besi. Kemudian setelah selesai dipotong, besi
batangan tersebut dibawa ke departemen pekerjaan mesin secara manual untuk dibubut.
2. Pembubutan Besi Round Bar yang menjadi poros roda lori kemudian dibubut dengan
menggunakan mesin bubut. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar bentuk yang dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah
ditentukan. Setelah selesai dibubut, Besi Round Bar dibawa ke departemen pembuatan roda secara manual.
3. Pembuatan Roda
Universitas Sumatera Utara
Besi Round Bar yang menjadi poros roda lori kemudian dipanaskan pada suhu tinggi. Di departemen ini pula roda lori yang terbuat dari bahan
cast steel juga dipanaskan pada suhu tinggi. Setelah itu roda dipasang ke poros dan kemudian didinginkan. Proses pemasangan dengan prinsip
pemanasan dan pendinginan ini sangat baik untuk membuat roda terpasang dengan kuat pada porosnya. Setelah dingin, bantalan poros roda dipasang
sementara pada poros roda untuk digunakan mengunci roda pada body lori nantinya. Setelah itu roda dibawa ke departemen perakitan dan pengelasan
dengan menggunakan forklift.
Adapun proses penyelesaian akhir dalam pembuatan lori adalah sebagai berikut.
a. Perakitan dan Pengelasan Pada proses ini terlebih dahulu dirakit bagian body lori dengan seksi sisi dan
seksi atas lori. Setelah dirakit dengan tepat kemudian dilakukan pengelasan. Setelah itu dilakukan perakitan seksi bawah lori. Untuk itu lori harus dibalikkan
terlebih dahulu dengan menggunakan crane untuk memudahkan perakitan dan pengelasan. Setelah selesai dilas, dilakukan pengelasan gandengan depan dan
gandengan belakang pada sisi depan dan sisi belakang body lori. Kemudian tahap akhir yang dilakukan adalah perakitan roda lori ke body lori, yaitu dengan
mengunci baut yang terdapat pada bantalan poros roda tersebut ke Besi UNP yang menjadi seksi lori bagian bawah melalui lubang yang telah dibuat.
Universitas Sumatera Utara
Proses perakitan dan pengelasan ini harus dilakukan dengan tepat mengikuti tanda-tanda yang telah dibuat agar setiap bagian dapat menyatu atau tersambung
dengan baik dan kuat. Setelah itu, lori yang telah selesai dirakit secara lengkap dibalikkan kembali ke posisi semula dengan menggunakan crane. Lori kemudian
dibawa dengan menggunakan crane ke departemen pengecatan untuk dicat.
b. Pengecatan Pengecatan dilakukan agar lori lebih tahan lama dan tidak mudah mengalami
korosi. Sebelum dicat, seluruh permukaan lori harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel termasuk karat yang sudah ada di permukaannya,
kemudian dicat dengan cat warna hitam tahan panas dengan menggunakan kuas. Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali agar lapisan cat menempel lebih tebal
pada permukaan lori dan tidak mudah terkelupas. Adapun flow process chart FPC proses produksi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin