Analisis Analisis PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

Grey FMEA Nilai – nilai input keseriusan effect severity, kemungkinan terjadinya cause kegagalan yang berhubungan dengan effect occurance, dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi detection merupakan input nilai pengolahan Grey FMEA. Dari hasil pengolahan data, perhitungan dengan menggunakan metode Grey FMEA dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Prioritas Penyebab Kegagalan Nilai Derajat Hubungan Derajat Hubungan Ranking 0,543 Γ 05 1 0,567 Γ 02 2 0,567 Γ 08 3 0,567 Γ 07 4 0,633 Γ 06 5 0,672 Γ 04 6 0,689 Γ 03 7 0,784 Γ 01 8 Sumber : Pengolahan Data Г 05 , Г 02 , Г 08 , dan Г 07 masing-masing merupakan komponen mesin bor magnet, yaitu Motor NFA06LG-011, spindle, radial ball bearing, dan v-belt. Keempat komponen ini menyebabkan mesin bor magnet tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan Universitas Sumatera Utara perlu adanya pembongkaran untuk mengetahui adanya kerusakan pada komponen oleh sebab itu, keempat komponen ini perlu mendapatkan prioritas perbaikan.

6.2. Analisis

Logic Tree Analysis LTA Komponen Mesin Berdasarkan hasil pengolahan data LTA, maka diperoleh kategori kegagalan komponen mesin. Pengkategorian komponen mesin dilakukan atas pertimbangan : 1. Kategori A, yaitu failure mode yang mempunyai konsekuensi safety terhadap personil. Berdasarkan hasil penelitian, komponen mesin bor magnet tidak terdapat dalam kategori ini karena kerusakan komponen tidak menyebabkan masalah yang dapat mencelakakan keselamatan operator. 2. Kategori B, yaitu failure mode yang mempunyai konsekuensi terhadap operasional plant. Komponen mesin bor magnet yang termasuk dalam kategori ini, yaitu : a. Spindle b. Drilling chuck c. Motor NFA03LG-011 d. Pulley e. V-belt f. Radial ball bearing Adapun alasan komponen spindle, drilling chuck, spindle sleeve, motor NFA03LG-011, pulley, v-belt, dan radial ball bearing termasuk kedalam kategori B dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Alasan Komponen Termasuk Kategori B No. Komponen Keterangan 1. Spindle Spindle rusak menyebabkan drilling chuck tidak dapat berputar sehingga proses pengeboran tidak dapat dilakukan 2. Drilling chuck Drilling chuck aus menyebabkan drilling chuck tidak dapat memegang mata bor sehingga proses pengeboran tidak dapat dilakukan 4. Motor NFA03LG-011 Motor terbakar menyebabkan tidak adanya daya yang dihasilkan sehingga mesin menjadi off 5. Pulley Pulley retak menyebabkan spindle tidak dapat berputar dan mata bor tidak dapat berputar sehingga proses pengeboran tidak dapat dilakukan 6. V-belt V-belt putus menyebabkan transmisi daya dari motor tidak tersalurkan ke pulley sehingga proses pengeboran tidak dapat dilakukan 7. Radial ball bearing Bola bearing pecah menyebabkan batang as tidak berputar, spindle tidak dapat diputar, mata bor tidak dapat berputar sehingga proses pengeboran tidak dapat dilakukan Sumber : Hasil Pengamatan 3. Kategori C, yaitu failure mode yang tidak berdampak pada safety maupun operasional plant dan hanya menyebabkan kerugian ekonomi yang relatif kecil untuk perbaikan. Komponen mesin bor magnet yang termasuk dalam kategori ini, yaitu : a. Saklar magnet b. Spindle sleeve Adapun alasan komponen saklar magnet dan spindle sleeve termasuk kedalam kategori C dapat dilihat pada Tabel 6.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3. Alasan Komponen Termasuk Kategori C No. Komponen Keterangan 1. Saklar magnet Saklar magnet rusak menyebabkan magnet pada mesin bor tidak dapat diaktifkan sehingga waktu pengoperasian dengan mesin bor menjadi lebih lama 2. Spindle sleeve Spindle sleeve retak menyebabkan putaran spindle menjadi tidak stabil, putaran mata bor tidak stabil sehingga proses pengeboran menjadi terganggu Sumber : Hasil Pengamatan 4. Kategori D, yaitu failure mode yang tergolong sebagai hidden failure dan kemudian hidden failure digolongkan lagi kedalam kategori DA, DB, dan DC dengan A, B, dan C merupakan kategori yang telah dibahas diatas. Berdasarkan hasil penelitian, kerusakan komponen mesin bor magnet tidak terdapat dalam kategori ini. Hasil pengelompokkan komponen dengan LTA untuk masing – masing kategori dan persentase terhadap kerusakan sistem dapat dilihat pada Tabel 6.4. Tabel 6.4. Pengelompokkan Kategori Komponen Mesin Bor Magnet No. Kategori Jumlah komponen Persentase Rating 1. A - - Rendah 2. B 6 75 Tinggi 3. C 2 25 Sedang Total 8 100 Sumber : Pengolahan Data Berdasarkan Tabel 6.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar 75 kerusakan komponen mesin bor magnet berkategori B yang mempunyai konsekuensi terhadap Universitas Sumatera Utara operasional plant outage problem dan dapat mengakibatkan kegagalan total di sistem atau sebagian sistem.

6.3. Prosedur Perawatan Berdasarkan Pemilihan Tindakan RCM

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) Untuk Merencanakan Kegiatan Perawatan Mesin Di PT. SMART, TBK

18 107 121

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Perencanaan Pemeliharaan Paper Machine dengan Basis RCM (Reliability Centered Maintenance) Di PT.PDM Indonesia

13 90 170

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

7 103 57

PERANCANGAN MAINTENANCE YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN KILN

5 20 1

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

4 9 20

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

0 2 23

Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

0 2 14