Diagram Pareto Interval Penggantian Komponen dengan Total Minimum Downtime

eksponensial. Distribusi eksponensial akan tergantung pada nilai λ, yaitu laju kegagalan konstan. Fungsi distibusi kumulatif dari distribusi Eksponensial: Ft= 1- e - λ t 5. Pola Distribusi Gamma Distribusi Gamma memiliki karakter yang hampir mirip dengan distribusi Weibull dengan shape parameter β dan scale parameter α. Dengan memvariasikan nilai kedua parameter tersebut maka ada banyak jenis sebaran data yang dapat diwakili oleh distribusi Gamma. Fungsi distibusi kumulatif dari distribusi Gamma: Ft = � t β-1 α β τβ exp �- � t α�� t dt Ada dua kasus khusus berkaitan dengan distribusi gamma. Kasus yang pertama saat β = 1 dan yang kedua β = integer, maka saat: 1 β = 1 ft= 1 α exp �- � t α�� 2 β = integer ft= t β-1 α β β-1 exp �- � t α��

3.4. Diagram Pareto

16 16 Dale H, Besterfield. Quality Control. Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1998, hlm. 5-7 Universitas Sumatera Utara Alfredo Pareto adalah orang yang pertama kali memperkenalkan diagram pareto ini. Tujuannya pada saat itu untuk mendistribusikan kesejahteraan masyarakat, kemudian Dr. Joseph Juran mengembangkannya lagi sehingga dapat digunakan pada berbagai macam bidang. Diagram pareto adalah grafik yang menguraikan klasifikasi data secara menurun mulai dari kiri ke kanan. Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi masalah dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Diagram ini pada awalnya menampilkan distribusi frekuensi tentang kesejahteraan beberapa negara, yang kemudian ternyata sesuai untuk diterapkan pada manajemen mutu. Diagram Pareto menunjukkan bahwa sekitar 80 dari kekayaan atau kesejahteraan negara-negara dikuasai oleh sekelompok kecil negara. Jika diterapkan pada manajemen mutu, diagram pareto umumnya mengatakan bahwa 80 dari problem dapat diselesaikan jika penyebab utamanya yang umumnya ditimbulkan oleh sekelompok kecil penyebab utama 20, dapat diselesaikan. Diagram pareto mempunyai ciri khas yaitu sumbu y merupakan persen terhadap total reject dan penyajian data dalam grafik atau diagram sekaligus menampakkan baik grafik batang dari nilai persentase masing-masing reject terhadap total reject maupun grafik garis mengenai persen kumulatifnya. Oleh karena itu diagram pareto digunakan untuk menunjukkan prioritas pada suatu masalah dimana kepada masalah dominan tersebut dapat dilakukan penyelesaian yang terarah. Fokus penyelesaian terhadap masalah tersebut kemudian akan dapat dilakukan dan dikembangkan lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 8 0 75 70 1000 900 750 500 P e rs e n ta s e K e ru s a k a n F re k u e n s i K e ru s a k a n Penyebab Kerusakan A B C D Gambar 3.3. Pareto Diagram

3.5. Interval Penggantian Komponen dengan Total Minimum Downtime

17 Pada dasarnya downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan tidak berada dalam kondisi yang baik, sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip utama dalam manajemen perawatan adalah untuk menekan periode kerusakan breakdown period sampai batas minimum, maka keputusan penggantian komponen sistem berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting. Pembahasan berikut akan difokuskan pada proses pembuatan keputusan penggantian komponen sistem yang meminimumkan downtime, sehingga tujuan utama dari manajamen sistem perawatan untuk memperpendek periode kerusakan sampai batas minimum dapat dicapai. Penentuan tindakan preventif yang optimum dengan meminimumkan downtime akan dikemukakan berdasarkan interval waktu penggantian replacement interval. Tujuan untuk menentukan penggantian komponen yang optimum berdasarkan interval waktu, tp, diantara 17 Gaspersz, Vincent. Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara penggantian preventif dengan menggunakan kriteria meminimumkan total downtime per unit waktu, dapat dijelaskan melalui Gambar 3.4. berikut. Gambar 3.4. Penggantian Komponen Berdasarkan Interval Waktu Dari Gambar 3.4, dapat dilihat bahwa total downtime per unit waktu untuk tindakan penggantian preventif pada waktu tp, dinotasikan sebagai Dtp adalah: D �t p �= H �t p � T f + T p t p +T p , dimana : Htp = Banyaknya kerusakan kagagalan dalam interval waktu 0,tp, merupakan nilai harapan expected value Tf = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena kerusakan. Tp = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena tindakan preventif komponen belum rusak. tp + Tp = Panjang satu siklus. Meminimumkan total minimum downtime akan diperoleh tindakan penggatian komponen berdasarkan interval waktu tp yang optimum. Untuk komponen yang memiliki distribusi kegagalan mengikuti distribusi peluang Universitas Sumatera Utara tertentu dengan fungsi peluang ft, maka nilai harapan expected value banyaknya kegagalan yang terjadi dalam interval waktu 0,tp dapat dihitung sebagai berikut: H �t p �= ��1+H�t p - 1-i �� t p - 1 i=0 � ftdt i+1 i H0 ditetapkan sama dengan nol, sehingga untuk tp = 0, maka Htp = H0 = 0. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Kharisma Abadi Sejati yang berlokasi di Jalan Bubu No. 53 Kecamatan Medan Tembung, Medan. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan.

4.2. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah proses produksi lori dan sistem perawatan aktual di lantai produksi PT. Kharisma Abadi Sejati.

4.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah descriptive research karena penelitian ini menggambarkan objek penelitian berupa data-data yang sudah ada. Descriptive research adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan mencandra atau mendeskripsikan secara sistematik, actual dan akurat tentang data-data dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. 18

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Variabel Independen

18 Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan : USU Press. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) Untuk Merencanakan Kegiatan Perawatan Mesin Di PT. SMART, TBK

18 107 121

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Perencanaan Pemeliharaan Paper Machine dengan Basis RCM (Reliability Centered Maintenance) Di PT.PDM Indonesia

13 90 170

Perencanaan Perawatan Mesin dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sumatera Timberindo Industry

7 103 57

PERANCANGAN MAINTENANCE YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN KILN

5 20 1

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

4 9 20

Perancangan Preventive Maintenance Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. Pusaka Prima Mandiri

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

0 2 23

Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

0 2 14