Perkembangan Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas

151 varietas cabai merah yang paling banyak ditanam petani pada lahan kering dataran tinggi di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali adalah varietas hibrida Biola untuk cabai merah besar dan TM 999, Hot Chili untuk cabai merah keriting dan di Kecamatan Karangreja, Probolinggo adalah varietas hibrida Biola dan Hot Beuty untuk cabai merah besar. Berdasarkan Tabel 17 serta teknologi anjuran yang ada masih ada senjang produktivitas yang cukup besar antara teknologi yang diterapkan petani dengan teknologi anjuran. Upaya meningkatkan produktivitas cabai merah dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi spesifik lokasi dan spesifik jenis cabai merah, peningkatan efisiensi usahatani cabai merah dengan mengurangi penggunaan input yang berlebih dan meningkatkan penggunaan input yang kurang terutama input yang menjadi pembatas, dan ke depan melalui terobosan inovasi teknologi baru.

5.5. Perkembangan Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas

Keragaan produksi cabai merah di Provinsi Jawa Tengah dicirikan oleh adanya daerah sentra produksi lama dan daerah sentra produksi pengembangan baru. Kabupaten Brebes dan Boyolali dikenal sebagai daerah sentra produksi utama yang secara tradisional telah berkembang lama. Sementara itu, Kabupaten Klaten dan Purbalingga dikenal sebagai daerah sentra produksi baru Pada Tabel 18 diperlihatkan perkembangan luas areal panen cabai merah di Provinsi Jawa Tengah. Secara agregat, perkembangan luas areal panen cabai merah di Jawa Tengah pada periode lima tahun terakhir 2003-2007 mengalami penurunan, yaitu dari 42 035 Ha 2003 mengalami penurunan menjadi 31 005 Ha 152 2007 atau mengalami penurunan sebesar -6.57 tahun. Sedangkan di Kabupaten Brebes dan Klaten yang merupakan daerah sentra produksi lahan sawah dataran rendah masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 11.35 dan 5.67 pertahun. Sementara itu, di Kabupaten Boyolali yang merupakan daerah sentra produksi utama lahan kering dataran tinggi telah mengalami stagnasi dengan pertumbuhan hanya 0.79 pertahun, sedangkan Kabupaten Purbalingga yang merupakan daerah sentra produksi baru pada lahan kering dataran tinggi mengalami pertumbuhan yang tinggi yaitu 18.22 pertahun. Tabel. 18. Perkembangan Luar Areal Panen Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2003-2007 Ha Tahun Brebes Klaten Boyolali Purbalingga Jateng 2003 2 269 383 2 378 81 42 035 2004 3 219 350 2 433 102 30 804 2005 3 402 297 2 413 248 26 126 2006 3 719 452 2 538 254 31 536 2007 4 302 441 2 422 213 31 055 Rata-rata 3 382 385 2 437 180 32 311 perkembanganth 11.35 5.67 0.79 18.22 -6.57 Standar deviasi 746 64 60 82 5 858 Koevisien variasi 22.05 16.75 2.47 45.81 18.13 Sumber : BPS, Jateng 2003-2008 Fluktuasi perkembangan luas areal panen cabai merah di Provinsi Jawa Tengah bervariasi antar lokasi. Secara agregat, fluktuasi luas areal panen cabai merah di Provinsi Jawa Tengah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi tergolong sedang, dengan nilai koefisien variasi 18.13 persen. Demikian juga 153 halnya, di Kabupaten Brebes dan Klaten tergolong sedang dengan nilai koefisien variasi 22.05 persen dan 16.75 persen. Sementara itu, di Kabupaten Purbalingga tergolong memiliki fluktuasi luas areal panen tinggi dengan nilai koefisien variasi 45.81 persen, sebaliknya untuk Kabupaten Boyolali fluktuasi luas areal panen tergolong sangat rendah dengan nilai koefisien variasi sebesar 2.47 persen. Pada Tabel 19 diperlihatkan perkembangan produktivitas cabai merah di Provinsi Jawa Tengah. Secara agregat, perkembangan produktivitas cabai merah di Jawa Tengah pada periode lima tahun terakhir 2003-2007 mengalami penurunan sebesar -9.05 tahun. Penurunan produktivitas juga terjadi di Kabupaten Brebes, Klaten, Boyolali, dan Purbalingga yang masing-masing, -16.93 dan -2.28 pertahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa masalah penurunan produktivitas dan efisiensi usahatani cabai merah merupakan masalah yang cukup serius di daerah-daerah sentra produksi Jawa Tengah. Tabel 19. Perkembangan Produktivitas Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2003-2007 tonHa Tahun Brebes Klaten Boyolali Purbalingga Jateng 2003 9.87 2.46 5.55 7.12 4.09 2004 10.20 3.29 3.20 5.70 6.07 2005 10.18 2.80 1.84 6.00 5.40 2006 8.88 2.14 2.64 6.18 5.30 2007 8.47 1.78 2.10 5.84 4.50 Rata-rata 9.52 2.49 3.07 6.17 5.07 perkembanganth -4.33 -10.06 -16.93 -2.28 -9.05 Standar deviasi 0.80 0.58 1.48 0.56 0.78 Koevisien variasi 8.36 23.41 48.39 9.10 15.42 Sumber : BPS Jateng 2003-2008 154 Fluktuasi produktivitas cabai merah bervariasi antar lokasi. Secara agregat fluktuasi produktivitas cabai merah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi tergolong sedang, dengan nilai koefisien variasi 15.42 persen. Untuk Kabupaten Brebes fluktuasi produktivitas tergolong rendah dengan nilai koefisien variasi masing-masing sebesar 8.36 persen, sedangkan di Kabupaten Klaten tergolong moderat dengan nilai koefisien variasi 23.42 persen. Untuk Kabupaten Boyolali fluktuasi produktivitas tergolong tinggi dengan nilai koefisien variasi 48.39 persen, sebaliknya untuk Kabupaten Purbalingga fluktuasi produktivitas tergolong rendah dengan nilai koefisien variasi sebesar 9.10 persen. Pada Tabel 20 diperlihatkan perkembangan produksi cabai merah di Provinsi Jawa Tengah. Secara agregat, perkembangan produksi cabai merah di Jawa Tengah pada periode lima tahun terakhir 2003-2007 mengalami penurunan dari 172 ribu ton 2003 menjadi 140 ribu ton 2007 atau mengalami penurunan sebesar -5.52 persen pertahun. Untuk Kabupaten Brebes yang merupakan daerah sentra produksi utama lahan sawah dataran rendah mengalami pertumbuhan sebesar 8.87 persen pertahun, sebaliknya untuk Kabupaten Klaten yang merupakan daerah sentra produksi baru pada lahan yang sama mengalami penurunan sebesar -5.33 persen pertahun. Untuk Kabupaten Boyolali yang merupakan sentra produksi cabai merah lahan kering dataran tinggi, mengalami penurunan produksi sebesar -23.26 persen pertahun, sedangkan Kabupaten Purbalingga yang merupakan daerah sentra produksi baru mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu 21.27 persen pertahun. 155 Tabel 20. Perkembangan Produksi Cabai Merah di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2003-2007 ton Tahun Brebes Klaten Boyolali Purbalingga Jateng 2003 22 395 942 13 198 577 171 923 2004 32 834 1 152 7 786 581 186 980 2005 34 632 832 4 440 1 488 141 080 2006 33 025 967 6 700 1 570 167 141 2007 36 438 785 5 086 1 244 139 748 Rata-rata 31 865 936 7 442 1 092 161 374 Perkembangan th 8.87 -5.33 -23.26 21.27 -5.22 Standar deviasi 5489 142 3 477 483 63 249 Koevisien variasi 17 15 47 44 39 Sumber : BPS, Jateng 2003-2008 Fluktuasi produksi cabai merah di Provinsi Jawa Tengah bervariasi antar lokasi. Secara agregat, fluktuasi produksi cabai merah yang ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi tergolong tinggi yaitu sebesar 38.29 persen. Untuk Kabupaten Brebes dan Klaten fluktuasi produksi tergolong sedang masing-masing dengan nilai koefisien variasi 16.25 persen dan 13.53 persen. Sementara itu, di Kabupaten Boyolali dan Purbalingga tergolong memiliki fluktuasi produksi yang tinggi, masing-masing dengan nilai koefisien variasi 52.65 persen dan 51.33 persen. Koefisien variasi produksi cabai merah yang tinggi menunjukkan adanya risiko produksi atau produktivitas yang tinggi, baik yang disebabkan faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal petani sangat ditentukan oleh keterampilan teknis dan kapabilitas manajerial petani. Sementara itu, faktor eksternal sangat terkait dengan faktor perubahan iklim, serangan organisma pengganggu tanaman, serta perubahan harga cabai merah. 156

5.6. Harga Cabai Merah di Tingkat Produsen