Perilaku Petani Cabai Merah Besar terhadap Risiko Harga

286 produktivitas dan konsekuensinya terhadap alokasi input produksi, tingkat produktivitas, TE, dan pendapatan atau keuntungan usahatani cabai merah keriting dapat dilihat pada Tabel 51 berikut. Tabel 51. Konsekuensi Perilaku Risiko Produktivitas Petani Cabai Merah Keriting terhadap Alokasi Input dan Tingkat Produktivitas, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009. No. Alokasi input dan Tingkat Produktivitas Risk Neutral I -1.9912E-32 Risk Neutral II 1.1760E-36 1. Benih gram 138.71 146.86 2. Pupuk N Kg 161.83 165.71 3. Pupuk P 2 O 5 Kg 154.25 157.17 4. Pupuk K 2 O Kg 120.45 125.48 5. PPCZPT Liter 8.72 9.92 6. Pupuk organik Kg 12 506.15 12 495.72 7. Kapur Kg 1 137.00 1 139.85 8. Pestisidafungisida Liter 22.74 24.71 9. TKDK HOK 354.80 358.32 10. TKLK HOK 293.80 303.87 11. Produktivitas Kg 7 991.73 8 108.74 12. Efisiensi teknis TE 0.924 0.945 13. Pendapatankeuntungan 5 017 271 5 326 027

6.7. Perilaku Petani Cabai Merah terhadap Risiko Harga

6.7.1. Perilaku Petani Cabai Merah Besar terhadap Risiko Harga

Secara umum petani dapat memilih pendapatan yang lebih besar tetapi hal ini hanya dapat diperoleh dengan kemungkinan menderita risiko yang lebih besar. Untuk melihat perilaku petani cabai merah besar terhadap risiko harga output dilakukan analisis regresi sederhana dengan menggunakan fungsi kuadratik di 287 mana produksi cabai merah besar y dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dimasukkan sebagai variabel penjelas yaitu : tingkat produksi cabai merah besar yang diharapkan y e , harga cabai merah besar yang diharapkan Pcm e , nilai kuadrat harga cabai merah besar diharapkan P cm e2 , harga benih cabai merah besar diharapkan P benihcm e , harga pupuk Urea diharapkan P urea e , harga pupuk ZA diharapkan P za e , harga pupuk SP-36 diharapkan P sp-36 e , harga pupuk KCL diharapkan P kcl e , harga pupuk KNO 3 diharapkan P kno3 e , harga pupuk NPK diharapkan P npk e , harga pupuk PONSKA diharapkan P ponska e , harga pupuk organik diharapkan P kandg e , harga kapur diharapkan P apur e , harga pestisida cair diharapkan P pestc e , harga fungp e diharapkan P fungp e , harga pupuk pelengkap cair diharapkan P ppc e , harga ZPT Perangsang Tumbuh diharapkan P zpt e , serta upah TKDK diharapkan W tkdk e dan upah TKLK diharapkan W tklk e , serta variasi beda harga cabai merah besar diharapkan dengan cabai merah besar aktual V cm e . Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 52 dan Lampiran 15. Hasil analisis perilaku petani cabai merah besar terhadap harga cabai merah besar menunjukkan bahwa sebagian besar tanda sign dari parameter yang diestimasi adalah sesuai dengan yang dihipotesakan, yaitu produksi yang diharapkan bertanda positif dan sebagian besar harga-harga input bertanda negatif. Hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh secara positif dan nyata, yaitu variabel produksi cabai merah besar yang diharapkan Y e dengan koefisien parameter sebesar 0.4180. Artinya peningkatan produksi yang diharapkan sebesar 1 akan meningkatkan produksi aktual sebesar 0.4180 . Tanda dari hasil estimasi ini sesuai dengan yang diharapkan. Adanya harapan produksi cabai merah besar yang lebih baik dalam pengertian faktor-faktor internal dapat dikelola 288 dengan baik teknik budidaya baik, tidak ada kendala modal, serta pengambilan keputusan secara tepat dan faktor eksternal kondusif tidak ada perubahan iklim yang ekstrim dan serangan OPT secara explosif untuk usahatani cabai merah besar maka akan meningkatkan produksi aktual. Tabel 52. Hasil Estimasi Fungsi Risiko Harga Cabai Merah Besar di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2009 Parameter Koefisien Standar Error T value P|t| Fungsi Produksi Intersep 1788.7303 7856.4862 0.228 0.8202 Y e Produksi yang diharapkan 0.4180 0.0298 14.042 0.0001 P cm e Harga CMB yang diharapkan -0.0247 0.5379 -0.046 0.9635 P cm e2 Kuadrat harga CMB yg diharapkan 0.0000 0.0000 0.185 0.8533 P benih e Harga benih yang diharapkan 0.0018 0.1334 0.013 0.9895 P urea e Harga Urea yang diharapkan 1.3772 3.4100 0.404 0.6868 P za e Harga ZA yang diharapkan -0.2565 2.3863 -0.107 0.9145 P sp-36 e Harga SP-36 yang diharapkan 2.5822 3.6690 0.704 0.4825 P kcl e Harga KCL yang diharapkan -0.1857 0.7074 -0.263 0.7932 P kno3 e Harga KNO 3 yg diharapkan -0.3436 0.3595 -0.956 0.3405 P npk e Harga NPK yang diharapkan -0.0765 0.1317 -0.581 0.5619 P ponska e Harga Ponskayg diharapkan -0.1855 1.0100 -0.184 0.8545 P ppc e Harga PPC yang diharapkan -0.0003 0.0151 -0.019 0.9845 P zpt e Harga ZPT yang diharapkan -0.0283 0.0248 -1.141 0.2553 P org e Harga pupuk kandang yg diharapkan 0.3306 1.3525 0.244 0.8072 P kapur e Harga kapur yang diharapkan -0.5318 1.4712 -0.362 0.7182 P pestc e Harga pestisida yg diharapkan -0.0021 0.0043 -0.501 0.6172 P fungp e Harga fungisida yg diharapkan -0.0142 0.0168 -0.845 0.3992 W tkdk e Upak TKDK yang diharapkan 0.0977 0.1861 0.525 0.6001 W tklk e Upah TKLK yang diharapkan -0.1450 0.1881 -0.771 0.4417 V cm e Variasi beda harga yg diharapkan dg aktual 0.0004 0.0005 0.833 0.4060 Root MSE 3273.84949 R-square 0.5810 Dep Mean 3506.15152 Adj R-sq 0.5337 C.V. 93.37444 : nyata pada 01 . ❦  : nyata pada 05 . ❦  : nyata pada 10 . ❧  289 Hasil analisis perilaku petani cabai merah besar terhadap risiko harga dapat diformulasikan sebagai berikut : e cm e e tklk e tkdk e zpt e ppc e fungi e pest e kapur e organik e ponska e npk e kno e kcl e sp e za e urea e benihcm e cm e cm V Y W W P P P P P P P P P P P P P P P P Y 000415 . 4180 . 1450 . 0977 . 0283 . 0003 . 0142 . 0021 . 5381 . 3306 . 1855 . 0765 . 3436 . 1857 . 5822 . 2 2565 . 3772 . 1 0018 . 000005 . 0247 . 1789 3 2 36 ♠ ♠ ♥ ♠ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♠ ♥ ♠ ♠ ♠ ♥ ♦ Secara umum penurunan harga-harga input yang diharapkan akan berpengaruh pada peningkatan produksi cabai merah besar, meskipun bersifat tidak nyata Tabel 52 dan Lampiran 15. Namun untuk nilai koefisien harga cabai merah besar yang diharapkan ternyata bertanda negatif. Hasil analisis ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Adanya ekspektasi terjadinya penurunan harga cabai merah besar tidak menyurutkan petani dalam berproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa petani menyadari bahwa faktor harga output berada di luar kendalinya, sehingga bagi petani untuk meningkatkan pendapatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi cabai merah besar. Hasil analisis diperoleh parameter estimasi beberapa variabel harga input yang diharapkan bertanda negatif, yaitu variabel harga pupuk ZA yang diharapkan, harga pupuk KCL yang diharapkan, harga pupuk KNO 3 yang diharapkan, harga pupuk NPK yang diharapkan, harga pupuk PONSKA yang diharapkan, harga PPC yang diharapkan, harga ZPT yang diharapkan, harga kapur yang diharapkan, harga pestisida yang diharapkan, harga fungisida yang diharapkan, dan upah tenaga kerja yang diharapkan masing-masing dengan nilai koefisien parameter -0.2565, -0.1857, -0.3436, -0.0765, -0.1855, -0.0003, -0.0283, -0.5318, -0.0021, -0.0142, dan -0.1450. Hasil analisis ini sesuai dengan 290 yang dihipotesakan. Artinya peningkatan harga-harga input yang diharapkan tersebut sebesar 1 akan menurunkan produksi masing-masing sebesar -0.2565 , -0.1857 , -0.3436 , -0.0765 , -0.1855 , -0.0003 , -0.0283 , -0.5318 , -0.0021 , -0.0142 , dan -0.1450 . Terdapat beberapa variabel harga input bertanda positif seperti harga benih yang diharapkan, pupuk Urea diharapkan, harga SP-36 diharapkan, harga pupuk organik yang diharapkan dan upah TKDK yang diharapkan masing-masing dengan nilai koefisien parameter sebesar 0.0018, 1.3772, 2.5822, 0.3306, dan 0.0977. Artinya peningkatan harga-harga input diharapkan tersebut masing- masing 1 akan meningkatkan produksi masing-masing sebesar 0.0018 , 1.3772 , 2.5822 , 0.3306 , dan 0.0977 . Hal ini mengandung makna bahwa kenaikan harga input-input produksi yang diharapkan tersebut tidak menyurutkan petani untuk meningkatkan produksi cabai merah besar. Kenaikan harga benih cabai merah besar diharapkan terutama jenis hibrida tidak menyurutkan petani dalam meningkatkan produksi. Hal ini disebabkan jenis benih cabai merah besar hibrida meskipun harganya terus meningkat, namun jenis benih hibrida memiliki potensi produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan benih unggul lokal. Secara empiris terjadi pergeseran penggunaan dari benih cabai merah besar lokal ke penggunaan benih cabai merah besar hibrida. Untuk variabel harga pupuk Urea dan SP-36 diharapkan merupakan dua jenis pupuk yang tersedia dengan baik di lokasi penelitian dengan harga yang disubsidi pemerintah, sehingga kenaikan harga pupuk jenis ini tidak menyebabkan pengurangan penggunaan jenis pupuk tersebut. Hal tersebut disebabkan petani 291 menerima harga aktual yang jauh lebih rendah dibandingkan harga sosialnya. Di samping itu, bagi petani untuk kedua jenis pupuk tersebut yang terpenting adalah ketersediaannya di tingkat lokal. Terjadinya kelangkaan TKLK telah mendorong penggunaan TKDK, walaupun TKDK memiliki opportunitas yang lebih baik untuk kegiatan non pertanian. Keterlibatan TKDK di samping ditujukan untuk mengatasi masalah kelangkaan TKLK, juga ditujukan untuk mengurangi perilaku moral hazard yang mungkin terjadi pada TKLK. Perilaku petani cabai merah besar terhadap risiko harga output adalah bersifat menghindari risiko harga risk averse. Hal ini ditunjukkan oleh nilai parameter Vcm e yang bertanda positif 0.000415, meskipun tidak nyata. Adanya ekspektasi peningkatan harga cabai merah besar yang diharapkan terhadap harga cabai merah besar aktual membuat petani mau menanam dan meningkatkan produksi cabai merah besar, sebaliknya ekpektasi terhadap penurunan harga cabai merah besar terhadap harga cabai merah besar aktual akan mendorong petani mengurangi produksinya. Hasil kajian kualitatif menunjukkan bahwa usahatani cabai merah besar dipersepsikan rentan terhadap risiko baik risiko produksi maupun harga. Persepsi petani terhadap kegagalan usahatani disebabkan oleh produktivitas rendah dan kerugian finansial akibat jatuhnya harga. Persepsi petani terhadap risiko menentukan tingkat intensifitas dalam mengelola usahatani cabai merah besar, semakin tinggi persepsi petani terhadap risiko semakin tinggi kuantitas input produksi yang digunakan dan semakin tinggi dorongan petani untuk bergabung dalam kelembagaan kelompok tani dan kelembagaan kemitraan usaha. Pada 292 kasus petani cabai merah besar, kemitraan terjalin antara kelompok petani dengan perusahaan industri pengolahan, sedangkan pada cabai merah keriting antara petani individu dengan pedagang langganan.

6.7.2. Perilaku Petani Cabai Merah Keriting terhadap Risiko Harga