100 18. Data kelembagaan pasar input dan output serta aksesibilitas petani terhadap
pasar. 19. Data dan informasi persepsi dan strategi petani dalam menghadapi risiko
produksi dan harga. 20. Data dan informasi tetang kinerja kelembagaan kemitraan usaha cabai merah,
antara petani atau kelompok tani dengan perusahaan industri pengolahan.
4.3. Metode Pengambilan Contoh
Sampel yang baik dalam suatu penelitian survei adalah yang dapat mewakili populasi secara tepat Singarimbun dan Effendi, 1989. Jumlah sampel
yang dapat mewakili populasi tergantung kepada ukuran populasi dan tigkat homogenitas populasi. Petani cabai merah adalah populasi yang akan dijadikan
sasaran penelitian. Namun demikian akan dilakukan wawancara dengan beberapa informan kunci key informant seperti kelompok tanigapoktanpaguyupan
kelompok tani, koperasi tani, Penyuluh Pertanian Lapang PPL dan Koordinator PPL, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, Kepala Cabang Dinas PertanianUnit
Pelaksana Teknis Daerah KCDUPTD dan Dinas Pertanian Kabupaten, serta dengan pelaku tataniaga pedagang, dan perusahaan industri pengolahan untuk
memperkaya dan memperdalam informasi. Sampai saat ini belum tersedia data secara lengkap tentang ragam populasi dan kerangka sampling petani cabai merah
untuk populasi yang diteliti. Oleh karena itu, pengenalan populasi dan perilaku populasi dilakukan dengan wawancara dengan Dinas Pertanian Kabupaten, PPL
101 dan Koordinator PPLKCDBPP, serta grower, serta Gapoktan dan ketua
kelompok tani setempat. Mantra dan Kasto 1989 mengemukakan bahwa pengambilan sampel bagi
populasi yang tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah pengambilan sampel wilayah area sampling. Dalam penelitian ini digunakan teknik multistage
sampling area, yaitu suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria yang diinginkan dengan
mempertimbangkan secara mendalam aspek stratifikasi. Membagi provinsi terpilih menjadi dua kategori yaitu kabupaten sentra produksi cabai merah yang
telah berkembang lama dan kabupaten sentra produksi cabai merah yang merupakan pertumbuhan baru. Dalam pelaksanaannya di lapang diambil dua
kabupaten contoh sentra produksi lama Kabupaten Brebes dan Boyolali dan dua kabupaten contoh dataran sentra produksi baru Kabupaten Klaten dan
Purbalingga. Kemudian pada masing-masing kabupaten terpilih akan ditentukan satu atau beberapa kecamatan contoh sesuai ketersediaan sampel dan kriteria-
kriteria yang diinginkan dengan teknik convenience melalui snowbolling. Selanjutnya setelah masing-masing kecamatan contoh terpilih akan ditentukan
desa yang akan dijadikan sampel penelitian yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan secara purposive. Jumlah desa akan sangat tergantung pada jumlah
ketersediaan petani cabai merah besar dan cabai merah keriting dan sebarannya. Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini akan mempertimbangkan
keragaman usahatani baik yang menyangkut jenis cabai merah cabai merah besar dan cabai merah keriting, agroekologi dataran rendah dan dataran tinggi, skala
102 usahatani luas, sedang, dan sempit, aksessibilitasnya aksessibilitas baik dan
kurang, keanggotaan dalam kelompok tani serta kemitraan usaha petani mitra dan non mitra. Sehingga sampel yang diambil dapat merepresentasikan populasi
petani cabai merah yang ada di masing-masing lokasi penelitian. Metode pengambilan contoh akan dilakukan dengan cara metode random sampling.
Tabel 3. Sebaran Responden Contoh menurut Kategori Responden dan Lokasi Peneltian
No. Deskripsi
Cabai Merah Besar Cabai Merah Keriting
Total A.
Kabupaten Brebes Kecamatan Kersana
80 80
Sub Total 80
80 B.
Kabupaten Klaten 1 Karangnongko
5 9
14 2 Ngawen
1 8
9 3 Jogonalan
4 12
16 4 Manisrenggo
5 12
17
Sub Total 15
41 56
C. Kabupaten
Boyolali 1 Teras
30 4
34 2 Selo
22 38
60
Sub Total 52
42 94
D. Kabuaten
Purbalingga 1 Karangrejo
44 13
57 2 Karang Jambu
9 9
Sub Total 53
13 66
Jumlah 200
96 296
Jumlah petani responden yang digali informasinya meliputi 296 responden. Jumlah responden petani cabai merah besar mencapai 200 responden
dan petani cabai merah keriting sebesar 96 responden. Secara terperinci sebaran responden yang akan dilakukan wawancara menurut lokasi penelitian dapat
103 disimak pada Tabel 3. Di samping itu, juga dilakukan wawancara dengan
beberapa responden lain, seperti kelompok tanigabungan kelompok tani, PPL dan Koordinator PPLKCDBPP, Dinas Peratanian Kabupaten, Dinas Pertanian
Provinsi, BPS, Perwakilan Perusahaan Mitra, serta beberapa pedagang pada berbagai tingkatan pedagang pengumpul, pedagang di pasar induk kabupatenSub
Terminal Agribisnis, Pedagang Besar.
4.4. Metode Pengumpulan Data