85 petani netral terhadap risiko harga jika b bernilai positif, petani yang berani
mengambil risiko harga, jika b negatif maka petani lebih suka menghindari risiko harga.
3.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis dan Inefisiensi Teknis
Salah satu hipotesis tentang rumah tangga petani gurem adalah hipotesis Schultz 1964 yang menyatakan bahwa keluarga petani gurem adalah “poor but
efficient”. Selanjutnya Schultz menyatakan bahwa peningkatan produktivitas pertanian tidak terbatas pada alokasi sumberdaya pertanian tradisional saja, tetapi
harus diikuti dengan perubahan teknologi, investasi di bidang penelitian, penggunaan input baru, serta penyuluhan dan pendidikan.
Pendapat yang mengatakan bahwa petani gurem efisien dikaitkan pada motivasi individu untuk memaksimumkan keuntungan. Jika asusmsi tersebut
diterima, maka pengambilan keputusan petani cabai merah mencakup aspek-aspek berikut: a Jenis tanaman cabai merah apa yang akan diusahakan, b Seberapa
luas komoditas cabai merah akan ditanam, c Musim tanam apa yang akan dipilih untuk komoditas cabai merah, d Pada jenis lahan apa akan ditanam cabai merah,
e Metode atau cara berproduksi seperti apa yang akan dipilih untuk digunakan untuk usahatani tanaman cabai merah, f Kapan akan dijual, dalam bentuk apa
dan ke mana hasil produksi cabai merah akan dipasarkan. Tingkat keuntungan maksimum yang dicapai petani berkaitan erat dengan
efisiensi produksi usahatani. Proses produksi tidak efisien karena dua hal berikut Ellis, 2003; Sumaryanto et al., 2003: 1 Karena secara teknis tidak efisien, hal
86 ini terjadi karena ketidakberhasilan petani mewujudkan produktivitas maksimal,
artinya per unit paket masukan input bundle pada teknologi tersedia tidak dapat menghasilkan produksi maksimal; dan 2 secara alokatif tidak efisien karena
pada tingkat harga-harga masukan dan keluaran tertentu, proporsi penggunaan masukan tidak optimum disebabkan karena produk penerimaan marginal
marginal revenue product tidak sama dengan biaya marginal marginal cost masukan yang digunakan. Dalam praktek sehari-hari orientasi para petani dalam
suatu wilayah dan ekosistem yang relatif homogen pada teknologi yang ada cenderung mengejar efisiensi teknis melalui upaya memaksimalkan produktivitas.
Dalam pembahasan perilaku petani gurem untuk memaksimalkan keuntungan Ellis, 2003 menyimpulkan upaya pencapaian petani gurem yang
efisien sulit diwujudkan, namun pemikiran mengenai maksimasi keuntungan yang terbatas sangat berarti untuk menunjukkan bahwa petani gurem pada dasarnya
juga melakukan usahatani dengan menggunakan perhitungan ekonomi. Secara empiris walaupun petani telah memiliki pengalaman panjang dalam
berusahatani, namun petani tidak selalu dapat mencapai tingkat efisiensi teknis tertinggi. Hal ini disebabkan hasil yang dicapai pada dasarnya merupakan
resultante bekerjanya demikian banyak faktor, baik yang dapat dikendalikan internal dan faktor yang tidak dapat dikendalikannya eksternal oleh petani
Sumaryanto et al., 2003. Faktor-faktor internal berkaitan erat dengan keterampilan teknis dan kapabilitas manajerial petani dalam kegiatan usahatani.
Tercakup dalam gugus faktor ini adalah luas penguasaan lahan, tingkat penguasaan teknologi budidaya, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
87 pengalaman,
umur, rasio
ketergantungan, serta
kemampuan petani
mengakumulasikan dan mengolah informasi yang relevan dengan usahataninya sehingga pengambilan keputusan yang dilakukannya tepat. Faktor ekternal yang
berada di luar kendali petani mencakup perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, bencana alam, harga, infrastruktur, dan sebagainya.
Keterampilan teknis dan kapabilitas manajerial dalam aspek budidaya cabai merah tercermin dalam aplikasi teknologi usahatani. Masukan apa saja yang
digunakan, berapa banyak, waktu penggunaan, dan dengan metode atau cara berproduksi seperti apa merupakan unsur-unsur pokok yang tercakup dalam
aplikasi teknologi tersebut. Pada akhirnya, keterampilan teknis dan kapabilitas manajerial akan tercermin dari keluaran yang diperoleh ketika hasil tanamannya
sudah dipanen. Jika produksi yang diperoleh mendekati potensi maksimum dari suatu aplikasi teknologi yang terbaik the best practiced di suatu ekosistem pada
wilayah tetentu, maka dapat dikatakan bahwa petani tersebut telah menjalankan sebagai kultivator tanaman yang diusahakan dengan efisiensi yang tinggi.
Varabel-variabel yang diduga mempengaruhi efisiensi produksi usahatani cabai merah terdiri atas : luas lahan usahatani, input benih, pupuk kimia Urea,
ZA, SP-36, KCL, pupuk organik, pestisida, jumlah tenaga kerja yang digunakan Sukiyono, 2005. Selain faktor-faktor tersebut Prajnanta, 2002 juga
menambahkan faktor jumlah penggunakan kapur pertanian, pupuk komposit NPK maupun mikro Pupuk Pelengkap CairPPC; Zat Perangsang TumbuhZPT,
penggunaan fungisida, herbisida, bakterisida, perekat atau perata; serta
penggunaan bahan dan alat.
88
3.8. Variabel Sosial Ekonomi Determinan Inefisiensi Teknis