III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Sumber-Sumber Risiko
Petani dalam menjalankan usahanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikontrol internal maupun faktor-faktor di luar kontrol petani eksternal,
menyebabkan petani dihadapkan pada risiko atau ketidak pastian usaha. Sebagai akibat dari struktur pertanian yang ada di negara-negara berkembang, risiko
usahatani lebih banyak terkonsentrasi di pihak individu petani kecil Barry, 1984. Secara empiris petani secara individu sulit melakukan konsolidasi kelembagaan
dan aksi kolektif dalam pemasaran hasil menempatkan petani sebagai penerima harga price taker. Kombinasi dari berbagai faktor yang mengandung risiko
produksi dan ketidakpastian ini menempatkan petani pada posisi sulit untuk memperbaiki tingkat efisiensi dan kesejahteraannya Zavaleta et al., 1984.
Beberapa sumber risiko yang sering dihadapi oleh petani adalah risiko produksi, risiko harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan dan risiko finansial
Ellis, 1988; Harwood et al., 1999; Moschini dan Henneesy, 1999; Fariyanti, 2008.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sonka dan Patrick 1984 mengemukakan paling tidak terdapat lima sumber utama risiko usaha di sektor
pertanian, yaitu : 1 Risiko produksi atau teknis, 2 Risiko pasar atau harga, 3 Risiko tekologi, 4 Risiko legal atau sosial, dan 5 Risiko karena kesalahan
manusia. Dari beberapa sumber risiko tersebut, ternyata risiko yang paling utama dihadapi rumah tangga petani adalah risiko produksi dan risiko harga Patrick et
al., 1985; Wik et al., 1998; serta Fariyanti, 2008. Jenis risiko produksi adalah
67 jenis risiko yang digunakan dalam analisis-analisis dalam fungsi produksi yang
memasukkan unsur risiko. Sedangkan risiko harga seringkali dilakukan analisis regresi secara terpisah.
Dengan demikian, risiko produksi dan harga dapat menimbulkan variabilitas kelayakan usaha serta kinerja sistem usahatani yang
dijalankan petani.
3.2. Penilaian Risiko Usaha Pertanian