162
5.6.2. Komoditas Cabai Merah Keriting
Perilaku harga komoditas cabai merah keriting tingkat produsen di Jawa Tengah untuk beberapa tujuan pasar menunjukkan adanya fluktuasi harga bulanan
yang cukup tinggi Tabel 24, 25, dan 26. Pada tahun 2006 harga bulanan cabai merah keriting tingkat produsen tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan harga
rata-rata sebesar Rp. 10 408Kg. Sementara itu, harga cabai merah keriting tingkat produsen terendah terjadi pada bulan Agustus hanya sebesar Rp. 2 850,-
Kg. Fluktuasi harga cabai merah keriting yang tinggi juga dapat ditunjukkan
dengan tingginya nilai standar deviasi dan koefisien variari harga cabai merah keriting, secara rata-rata masing-masing mencapai 2 967 dan
49.26 persen. Standar deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah keriting tertinggi terjadi
di Kabupaten Rembang masing-masing sebesar 2 964 dan 6 017, sedangkan standar deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah keriting terendah terjadi di
Kota Surakarta masing-masing sebesar 2 762 dan 6 101. Secara spasial rata-rata harga cabai merah keriting bulanan dalam perode
tahun 2006 harga tertinggi dijumpai di Kabupaten Magelang Rp. 6 769Kg daerah sentra produksi dan pusat pasar dan terendah di Rembang Rp. 5 346,-Kg
daerah sentra produksi utama. Tujuan pasar utama cabai merah keriting dari daerah-daerah sentra produksi tersebut adalah Kota Semarang.
163
Tabel 24. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2006
No Kabupaten
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
September Oktober
Nopember Desember
Standar deviasi
Rata- rata
Koefisien variasi
1 Magelang
10 750 9 375
7 550 4 938
4 450 5 125
4 668 2 900
6 594 5 540
5 280 14 063
3 177 6 769
46.93 2
Kota Surakarta
10 088 7 938
7 569 6 027
4 975 5 068
3 975 3 240
3 575 3 467
5 385 11 900
2 762 6 101
45.28 3
Kota Semarang
11 544 8 519
6 620 4 775
4 020 4 350
3 178 2 455
5 238 8 500
4 328 12 211
3 208 6 312
50.82 4
Rembang 9 250
6 771 5 678
4 027 3 008
3 708 3 717
2 803 5 719
3 050 4 155
12 271 2 879
5 346 53.85
Rata-rata Jateng 10 408
8 151 6 854
4 942 4 113
4 563 3 889
2 850 5 281
3 754 4 787
12 611 2 964
6 017 49.26
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jateng, Tahun 2007
164 Pada tahun 2007 harga bulanan cabai merah keriting tertinggi terjadi pada
bulan Maret dengan harga rata-rata sebesar Rp. 11 444Kg. Sementara itu, harga cabai merah keriting tingkat produsen terendah terjadi pada bulan Oktober hanya
sebesar Rp. 5 471,-Kg. Fluktuasi harga cabai merah keriting yang cukup tinggi juga dapat
ditunjukkan dengan tingginya nilai standar deviasi dan koefisien variari harga cabai merah keriting, secara rata-rata masing-masing mencapai 5 471 dan 30.21
persen. Standar deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah keriting tertinggi terjadi di Kabupaten Magelang masing-masing sebesar 2 821 dan 36.10,
sedangkan standar deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah terendah terjadi di Kota Surakarta masing-masing sebesar 2 039 dan 25.83.
Secara spasial rata-rata harga cabai merah keriting bulanan dalam perode tahun 2007 harga tertinggi dijumpai di Kota Surakarta Rp. 7 893Kg bukan
daerah sentra produksi dan daerah tujuan pasar dan terendah di Kabupaten Rembang Rp.5 900,-Kg daerah sentra produksi utama. Sementara itu, harga
cabai merah keriting di lokasi penelitian Kabupaten Kalten sebesar Rp. 7245,-Kg. Fluktuasi harga cabai merah keriting pada dasarnya terjadi akibat
kelebihan atau kekurangan penawaran dibandingkan dengan permintaan. Fluktuasi harga tersebut umumnya disebabkan oleh dissinkronisasi perencanaan
produksi antar daerah sentra produksi, terbatasnya peralatan penyimpanan yang mampu mengendalikan volume penawaran,
serta kurang memadainya infrastruktur pemasaran.
165
Tabel 25. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2007
No Kabupaten
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
September Oktober
Nopember Desember
Standar deviasi
Rata- rata
Koefisien variasi
1 Magelang
9 850 11 938
13 813 5 438
4 250 8 219
7 438 7 750
6 715 5 000
6 500 6 865
2 821 7815
36.10 2
Kota Surakarta
10 745 10 105
11 081 6 493
4 813 7 108
7 921 6 861
9 500 5 400
7 290 7 400
2 039 7893
25.83 3
Kota Semarang
13 750 10 878
10 598 4 833
3 875 6 644
6 700 7 503
6 800 7 275
7 536 6 100
2 758 7708
35.78 4
Klaten 9 583
7 944 12 833
4 944 3 778
7 361 7 944
7 500 7 500
4 800 6 250
6 500 2 387
7245 32.94
5 Rembang
6 331 8 833
8 896 2 706
2 688 5 625
5 779 5 344
7 450 4 880
6 000 6 265
1 960 5900
33.23 Rata-rata Jateng
10 052 9 940
11 444 4 883
3 881 6 992
7 156 6 992
7 593 5 471
6 715 6 626
2 209 7312
30.21 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jateng, Tahun 2007
166 Pada tahun 2008 harga bulanan cabai merah keriting tingkat produsen
tertinggi terjadi pada bulan Juli dengan harga rata-rata sebesar Rp. 15 149,-Kg. Sementara itu, harga cabai merah keriting tingkat produsen terendah terjadi pada
bulan Oktober hanya sebesar Rp. 4 395,-Kg. Fluktuasi harga cabai merah keriting yang tinggi juga dapat ditunjukkan
dengan tingginya nilai standar deviasi dan koefisien variari harga cabai merah keriting, secara rata-rata masing-masing mencapai 2 867 dan 38.34 persen.
Standar deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah keriting tertinggi terjadi di Kota Surakarta masing-masing sebesar 6 868 dan 51.20, sedangkan standar
deviasi dan koefisien variasi harga cabai merah keriting terendah terjadi di Kota Semarang masing-masing sebesar 3 270 dan 31.64.
Secara spasial rata-rata harga cabai merah keriting bulanan dalam perode tahun 2008 harga tertinggi dijumpai di Kota Surakarta Rp. 13 415,-Kg bukan
daerah sentra produksi dan merupakan daerah tujuan pasar dan terendah di Kabupaten Rembang Rp. 8 232,-Kg daerah sentra produksi utama. Sementara
itu, harga cabai merah keriting di lokasi penelitian Kabupaten Klaten sebesar Rp. 8 916,-Kg. Berdasarkan data harga bulanan cabai merah keriting di Provinsi
Jawa Tengah dan beberapa daerah tujuan pasar baik kabupaten setempat maupun Kota-Kota di Jawa Tengah dapat disimpulkan bahwa petani cabai merah keriting
menghadapi risiko harga yang cukup tinggi hingga tinggi.
167
Tabel 26. Perkembangan Harga Cabai Merah Keriting Tingkat Produsen, di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2008
No Kabupaten
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
Septe- mber
Oktober Nopem-
ber Desem-
ber Standar
dediasi Rata-
rata Koefisien
variasi 1
Magelang 6 583
11 425 13 944
10 969 12 938
11 438 14 625
12 750 4 750
4 250 7 000
11 100 3 573
10 148 35.21
2 Surakarta
6 502 14 575
14 354 18 500
15 538 12 397
20 000 29 013
9 725 5 594
6 073 8 708
6 868 13 415
51.20 3
Semarang 6 208
11 025 13 604
12 313 13 063
11 625 14 871
10 708 5 800
5 121 7 906
11 771 3 270
10 335 31.64
4 Temanggung
5 800 11 160
13 375 13 611
10 000 11 000
14 000 13 345
5 604 3 000
3 333 3 000
4 470 8 936
50.02 5
Klaten 5 625
12 083 12 208
13 000 10 771
9 979 13 646
8 144 4 208
3 708 3 583
10 042 3 753
8 916 42.09
6 Rembang
5 083 8 792
11 094 10 240
10 708 9 542
14 417 10 250
3 460 2 823
4 498 7 875
3 551 8 232
43.14 7
Purworejo 6 200
12 000 15 333
13 167 12 500
13 250 14 485
15 000 6 354
6 271 4 250
8 750 3 999
10 630 37.62
Rata-rata Jateng 6 000
11 580 13 416
13 114 12 217
11 319 15 149
14 173 5 700
4 395 5 235
8 749 3 867
10 087 38.34
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jateng, Tahun 2008
VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH
6.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Cabai Merah dan Nilai Elastisitas Input terhadap Produktivitas
6.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Model Fungsi Produksi Frontier dengan Struktur Error Heteroskedastik pada
Produksi Cabai Merah Besar
Hasil estimasi dengan fungsi produktivitas translog di mana input-output dibuat perhektar pendekatan stochastic production frontier SPF dengan struktur
heterokedatisitas pada usahatani cabai merah besar di Provinsi Jawa Tengah diperoleh beberapa gambaran pokok baik tanda sign, besaran magnitude, dan
tingkat signifikansi significance level dari parameter yang diestimasi Tabel 27 dan Lampiran 1. Terdapat 5 lima faktor produksi yang berpengaruh secara
nyata pada selang kepercayaan 95-99 terhadap produktivitas cabai merah besar yaitu variabel pupuk N, pupuk P
2
O
5
, pestisidafungisida, pupuk organik dan tenaga kerja luar keluargaTKLK Tabel 27. Dua variabel berpengaruh secara
positif dan nyata, yaitu variabel pupuk N dan pestisidafungisida. Artinya
penambahan penggunaan input-input produksi tersebut berdampak meningkatkan produktivitas cabai merah besar.
Sementara itu, variabel pupuk P
2
O
5
, pupuk organik dan tenaga kerja keluarga berpengaruh secara negatif dan nyata. Hal ini
mengandung arti bahwa penambahan input-input produksi tersebut berdampak menurunkan produktivitas cabai merah besar. Namun demikian, karena bentuk
fungsi prduktivitas adalah translog, maka parameter estimasi belum menggambarkan elastisitas masing-masing input produksi.