IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, mengumpulkan data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada
bulan Februari - Maret 2009. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk menangkap keragaan umum wilayah Provinsi Jawa Tengah : kondisi tanah dan
iklim; deskripsi Kabupaten dan Kecamatan Contoh; perkembangan luas areal panen, produktivitas, dan produksi cabai merah; perkembangan harga cabai
merah; serta aspek kelembagaan pertanian. Tahap kedua, mengumpulkan data primer di lapang yang dilaksanakan
pada bulan Maret-April 2009 di daerah sentra produksi cabai merah yang dipilih secara purposif. Pengumpulan data primer untuk menangkap karakteristik rumah
tangga petani, peta status komoditas, struktur penguasaan lahan, struktur pendapatan rumah tangga petani, struktur input-output usahatani, faktor-faktor
sosial ekonomi yang mempengaruhi inefisiensi teknis, serta alternatif strategi petani dalam menghadapi risiko produksi dan harga.
Salah satu lokasi yang dapat memberikan kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan tentang efisiensi produksi dan perilaku petani terhadap risiko
produktivitas cabai merah yaitu Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dipilih 4 empat kabupaten daerah sentra produksi cabai merah empat kabupaten, dua
kabupaten yaitu Kabupaten Brebes dan Boyolali mewakili daerah sentra produksi lama dan 2 dua kabupaten yaitu Kabupaten Klaten dan Purbalingga mewakili
daerah sentra produksi baru.
95 Untuk Kabupaten Brebes dipilih satu kecamatan sentra produksi yaitu,
Kecamatan Kersana Desa Limbangan dan Kemukten. Sedangkan untuk
Kabupaten Boyolali dipilih Kecamatan Teras Desa Sidomoro, Bangsalan, Teras, dan Kadirejo. Sementara itu, Kabupaten Boyolali yang merupakan daerah sentra
produksi dataran tinggi dipilih Kecamatan Selo Desa Jrakah, Klakah, Senden, Lencok, Jeruk, Tarubatang, Tlogolele, Samiran, dan Desa Takeran.
Kabupaten Klaten dipilih beberapa kecamatan daerah sentra produksi karena responden yang tersebar, yaitu Kecamatan Karangnongko Desa
Demakijo, Ngawen Desa Gatak, Jogonalan Desa Tamlahan, dan Manisrenggo Desa Solodiran. Untuk Kabupaten Purbalingga yang mewakili daerah sentra
produksi cabai merah pertumbuhan baru di pilih Kecamatan Karangrejo Desa Kutabawa, Serang, Karangrejo, Tlahab Kidul, Tlahab Lor, dan Sirawak dan
Kecamatan Karang Jambu Desa Purbasari. Beberapa alasan memilih lokasi Provinsi Jawa Tengah antara lain, adalah:
1 Merupakan daerah sentra produksi utama cabai merah besar dan cabai merah keriting, menempati urutan ketiga secara nasional, 2 Merupakan wilayah
pengembangan utama cabai merah besar dan cabai merah keriting, 3 Mewakili daerah sentra produksi dengan rata-rata tingkat produktivitas rendah hingga
tinggi, 4 Terdapat daerah sentra produksi cabai merah baik sentra produksi lama maupun daerah sentra produksi pertumbuhan baru; 5 Memiliki keragaman
produktivitas yang cukup tinggi; 6 Kelembagaan kelompok tani komoditas cabai merah telah berkembang baik; dan 7 Terdapat kemitraan usaha contract
farming antara perusahaan pengolah yaitu PT Heinz ABC dengan kelompok tanipetani dan antara petani dengan pedagang langganan; serta 8 Infrastruktur
96 pemasaran sudah cukup berkembang baik pasar induk cabai merah dan Sub
Terminal Agribisnis.
4.2. Jenis dan Sumber Data