3 Pendukung caring
Role model 4
Kendala caring Mahasiswa terkadang kurang dapat menempatkan
kedekatan dengan dosen secara profesional
Kesibukan dosen yang padat 5
Manfaat caring Menambah nilai positif bagi institusi pendidikan
Meningkatkan respek dan rasa hormat kepada dosen Mengurangi stres kerja karena disenangi mahasiswa
Mempermudah mahasiswa dalam menerima materi 6
Dampak non- caring
Menghambat aktualisasi diri Mahasiswa takut kepada dosen
Mahasiswa tidak mau mendengarkan kata-kata dosen
4.3.1 Karakteristik Caring Dosen Keperawatan Berbagai karakteristik caring dosen keperawatan tergambar dari 8 sub
tema yaitu 1 memberikan motivasi 2 menghargai 3 kedekatan profesional 4 ketersediaan waktu 5 menggunakan metode sistematis dalam penyelesaian
masalah 6 empati 7 komitmen 8 ketulusan. Masing – masing sub tema dijelaskan sebagai berikut:
1. Memberikan motivasi
Dosen yang caring dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, dapat diberikan diawal dan diakhir
pembelajaran ataupun ditengah-tengah pembelajaran yang mencakup tentang pilihan akademik dan kehidupan mereka. Motivasi yang diberikan oleh dosen
Universitas Sumatera Utara
bertujuan untuk mendorong semangat belajar mahasiswa seperti pernyataan salah satu partisipan berikut ini:
“saya lakukan selama ini setiap memulai pelajaran itu tetap harus ada motivasi paling tidak 10 menit sebelum pembelajaran dimulai selalu ada
kata–kata motivasi kemudian ditutup lagi dengan kata–kata motivasi sepertipenyemangat–penyemangat dari kata–kata mario teguh.”[P1, L48-
53] Pernyataan tersebut didukung oleh seorang partisipan lainnya yang
mengatakan bahwa sering memberikan motivasi ditengah–tengah mengajar, yaitu: “sering kali sebelum apa namanya ditengah–tengah mengajar itu saya
sering memotivasi mahasiswa seperti itu.” [P7, L499-500] Pernyataan partisipan diatas didukung oleh kutipan pernyataan dari
partisipan lainnya yang menyatakan bahwa mahasiswa harus dimotivasi dengan cara mengingatkan tentang kekuatan atau kelebihan mereka sehingga dapat
dijadikan peluang terbesar untuk menghadapi persaingan, yaitu: “Saya memotivasi mahasiswa, saya bilang apalagi kalau belajar
manajemen ya kan, saya bilang buat planning kalian buat ini kalian trus apa kekuatan analisis SWOT nya itu, jadi dari diri kalian itu ada hal yang
paling terbesar yang itu bisa jadi peluang bagi kalian apalagi kedepan itu persaingan semakin ketat saya pikir kalian harus belajar lebih lagi saya
pikir kalian mempunyai kekhasan sendiri, saya bilang seperti itu artinya tidak ada kata terlambat masih panjang waktu kalian.” [P7, L502-508]
Memberikan motivasi kepada mahasiswa, dapat juga dengan cara
memberikan arahan tentang bagaimana cara belajar yang baik. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan salah satu partisipan berikut:
“misalnya kita arahkan dia bagaimana cara belajar yang baik, kita kasih tau dia tips–tips belajar yang baik.” [P4, L39-41]
Universitas Sumatera Utara
Dosen juga memberikan motivasi dalam bentuk nasehat untuk mengingatkan kesalahan mahasiswa agar dapat berhasil nantinya, hal ini sesuai
dengan kutipan pernyataan seorang partisipan berikut ini: “ya pertama kita nasehati dulu kalau dia terlambat datang kan kamu yang
rugi, tadi ada yang sudah saya terangkan kamu gak dengar lagi, kan rugi kamu sendiri untuk berikutnya jangan terlambat ya, gitu.” [P10, L 210-
2012] Dosen memberikan motivasi kepada mahasiswa bertujuan untuk
meningkatkan semangat belajar mahasiswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan kutipan salah satu partisipan berikut:
“ada apa dia apakah memang kurang apa namanya, kurang belajar atau dia malas kita berikan apa motivasi kepada mahasiswa tersebut kita
panggil kemudian kita kasikan nasehat kepada mahasiswa tersebut.” [P11, L42-44]
Dosen dapat juga memberikan motivasi kepada mahasiswa dengan mendorong keahlian berpikir mahasiswa ketingkat yang lebih tinggi dengan cara
membuat mahasiswa aktif saat proses belajar mengajar di kelas seperti aktif bertanya, menjawab pertanyaan ataupun memberikan komentar terhadap materi
yang disajikan. Hal ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “kalau saya sih dikelas lebih ingin membuat bagaimana mereka aktif
dalam pelajaran yang saya berikan, contohnya kan kalau seminar– seminar kecil dikelas bagaimana mengaktifkan mahasiswa supaya mereka
ikut serta, berpartisipasi dalam seminar tersebut, seperti bertanya, memberikan masukan, menjawab.”[P8, L68-73]
Memberikan motivasi dengan mendorong keahlian berpikir mahasiswa
dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan kepada mahasiswa, misalnya dengan menyodorkan satu masalah untuk dibahas oleh mahasiswa dengan
memanfaatkan fasilitas internet, buku, dan lainnya, kemudian dibahas bersama-
Universitas Sumatera Utara
sama sehingga membuka wawasan mahasiswa terlebih dahulu sebelum materi tersebut disajikan oleh dosen. Kutipan pernyataan partisipan tersebut adalah:
“saat proses belajar mengajar saya lebih sering menyarankan mahasiswa bagaimana agar mereka terpacu untuk mengikuti pelajarannnya, kita
kasih semacam kasus gitu ya kemudian mereka mencari bahan dari WIFI atau buku yang ada kemudian mereka presentasikan.” [P8, L233-236]
“saya selalu mengajarkan mahasiswa saya untuk mencari gitu, cari dulu, cari kamu tunjukkan kesaya, saya akan ajarkan beginilah caranya jadi
gak saya kasih istilahnya apa gak saya kasih dia ikan tapi saya kasih dia kail begitu, sehingga dia seperti tadi, akhirnya dia ada pengakuan ia bu
kami sudah mengerti kenapa ibu suruh seperti itu.” [P9, L303-307] Pernyataan tersebut juga didukung oleh partisipan lainnya yang
mengatakan bahwa mahasiswa harus berbaur dengan mahasiswa dari berbagai budaya agar dapat pengalaman dari budaya lainnya sesuai dengan kutipan berikut
ini: “saya anjurkan mereka berbaur karena biar lebih inilah saya rasa
pengalaman atau apa bagaimana supaya mempelajari budaya juga budaya orang orang karena memang perawat ini ya bukan satu budaya
saja yang mau kita rawat, makanya saya tekankan kemereka supaya mereka berbaurlah dengan teman–temannya yang berbeda suku dengan
mereka.” [P8, L298-304]
2. Menghargai