cara belajar kita yang seperti ini, jadi mereka otomatis akan termotivasi apalagi kalau saya berikan gambaran.” [P11, L96-101]
Pernyataan tersebut juga didukung oleh partisipan lainnya yang
mengatakan bahwa merasa senang bila mendengar mahasiswanya berhasil dalam mendapatkan pekerjaan yang baik, seperti kutipan dua partisipan berikut ini:
“kalau dia gak bimbingan–bimbingan saya lihat jadwal bimbingannya saya akan tanya dia kenapa kamu misalnya dari tanggal sekianbaru
muncul sekarang apa masalahnya biar cepat gitu supaya dia cepat maju, karnasaya takut kalau asal–asalan, kok masih banyak yang salah padahal
udah kitabimbing, jadi rajin manggilin gitu kayak awak yang perlu padahal mereka yang mautamat.” [P11, L469-474]
7. Komitmen
Komitmen merupakan respon perilaku sebagai pertemuan antara keinginan atau kepentingan pribadi dengan kewajiban sebagai seorang dosen, seperti
pernyataan seorang partisipan berikut ini: “kita usahakan kalau masuk kelas itu ya tepat waktu kalau memang jam
10 ya jam 10 kita sudah dikelas jangan kita terlambat boleh sementara mahasiswa kalau terlambat kita tegur gitu jadi dari awal memang sudah
ada apa janji kita kontrak waktu dulu masuk jam 10 jadi kalau lebih dari itu kalau memang merasa terlambat ya sudah gak usah lagi masuk gitu
jadi dia memang dengan sadar gitu.” [P1, L413-418]
Komitmen juga dapat tergambar dari sikap kita terhadap mahasiswa yang melanggar peraturan, dimana peraturan harus diikuti dan tidak boleh tawar-
menawar untuk hal tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan salah satu kutipan dari partisipan berikut:
“eh kamu seorang perawat sepatunya kalau berwarna-warni kita suruh pulang itu untuk mengganti sepatunya dan tidak bisa masuk juga kalau
sepatunya berwarna–warni, cara berpakaian juga kita perhatikan.” [P7, L 153-155]
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan tersebut juga didukung oleh partisipan lainnya yang mengatakan bahwa menegur mahasiswa bila kedapatan tidak mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan oleh institusi seperti berikut ini: “kadang ada jika kita berpapasan dengan mahasiswa ini jika ada apa
namanya ya tidak mematuhi peraturan contohnya seragamnya kurang bagus rambutnya itu kita tegur, tegur aaa kenapa seperti itu kenapa
rambutnya panjang ya jadi kenapa uniformnya seragamnya berbeda jadi kita tegur dulu, ya kalau ditegur makanya kalau dia tidak melakukan apa
yang kita syaratkan ya kita panggil kembali anak tersebut.” [P8, L211- 216]
Pernyataan tersebut juga didukung oleh partisipan lainnya yang mengatakan bahwa dosen harus tegas pada peraturan yang berlaku, yaitu :
“pas saya masuk siapa yang gak pake harnet, saya kasih waktu 5 menit, 5 menit harus kembali lagi, kalau tidak ada harnetnya, tidak usah kuliah
saya bilang seperti itu, supaya ada tanggung jawab mereka, kalau perawat seperti itu.” [P11, L336-338]
Komitmen seorang dosen juga dapat tergambar dari prilaku menepati janji, apabila telah berjanji kepada mahasiswa maka dosen harus berusaha menepatinya.
Pernyataan tersebut sesuai dengan kutipan dari seorang partisipan berikut: “mereka kontrak waktu dulu, kontrak waktu, kalau memang sudah kontrak
waktu ya sayaterima mereka bimbingan seperti itu, jadi kalau datang tiba- tiba yang bimbingan dengan saya, ya saya gak mau harus kontrak waktu
dulu.” [P8, L188-193]
Komitmen dosen berikut ini tergambar dari pernyataannya bahwa tidak akan terpengaruh oleh suku apapun dalam memberikan nilai pada mahasiswa dan
tidak akan menyangkut pautkan urusan pendidikan dengan urusan pribadinya. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan salah satu partisipan berikut:
“saya mau suku apapun dia kalau nilainya bagus, saya buat tetap bagus tapi kalau dia tidak bagus, ya tidak bagus, mari kita perbaiki yang tidak
bagus itu, begitulah dan saya juga tidak mau urusan kantor dan pendidikan itu dibawa–bawa kerumah, misalnya dia punya masalah gitu
Universitas Sumatera Utara
dilingkungan pendidikan, trus saya ditelpon ibu dirumah, saya mau main– main kerumah ibu dengan orang tua saya?, karena biasanya kalau seperti
ini, aaa berapa mau ibu nilai saya biar naik, kayak gitu–gitulah, kalau urusan kantor mau jumpa sama saya dengan orang tua kamu datang
kekantor.” [P11, L196-203] Keputusan yang telah diambil oleh seorang dosen terhadap suatu masalah
mahasiswa, tidak akan berubah-ubah lagi dengan alasan apapun yang diutarakan oleh mahasiswa tersebut, hal ini dapat menunjukkan komitmen seorang dosen.
Hal ini sesuai dengan kutipan pernyataan partisipan berikut ini: “kalau saya katakan tidak, tidak kalau saya katakan ia, ia jadi mereka
tidak akan bilang jangalah bu, janganlah bu, gak pernah, kalau bilang tidak bisa tidak bisa kamu keluar kampus, dia diam, gak jadi gitu,
misalkan permisi gitukan alasannya saja gitu ya kan, jadi saya bilang, gak jadi, saya orangnya gak cerewet sih bu, bisa nanti ditanyak mahasiswa
cuma saya harus tegas gitu kemereka.” [P11, L217-222]
8. Ketulusan