Menghargai Studi Fenomenologi : Karakteristik Caring Dosen Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Swasta Kota Medan

sama sehingga membuka wawasan mahasiswa terlebih dahulu sebelum materi tersebut disajikan oleh dosen. Kutipan pernyataan partisipan tersebut adalah: “saat proses belajar mengajar saya lebih sering menyarankan mahasiswa bagaimana agar mereka terpacu untuk mengikuti pelajarannnya, kita kasih semacam kasus gitu ya kemudian mereka mencari bahan dari WIFI atau buku yang ada kemudian mereka presentasikan.” [P8, L233-236] “saya selalu mengajarkan mahasiswa saya untuk mencari gitu, cari dulu, cari kamu tunjukkan kesaya, saya akan ajarkan beginilah caranya jadi gak saya kasih istilahnya apa gak saya kasih dia ikan tapi saya kasih dia kail begitu, sehingga dia seperti tadi, akhirnya dia ada pengakuan ia bu kami sudah mengerti kenapa ibu suruh seperti itu.” [P9, L303-307] Pernyataan tersebut juga didukung oleh partisipan lainnya yang mengatakan bahwa mahasiswa harus berbaur dengan mahasiswa dari berbagai budaya agar dapat pengalaman dari budaya lainnya sesuai dengan kutipan berikut ini: “saya anjurkan mereka berbaur karena biar lebih inilah saya rasa pengalaman atau apa bagaimana supaya mempelajari budaya juga budaya orang orang karena memang perawat ini ya bukan satu budaya saja yang mau kita rawat, makanya saya tekankan kemereka supaya mereka berbaurlah dengan teman–temannya yang berbeda suku dengan mereka.” [P8, L298-304]

2. Menghargai

Menghargai mahasiswa dengan cara tidak membentak ataupun marah- marah dan tidak menunjukkan sikap yang arogan kepada mahasiswa serta menyadari bahwa dosen bukanlah orang yang mengetahui segalanya. Pernyataan diatas sesuai dengan kutipan partisipan berikut ini: “Misalnya kita tidak membentak, waktu memberikan pelajaran itupun tidak dengan marah–marah gitu, tidak dengan sikap arogan bahwa kita sok tau semua gitu, nah kita sebagai dosen juga harus menyadari bahwa kita itu tak tau semua dan mahasiswa itu bukanlah bodoh sama sekali tidak tahu apa–apa, jadi kita harus meyakini bahwa merekapun juga Universitas Sumatera Utara punya ilmu,kita tidak menganggap mereka botol kosong sama sekali.” [P4, L55-70] Menghargai mahasiswa dengan membuat jadwal untuk konsultasi mahasiswa sehingga tidak membiarkan mahasiswa menunggu tanpa kepastian. Hal ini sesuai dengan pernyataan empat partisipan seperti kutipan berikut ini: “saya katakan kepada dia, kalau dia mau konsul, kalian sms saya dulu karna kalau kita bilang tunggu–tunggu itu merupakan ketidakpastian kepada mahasiswa jadi saya suruh mereka sms saya gitu.” [P7, L546-549] Menghargai mahasiswa dapat juga ditunjukkan dengan tidak melakukan teguran atas kesalahan mahasiswa didepan umum atau didepan mahasiswa lainnya sehingga dapat menjaga martabat dan harga diri seorang mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dua partisipan seperti kutipan berikut ini: “teguran itu jangan terlalu didepan umum kan bisa mahasiswanya malu gitu kan, kalau menegur ya dikantor saja jangan dilapangan kalau mau dilapangan ya pelan aja suaranya atau mendekat kemahasiswanya ditegur disitu jadi kalau ya kita jaga jugalah privasi dia harga diri dia gitu kan jangan sampai kita menegur didepan yang lain jadi dia malu.” [P3, L528- 532] Menghargai mahasiswa dapat juga tergambar dari memanggil mahasiswa dengan menyebut nama mahasiswa yang bersangkutan. Kutipan pernyataan tersebut adalah: “jadi kita tetaptidak mengatakan e kamu, tapi kita tetap memanggil namanya, dengan memanggilnamanya kan dia itu merasa dihargai.” [P9, L35-37] Caring dalam pengajaran orang dewasa dapat juga diberlakukan dengan memberikan umpan balik yang spesifik kepada mahasiswa sebagai salah satu cara menghargai mahasiswa. Hal ini dapat tergambar dari kategori berikut ini: memberikan teguran dan pujian, menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan Universitas Sumatera Utara mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk memberikan pertanyaan agar dapat diketahui pemahaman mereka tentang materi yang telah diajarkan dan kemudian memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan tersebut. Empat partisipan memberikan pernyataan bahwa dosen harus seimbang antara teguran dan pujian seperti kutipan berikut ini: “saya berpikir berarti tidak hanya teguran yang penting tapi juga pujian, itu juga sangat penting untuk mahasiswanya karena mereka juga butuh perhatian mungkin.” [P1, L74-76] Menghargai mahasiswa berarti dosen mau mendengarkan saran atau masukan dari mahasiswa apabila saran atau masukan tersebut mempunyai alasan yang baik dan dapat diterima. Kutipan pernyataan partisipan tersebut adalah: “paling apa ya bertukar pikiran istilahnya, apa yang kurang, apa yang bisa kitaperbaiki disini gitu kan, saya setidaknya ngasih, ngasih terus tapi mereka kadang ada uneg–uneg yang mereka perlu, bu jangan kayak gini napa bu, bu powerpointnya belum siap gimanabu, ya sudah yang sudah siap saja saya bilang, kalau mintanya itu bagus saya kasih.” [P12, L187- 193]

3. Kedekatan profesional