Hipotesis Biodiversitas dan Peran Mikrofungsi Isolat Telaga Warna dalam Mendekomposisi Bahan Organik pada Limbah cair Tahu
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mikrofungi 2.1.1. Taksonomi mikrofungi
Fungi digolongkan ke dalam kelompok dunia ketiga oleh E. Haeckel yaitu kelompok protista, yang merupakan kelompok selain hewan dan tumbuhan.
Fungi kapang merupakan organisme yang sebagian termasuk fotosintetik dan sebagian lagi nonfotosintetik; beberapa dapat menyerupai tumbuhan, beberapa
serupa dengan hewan, dan beberapa sama-sama mempunyai sifat yang khusus bagi kedua dunia tumbuhan dan hewan Buss 1983; Buchalo et al. 1998. Ciri-ciri
organisme yang dikelompokkan ke dalam kingdom fungi adalah eukariotik, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung
khitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya dan mengekskresikan
enzim-enzim ekstraseluker ke lingkungan, menghasilkan spora atau konidia, serta melakukan reproduksi seksual dan atau aseksual Trinci dan
Cutter 1986; Brock et al. 1994; Gandjar et al. 2006. Taksonomi fungi pada saat ini didasarkan pada morfologi dan pola
perkembangan dari struktur reproduksi seksual yang dihubungkan dengan struktur biokimia dan molekulnya, termasuk pada analisis rDNA. Deacon 1997 dan
Alexopoulos et al.1996 in Sigee 2005 membagi fungi dalam kelompok sebagai berikut:
1. Filum Chitridiomycota Kelompok ini ada pada habitat akuatik dan tanah, memiliki jenis parasit
ataupun saprofit. Anggota dari filum ini dikenal dengan sebutan chytrid. Banyak anggota fungi ini yang tidak memiliki miselium; thallus tubuh
tereduksi menjadi sebuah single globular structure yang dapat masuk ke dalam inangnya atau pada substrat. Single globular structure adalah sistem
rhizoid struktur yang mirip dengan akar yang tidak beraturan. Beberapa
chytrid merupakan endobiotik; hidup di dalam inangnya. Sementara yang
epibiotik memproduksi organ reproduksi pada permukaan inangnya atau pada bahan organik yang mati. Filum ini, pada habitat akuatik memiliki empat
ordo yang penting, yaitu:
a. Ordo Chytridiales
b. Ordo Blastocladiales c.
Ordo Spizellomycetales d.
Ordo Monoblepharidales 2.
Filum Zygomycota Memiliki dua kelas yang mewakili lingkungan perairan tawar, yaitu
Zygomycetes dan Trichomycetes. Zygomycetes bersifat kosmopolitan dan dapat menggunakan substrat dengan spektrum yang luas Gandjar et a.
2006. 3.
Filum Ascomycota fungi tingkat tinggi Karakter dari filum ini adalah memiliki miselium yang bersepta dan ascocarp
tubuh buah seksual; suatu struktur reproduksi seksual yang menghasilkan askus dengan bentuk multiselular. Fungi jenis ini jarang ditemukan di
perairan tawar. 4.
Filum Basidiomycota Sama halnya dengan filum Ascomycota, kapang dari kelompok
Basidiomycota jarang ditemukan di lingkungan akuatik tawar. Bila ditemukan, ada pada kayu dan bahan organik yang ada di dalam atau di sekitar
sungai. 5.
Deuteromycota Menurut Manoharachary et al.
2005, kelompok ini disebut juga anamorf, fungi imperfect, fungi konidial, fungi mitosporik, atau fungi aseksual. Banyak
spesies yang dimasukkan ke dalam deuteromycota, namun setelah ditemukan fase seksualnya teleomorf dimasukkan ke dalam Ascomycota atau
Basidiomycota. Deuteromycota merupakan kelompok yang khusus bagi spesies cendawan dengan fase seksual yang belum diketahui.