Perumusan masalah Tujuan Manfaat

1.2. Perumusan masalah

Mikrofungi merupakan organisme yang dapat mendekomposisi bahan organik dari air limbah, dan memanfaatkan senyawa organik di dalamnya sebagai nutrien untuk proses metabolisme. Proses tersebut akan menyebabkan organisme mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan mikrofungi ada yang cepat atau lambat tergantung pada jenis mikrofungi itu sendiri. Pertumbuhan merupakan respon dari kemampuan mikrofungi dalam memanfaatkan bahan organik. Bahan organik yang dikaji dalam penelitian ini adalah bahan organik yang berasal dari limbah cair tahu. Limbah cair tahu mengandung bahan organik, terutama nitrogen, dengan kadar yang cukup tinggi, yang bila dibuang langsung ke perairan akan mempengaruhi kualitas air di perairan tersebut. Peran mikrofungi dalam dekomposisi atau pun bioremediasi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran bahan organik. Untuk itu diperlukan pengujian atau pengukuran terhadap kemampuan mikrofungi dalam menurunkan kandungan bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tahu. Hasil dari pengujian tersebut dapat bersifat positif, yakni mikrofungi dapat menurunkan konsentrasi bahan organik dalam air limbah, atau sebaliknya. Bila tidak dapat menurunkan konsentrasi bahan organik, maka diperlukan pengkajian atau evaluasi kembali terhadap kondisi bahan organik pada air limbah tersebut atau isolat mikrofungi yang digunakan Gambar 1.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji jenis-jenis mikrofungi dari Telaga Warna serta menjelaskan kemampuan mikrofungi isolat Telaga Warna dalam memanfaatkan bahan organik yang berasal dari limbah cair tahu.

1.4. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan jenis isolat mikrofungi dari Telaga Warna yang efektif dalam mengolah limbah bahan organik, serta mengembangkan potensi mikrofungi sebagai agen bioremediasi.

1.5. Hipotesis

Mikrofungi dengan jenis yang berbeda akan melakukan dekomposisi bahan organik dengan kemampuan yang berbeda-beda. Hal tersebut terkait dengan waktu yang diperlukan oleh mikrofungi itu sendiri dalam mendekomposisi bahan organik. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrofungi 2.1.1. Taksonomi mikrofungi Fungi digolongkan ke dalam kelompok dunia ketiga oleh E. Haeckel yaitu kelompok protista, yang merupakan kelompok selain hewan dan tumbuhan. Fungi kapang merupakan organisme yang sebagian termasuk fotosintetik dan sebagian lagi nonfotosintetik; beberapa dapat menyerupai tumbuhan, beberapa serupa dengan hewan, dan beberapa sama-sama mempunyai sifat yang khusus bagi kedua dunia tumbuhan dan hewan Buss 1983; Buchalo et al. 1998. Ciri-ciri organisme yang dikelompokkan ke dalam kingdom fungi adalah eukariotik, tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung khitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya dan mengekskresikan enzim-enzim ekstraseluker ke lingkungan, menghasilkan spora atau konidia, serta melakukan reproduksi seksual dan atau aseksual Trinci dan Cutter 1986; Brock et al. 1994; Gandjar et al. 2006. Taksonomi fungi pada saat ini didasarkan pada morfologi dan pola perkembangan dari struktur reproduksi seksual yang dihubungkan dengan struktur biokimia dan molekulnya, termasuk pada analisis rDNA. Deacon 1997 dan Alexopoulos et al.1996 in Sigee 2005 membagi fungi dalam kelompok sebagai berikut: 1. Filum Chitridiomycota Kelompok ini ada pada habitat akuatik dan tanah, memiliki jenis parasit ataupun saprofit. Anggota dari filum ini dikenal dengan sebutan chytrid. Banyak anggota fungi ini yang tidak memiliki miselium; thallus tubuh tereduksi menjadi sebuah single globular structure yang dapat masuk ke dalam inangnya atau pada substrat. Single globular structure adalah sistem rhizoid struktur yang mirip dengan akar yang tidak beraturan. Beberapa chytrid merupakan endobiotik; hidup di dalam inangnya. Sementara yang epibiotik memproduksi organ reproduksi pada permukaan inangnya atau pada bahan organik yang mati. Filum ini, pada habitat akuatik memiliki empat ordo yang penting, yaitu: