Metabolisme absorbsi nutrien pada mikrofungi

oksalasetat, asam suksinat, dan sebagainya. Reaksi anabolisme pada dasarnya terbagi ke dalam beberapa proses, diantaranya: asimilasi nitrogen dan sulfat, sintesis mikromolekul sintesis asam amino, serta sintesis makromolekul sintesis DNA, RNA, dan protein Trinci dan Cutter 1986. Secara umum fungi memerlukan nutrien dalam bentuk karbon, nitrogen, sulfur, kalium, magnesium, natrium, kalsium, nutrien mikro besi, mangan, kobalt, molibdenum, dan vitamin. Fungi adalah organisme heterotrof karena tidak memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa karbon anorganik. Senyawa karbon organik yang dapat dimanfaatkan fungi untuk membuat materi sel baru dapat berupa molekul sederhana seperti gula sederhana, asam organik, gula terikat alkohol, polimer rantai pendek dan rantai panjang yang mengandung karbon Gadd 1988; Ayres 1986 in Gandjar 2006. Beda halnya dengan karbon, nitrogen dimanfaatkan oleh fungi dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Fungi lebih menyukai nitrogen dalam bentuk organik. Nitrogen organik yang dapat dimanfaatkan oleh fungi adalah dalam bentuk protein Lyon et al. 1952. Menurut Gunderson 1967; Guest dan Smith 2007, senyawa nitrogen anorganik yang dapat dimanfaatkan oleh mikrofungi adalah dalam bentuk ammonium NH 4 - N; nitrat NO 3 ; dan nitrit NO 2 . Nitrit dapat dimanfaatkan oleh mikrofungi dalam kondisi yang tidak asam. Selain itu, fungi diketahui dapat menghidrolisis senyawa-senyawa toksik yang sulit diuraikan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana, sehingga dapat dimanfaatkan oleh organisme itu sendiri atau lainnya Quoreshp et al. 1995. 2.2. Karakteristik tahu dan limbah cair tahu

2.2.1. Karakteristik tahu

Tahu merupakan bahan makanan yang terbuat dari kedelai yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Menurut Soedarma dan Sediaoetma 1977 in Dhahiyat 1990 di dalam 100 gram kedelai yang merupakan bahan tahu, terkandung 35 gram protein, 18 gram lemak, dan 10 gram karbohidrat; sedangkan dalam 100 gram tahu terdapat 7,8 gram protein, 4,6 gram lemak, dan 1,6 gram karbohidrat. Pengolahan kedelai menjadi tahu umumnya dilakukan secara tradisional, yaitu melalui proses penggumpalan pengendapan protein susu kedelai. Bahan penggumpal yang lazim digunakan ialah batu tahu CaSO 4 atau cioko, asam cuka CH 3 COOH, dan MgSO 4 Pusbangtepa 1989. Proses pengolahan tahu dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Bagan Proses Pembuatan Tahu Sumber: Nuraida 1985; Pusbangtepa 1989 in Sylvi 2001 PencetakanPengerasan Pencucian Kedelai Perendaman Penggilingan Pemasakan Penyaringan Pemotongan Penggumpalan Perendaman Tahu Air matangair bersih Air dingin 12-24 jam Air hangat 55 o C 1-2 Air hangat 9:1 100 o C 7-14 menit Tahu Air hangat 80 o C Air Ampas tahu Whey Whey Kotoran