penggumpal yang lazim digunakan ialah batu tahu CaSO
4
atau cioko, asam cuka CH
3
COOH, dan MgSO
4
Pusbangtepa 1989. Proses pengolahan tahu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bagan Proses Pembuatan Tahu Sumber: Nuraida 1985; Pusbangtepa 1989 in Sylvi 2001
PencetakanPengerasan Pencucian Kedelai
Perendaman
Penggilingan
Pemasakan
Penyaringan
Pemotongan Penggumpalan
Perendaman Tahu
Air matangair bersih
Air dingin 12-24 jam Air hangat 55
o
C 1-2
Air hangat 9:1
100
o
C 7-14 menit
Tahu Air hangat 80
o
C Air
Ampas tahu Whey
Whey Kotoran
2.2.2. Karakteristik limbah cair tahu
Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu atau pun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan dapat berupa
limbah padat dan cair. Pada Gambar 4 terlihat adanya hasil sampingan dari proses pembuatan tahu yaitu whey. Whey adalah limbah cair yang dihasilkan dari proses
penggumpalan dan pencetakan pada pembuatan tahu. Sebagian pabrik tahu ada yang menggunakan sebagian kecil whey sebagai biang. Selain whey, limbah cair
tahu dapat berupa sisa air tahu yang tidak menggumpal atau berupa potongan tahu
yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya proses penggumpalan Dhahiyat 1990. Setiap kuintal kedelai akan menghasilkan 1,5 - 2 m
3
limbah cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair pada umumnya langsung dibuang ke lingkungan sekitar. Limbah cair bila dibiarkan akan
berwarna hitam dan berbau busuk. Padatan tersuspensi maupun terlarut yang terdapat pada limbah cair
tersebut dapat menjadi media untuk tumbuhnya agen penyakit. Air limbah dapat meresap ke dalam tanah yang dekat dengan sumur, sehingga air sumur itu tidak
layak dimanfaatkan lagi. Begitu pula bila limbah dialirkan ke sungai, maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan penyakit, seperti
gatal dan diare Nurhasan dan Pramudyanto 1991. Pencemaran akibat limbah akan berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya.
Air buangan industri tahu memiliki karaktersitik fisika dan kimia yang dapat dilihat pada Tabel 1. Pemahaman tentang karakteristik limbah tahu
merupakan hal yang penting untuk mengetahui tingkat pencemaran serta penanggulangannya. Selain itu juga untuk menentukan cara pengolahan yang
tepat serta memudahkan penentuan parameter yang akan dianalisis. Berhubungan dengan hal tersebut, Bapedalda Provinsi Jawa Timur menetapkan baku mutu
limbah cair untuk usaha pembuatan tahu sesuai dengan keputusan Gubernur No.452002 Tabel 2.
Tabel 1. Karakteristik Air Limbah Tahu
Sumber: Nurhasan 1987 in Sylvi 2001 Tabel 2. Baku mutu limbah cair industri dan kegiatan usaha lainnya Keputusan
Gubernur No.45 Tahun 2002
No. Parameter Satuan Golongan Baku Mutu
Limbah Cair I
II III
IV A
Fisika
1 Temperatur C 35 38 40 45
2 Zat padat
terlarut mgliter
1500 2000 4000 5000 3 Zat
padat tersuspensi
mgliter 100 200 200 500
B Kimia
1 pH
6 – 9 6 - 9
6 - 9 6 - 9
2 Ammoniak Bebas NH
3
-N mgliter 0,5
1 5
20 3 Nitrat
NO
3
-N mgliter
10 20 30 50 4 Nitrit
NO
3
N mgliter
0.06 1 3 5
5 BOD
5
mgliter 30
50 150
300 6 COD
mgliter 80 100 300 600
Sumber: BPLHD Surabaya in jukungkami.files.wordpress.com 2008
2.3. Parameter kualitas air 2.3.1. Parameter fisika
a. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor yang mengontrol dekomposisi bahan
organik yang dilakukan oleh fungi. Kondisi temperatur yang rendah dapat menghambat metabolisme fungi sehingga memperlambat laju dekomposisi bahan
organik yang ada di perairan Lindblom dan Tranvik 2003. Karakteristik Hasil
Pengukuran Suhu
Padatan terendap Padatan tersuspensi
Padatan total Warna
Amonia-Nitrogen Nitrit-Nitrogen
Nitrat-Nitrogen pH
Kebutuhan oksigen biologi BOD Kebutuhan oksigen kimia COD
37 - 45
o
C 175 - 190 mgl
635 - 660 mgl 810 - 850 mgl
2225 - 2250 Pt.co 23,3 - 23,5 mgl
3,5 - 4,0 mgl 32 - 40 mgl
4 - 6 6000 - 8000 mgl
7500 - 14000 mgl