Karakteristik limbah cair tahu

Tabel 1. Karakteristik Air Limbah Tahu Sumber: Nurhasan 1987 in Sylvi 2001 Tabel 2. Baku mutu limbah cair industri dan kegiatan usaha lainnya Keputusan Gubernur No.45 Tahun 2002 No. Parameter Satuan Golongan Baku Mutu Limbah Cair I II III IV A Fisika 1 Temperatur C 35 38 40 45 2 Zat padat terlarut mgliter 1500 2000 4000 5000 3 Zat padat tersuspensi mgliter 100 200 200 500 B Kimia 1 pH 6 – 9 6 - 9 6 - 9 6 - 9 2 Ammoniak Bebas NH 3 -N mgliter 0,5 1 5 20 3 Nitrat NO 3 -N mgliter 10 20 30 50 4 Nitrit NO 3 N mgliter 0.06 1 3 5 5 BOD 5 mgliter 30 50 150 300 6 COD mgliter 80 100 300 600 Sumber: BPLHD Surabaya in jukungkami.files.wordpress.com 2008 2.3. Parameter kualitas air 2.3.1. Parameter fisika a. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor yang mengontrol dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh fungi. Kondisi temperatur yang rendah dapat menghambat metabolisme fungi sehingga memperlambat laju dekomposisi bahan organik yang ada di perairan Lindblom dan Tranvik 2003. Karakteristik Hasil Pengukuran Suhu Padatan terendap Padatan tersuspensi Padatan total Warna Amonia-Nitrogen Nitrit-Nitrogen Nitrat-Nitrogen pH Kebutuhan oksigen biologi BOD Kebutuhan oksigen kimia COD 37 - 45 o C 175 - 190 mgl 635 - 660 mgl 810 - 850 mgl 2225 - 2250 Pt.co 23,3 - 23,5 mgl 3,5 - 4,0 mgl 32 - 40 mgl 4 - 6 6000 - 8000 mgl 7500 - 14000 mgl Pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroorganisme dipengaruhi pula oleh suhu. Fungi termasuk organisme termofilik yang dapat tumbuh pada suhu lebih dari 55 C. Salah satu contoh, Mucor pusillus, dapat tumbuh dengan suhu minimum 21-23, suhu optimum 45-50, dan suhu maksimum 50-58. Mikroorganisme seperti fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas. Bagi kebanyakan spesies saprofitik berkisar 22 sampai 30°C, sedangkan untuk spesies patogenik mempunyai suhu optimum lebih tinggi, biasanya mencapai 30-37°C Sigee 2004. b. TSS, TDS, dan kekeruhan Berdasarkan ukuran padatannya yang terdapat di perairan dapat diklasifikasikan menjadi: padatan terlarut 10 -6 mm, koloid 10 -6 sampai 10 -3 mm, dan padatan tersuspensi 10 -3 mm. Total Suspendid Solid adalah padatan yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter pori 0,45 μm Effendi 2003. Total Dissolved Solid adalah bahan-bahan terlarut diameter 10 -6 mm dan koloid diameter 10 -6 mm-10 -3 mm yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter pori 0,45 μm Rao, 1992 in Effendi 2003. TDS biasanya disebabkan oleh adanya bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di perairan. Air buangan atau limbah, selain banyak mengandung padatan tersuspensi, juga mengandung bahan-bahan yang bersifat koloid, misalnya protein Yusuf 2001. Kekeruhan merupakan sifat optik yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air, yang dapat diukur dengan turbidimeter. Dengan demikian kekeruhan optical density dari media fungi dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan mikrofungi. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhannya juga semakin tinggi. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan Meletiadis et al. 2001; Effendi 2003.

2.3.2. Parameter kimia

a. Dissolved Oxygen DO Keberadaan oksigen menentukan proses dekomposisi bahan organik yang ada di peraiaran. Rendahnya oksigen terlarut dapat memperlambat berjalannya