mereduksi polutan menjadi senyawa yang tidak toksik atau mereduksi hingga taraf konsentrasi yang diperbolehkan Gray 2004.
Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan dalam sistem pengolahan biologis ini adalah mikrofungi. Penggunaan mikrofungi dalam
bioremediasi dikenal dengan istilah mycoremediation Hamman 2004. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, misalnya oleh Van Leeuwen
2004, menggunakan mikrofungi untuk mengolah limbah cair, dengan cara melewatkan mikrofungi yang ditempatkan pada suatu tempat yang memiliki
screen. Screen tersebut memiliki ukuran pori yang kecil 100 μm, yang
bertujuan agar bakteri dapat ikut terbuang saat limbah dialirkan, namun mikrofungi tetap berada di dalam wadah tersebut. Skema screen pada reaktor
untuk mengolah limbah menggunakan mikrofungi, dapat dilihat pada Gambar 5. Pertumbuhan mikrofungi dapat dikontrol dengan melakukan pemanenan.
Biomassa mikrofungi yang terbentuk dapat dijadikan sebagai stok inokulan untuk pengolahan limbah berikutnya dan dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman.
Gambar 5. Skema mikroscreen pada recycle reaktor Van Leeuwen 2004
Fungi mendegradasi bahan-bahan organik dengan mentransformasi karbon dan nitrogen ke jaringan fungi itu sendiri dalam proporsi yang lebih banyak
daripada mikroorganisme lainnya. Selain itu, hasil sampingan berupa karbondioksida dan ammonium relatif lebih sedikit. 50 substansi yang
didekomposisi oleh fungi digunakan untuk pembentukan jaringan Lyon et al. 1943, sehingga pemulihan lingkungan oleh mikroorganisme ini dianggap
sebagai strategi potensial Frankenberger dan Losi 1996; Gadd 1992 in Gandjar et al. 2006.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan dalam dua rangkaian, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama meliputi pengambilan sampel mikrofungi dari perairan Telaga Warna, pengisolasian, kultivasi, dan identifikasi mikrofungi. Tahap kedua berupa
penentuan konsentrasi limbah tahu yang akan digunakan untuk media mikrofungi pada penelitian utama. Penelitian utama merupakan rangkaian kegiatan yang
terdiri dari pengujian jenis-jenis mikrofungi pada konsentrasi limbah hasil penelitian pendahuluan. Dalam penelitian utama ini juga dilakukan pengukuran
parameter fisika-kimia air serta persentase penutupan mikrofungi. Pengambilan contoh tersebut dilakukan pada bulan Juli 2006 yang
mewakili musim kemarau dan bulan Februari 2007 yang mewakili musim hujan. Penelitian pendahuluan dan utama dilakukan pada Mei 2007 di Laboratorium
Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2. Penelitian pendahuluan 3.2.1. Tahap pertama
3.2.1.1. Pengambilan sampel mikrofungi dari Telaga Warna
Pengambilan sampel mikrofungi dilakukan secara langsung, yaitu dengan mengambil langsung dari air, serasah, daun, batu, ataupun ranting yang terdapat di
perairan Telaga Warna. Sampel tersebut diambil atau dikerik menggunakan jarum ose, kemudian digoreskan pada media agar yang telah diperkaya nutrien. Nutrien
yang digunakan adalah Potato Dextrose AgarPDA Lampiran 1.
3.2.1.2. Isolasi mikrofungi
Isolat mikrofungi yang telah diambil dari perairan Telaga Warna tersebut diinkubasi selama 2-5 hari pada suhu kamar. Biakan mikrofungi yang tumbuh
dalam media agar masih heterogen. Biakan ini kemudian diisolasi dan diinkubasi kembali dalam suhu kamar selama 2-5 hari untuk mendapatkan biakan tunggal
homogen. Biakan tunggal tersebut diidentifikasi secara makroskopis dan
mikroskopis.
3.2.1.3. Identifikasi mikrofungi
Identifikasi mikrofungi bertujuan untuk mengetahui biodiversitas atau keanekaragaman hayati mikrofungi di perairan Telaga Warna. Identifikasi
dilakukan melalui beberapa tahapan berikut. a.
Pembuatan slide kultur Bagian bawah dalam cawan petri diberi alas kertas saring. Batang gelas
berbentuk U diletakkan di atas kertas saring, kemudian diletakkan gelas objek dan gelas penutupnya di atasnya, lalu disterilisasi di autoclave pada suhu
121 C dengan tekanan 1 atm selama ± 15 menit. Setelah dingin, di atas gelas
objek diberi setetes media PDA steril. Kemudian, secara aseptis, menggunakan jarum ose, mikrofungi target diinokulasi pada permukaan agar
yang sudah membeku. Kemudian ditutup dengan gelas penutup. Di bagian kertas saring diteteskan 7-10 ml gliserol 10 steril, kemudian diinkubasi pada
suhu kamar selama 3-5 hari. b.
Pengamatan Untuk menentukan jenis mikrofungi, struktur mikrofungi yang tumbuh
diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x10. Mikrofungi diidentifikasi dengan menggunakan beberapa acuan, seperti
Gandjar et al. 1999, Fassatiova 1986, dan Gilman 1945.
3.2.1.4. Penyiapan stok mikrofungi
Mikrofungi homogen yang telah diidentifikasi, ditumbuhkan kembali pada cawan petri dengan media PDA yang disimpan sebagai stok. Stok mikrofungi
tersebut disimpan pada suhu kamar, yang berikutnya dapat digunakan sebagai mikrofungi uji.
3.2.2. Tahap kedua 3.2.2.1. Penyiapan mikrofungi uji
PDA yang telah ditumbuhi mikrofungi tertentu dalam hal ini adalah Penicillium rugulosum, Penicillium viridicatum, Acremonium strictum,
Cephalosphorium acremonium, dan Abisidia spinosa dipotong menjadi