BAB II KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Bank
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967, Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Selanjutnya, perbaikan pengertian Bank pada UU RI No. 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang
memiliki dana lebih atau surplus kepada pihak yang membutuhkan dana atau defisit. Bank juga sering digunakan untuk mengaktualisasikan beberapa kebijakan moneter
diseluruh dunia seperti; menaikan suku bunga guna menarik uang yang terlalu banyak
beredar atau menurunkan suku bunga guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
2.2 Jenis Bank 2.2.1 Menurut Fungsinya Bank
1. Bank Sentral
Bank sentral ialah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan selanjutnya diatur dengan Undang-undang sendiri
UU No. 14 tahun 1967. Bank Indonesia bukan Bank. Bank Indonesia tidak menerima simpanan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umun dan bank perkreditan rakyar BPR. Tujuan Bank Indonesia yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999,
yaitu Mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar Rupiah. Tugas pokok Bank Indonesia:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. 2. Mengatur dan menjaaga kelancaran system pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi Bank. Pengawasan terhadap bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan memeriksa
laporan keuangan bank.
2. Bank Umum
Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan
kredit jangka pendek . Edward W. Reed dan Edward K. Gill 1995 : 1 juga menyatakan
bank umum lembaga yang paling penting dalam suatu negara dilihat dalam jumlah asetnya total asetnya sekitar 3 triliun pada tahun 1800-an.
Selain kredit jangka pendek, bank juga memiliki usaha selain non-bunga seperti: 1. Keuntungan penjualan surat berharga: surat tanah.
2. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan komisiprovisifee dan administrasi. Usaha non-bunga oleh bank sangat wajar. Karena bank umum juga merupakan suatu
lembaga yang hasil akhir usahanya adalah keuntungan, sehingga bank mencari pendapatan lain sebagai pengganti pendapatan dari bunga untuk memperoleh
keuntungan tambahan. Namun, segala kegiatan usaha bank umum tetap mengacu
Universitas Sumatera Utara
kepada tujuan pokok didirikannya sebuah bank yang alasan ijinnya diberikan oleh pemerintah adalah untuk menggairahkan perekonomian dengan pemberian kredit yang
diawasi pelaksanaannya oleh bank sentral. Fungsi bank umum menurut Edward W. Reed dan Edward K. Gill 1995 : 1:
1. Menciptakan uang: dilakukan dengan kegiatan memberikan pinjaman uang, investasi dan kerjasama dengan bank sentral.
2. Mekanisme pembayaran pemindahbukuan: karena penggunaan cek dan kartu kredit yag semakin besar
3. Pengumpulan tabungan 4. Pemberian kredit
5. fasilitas untuk mempelancar perdagangan luar negeri 6.
Penyimpan barang berhargasefe deposite box Dalam fungsi bank yang diberikan oleh Edward W. Reed dan Edward K. Gill terdapat
nyata bahwa bank adalah perantara keuangan, dalam kegiatannya pengumpul tabungan dan pemberian kredit yang terdapat pada butir 3 dan 4. Selain itu peran bank umum
dalam kebijakan moneter seperti penarikan dan pengedaran uang berada pada butir 1. sedangkan butir 5, bank umum juga aktif berperan dalam penyedian data keuangan
ekspor dan impor yang nantinya dipakai dalam menyusun neraca perdagangan Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
3. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Menurut Komaruddin Sastradipoera 2004 : 130 BPR adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan danatau bentuk lain yang
sejenis dengan itu; memberikan kredit; menyediakan biaya bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil; dan menempatkan dananya dalam deposito, danatau tabungan pada
bank lainnya.
2.2.2 Menurut Kepemilikannya Bank 1. Bank Milik Pemerintah
Kasmir 2008 : 36 menyatakan baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Bank
Pemerintah ada Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia 46 BNI 46, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Tabungan Negara BTN, Bank Ekspor Inonesia.
2. Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta dan keuntungan untuk swasta. Bank Swasta ada Bank Central
Asia BCA, Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Panin, Bank Permata.
3. Bank Milik Koperasi
Bank yang modalnya berasal dari perkumpulan koperasi Indonesia dalam bentuk bank umum koperasi, bank tabungan koperasi dan bank pembangunan koperasi, Komaruddin
Sastradipoera 2004 : 132.
4. Bank Milik Asing
Universitas Sumatera Utara
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik bank milik swasta asing atau pemerintah asing dan kepemilikan bank oleh pihak luar negeri. Bank
milik asing ada American Express Bank LTD, Bank of America, N.A., Bank of China Limited, City Bank N.A., Deutsche Bank AG., JP. Morgan Chase Bank, N.A., Standard
Chatered Bank, The Bangkok Bank Comp. LTD, The Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ LTD, The Hongkong Shanghai B.C, The Royal Bank of Scotland N.V.
2.2.3 Menurut Cara Menentukan Harga 1. Bank Konvensional
Kasmir 2008 : 40 dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode:
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,tabungan maupun deposito. Demikian juga harga untuk pijamannya kredit juga ditentukan
berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. 2. Untuk jasa-jasa bank lainya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam bentuk nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya-biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2. Bank Syariah
Bagi bank yang memakai prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah memakai perjanjian berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan syariah memakai metode: 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah.
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah. 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan mudharabah.
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah. 5. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihal bank oleh pihak lain
ijarah wa iqtina.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah Jenis perbedaan
Bank syariah Bank konvensional
Landasan hokum Al Qur`an as Sunnah + Hukum positif
Hukum positif Basis operasional
Bagi hasil Bunga
Skema produk Berdasarkan syariah, semisal mudharabah, wadiah, murabahah,
musyarakah dsb Bunga
Perlakuan terhadap Dana Masyarakat Dana masyarakat merupakan titipaninvestasi yang baru mendapatkan hasil bila diputardi’usahakan’ terlebih dahulu
Dana masyarakat merupakan simpanan yang harus dibayar bunganya saat jatuh tempo
Sektor penyaluran dana Harus yang halal
Tidak memperhatikan halalharam Organisasi
Harus ada DPS Dewan Pengawas Syariah Tidak ada DPS
Perlakuan Akuntansi Accrual
dan cash basis untuk bagi hasil Accrual basis
Terdapat perbedaan pula antara bagi hasil dan bunga bank, yaitu:
Bunga Bagi hasil
Suku bunga ditentukan di muka Nisbah bagi hasil ditentukan di muka
Universitas Sumatera Utara
Bunga diaplikasikan pada pokok pinjaman untuk kredit Nisbah bagi hasil diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh
nasabah pembiayaan Suku bunga dapat berubah sewaktu-waktu secara sepihak oleh bank
Nisbah bagi hasil dapat berubah bila disepakati kedua belah pihak
Sumber:BankSyariahMandiri
Universitas Sumatera Utara
2.3 Laporan Keuangan
Munawir 2007 : 2 memberikan pengertian laporan keuangan pada dasarnya hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Teguh Pudjo Muljono 1992 :
3 menyatakan laporan keuangan adalah produk dari akuntansi, begitu juga interpretasi laporan keuangan juga merupakan salah satu fungsi pokok dari akuntansi. Erich A.
Helfert 1996 : 13 laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan, dengan adanya laporan keuangan dapat diketahui seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya dan peristiwa apa saja
yang sudah terjadi pada perusahaan yang semuanya terangkum dalam angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Hasil evaluasi dari angka-angka tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan strategi keuangan dan operasional perusahaan kedepan.
2.4 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terbagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Neraca
Neraca dapat dipandang sebagai daftar kumulatif dari dampak keputusan investasi dan pembiayaan yaitu adanya catatan historis dari seluruh transaksi bisnis yang
mempengaruhi bisnis saat itu. Neraca memiliki sifat statis dan kumulatif, statis seperti foto yang mencerminkan tanggal pembuatan tertentu, kumulatif dalam menyajikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh semua keputusan serta transakasi yang telah terjadi dan telah dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pembuatan neraca, Erich A. Helfert
1996 : 15. Neraca pada perbankan sekurang-kurangnya terdapat pos-pos Teguh Pudjo Muljono
1992 : 16: 1. Aktiva
a. Kas b. Penempatan pada Bank Indonesia
c. Surat berharga: Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Saham, Obligasi
d. Tagihan pada bank lain: Giro, Call Money simpanan pada bank lain, Deposito berjangka, Kredit yang diberikan kepada bank lain
e. Kredit f. Penyertaan
g. Cadangan yang diklasifikasikan h. Aktiva tetap dan invetaris
i. Rupa-rupa aktiva saldo rekening aktiva lainnya baik dalam rupiah maupun valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos
aktiva dari a sampai h. 2. Pasiva
a. Giro yag dimaksud dari dana pihak ketiga b. Call Money penempatan oleh bank lain
Universitas Sumatera Utara
c. Tabungan d. Deposito Berjangka
e. Kewajiban lainnya f. Surat berharga
g. Pinjaman diterima baik dari bank lain dan Bank Indonesia h. Rupa-rupa pasiva saldo rekening pasiva lainnya baik dalam rupiah maupun
valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos pasiva dari a sampai g
i. Modal j. Labarugi
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu Munawir 2007 :
26. Tujuan laporan laba rugi mencerminkan pengaruh keputusan operasional manajemen terhadap kinerja perusahaan dan laba atau rugi operasional bagi pemilik
perusahaan selama suatu periode waktu tertentu Erich A. Helfert 1996 : 17. Pada laporan laba rugi bank kepada Bank Indonesia sekurang-kurangnya terdapat pos-pos:
a. Pendapatan dan beban bunga b. Pendapatan dan beban operasional selain bunga
c. Pendapatan beban non operasional d. Labarugi bersih
Universitas Sumatera Utara
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Erich A. Helfert 1996 : 20 laporan perubahan ekuitas adalah suatu analisis tentang perubahan utama perkiraan modal pemilik atau kekayaan bersih selama suatu periode
tertentu. Tujuan laporan perubahan ekuitas untuk melihat kemampuan sebuah perusahaan dalam megembalikan kekayaan pemilik, apakah mengalami pertambahan
atau berkurang selama tahun berjalan. Laporan perubahan ekuitas sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos, Standar Akuntasi
Pemerintah SAP No. 1 tahun 2005: a. Sisa lebihkurang pembiayaan anggaran
b. Setiap pos pendapatan dan belanja berserta totalnya seperti diisyaratkan dalam standar-standar lainya yang diakui secara langsung dalam ekuitas
c. Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
mendasar diatur dalam suatu standar terspisah. 4. Laporan Arus Kas
Erich A. Helfert 1996 : 19 menyatakan laporan arus kas adalah laporan yang memuat perubahan dalam pergerakan dana. Dalam SAP No. 3 tahun 2005 laporan arus kas
menyajikan informasi penerimaan dan pengeluran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset keuangan, pembiayaan dan
nonanggaran.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang
terdapat catatan atas laporan keuangan SAP No. 4 2005. Catatan atas laporan keuangan berbentuk pendapat atau opini dari seorang auditor tentang kelayakan laporan keuangan
yang disajikan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI 2004:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secar wajar.
2.5 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan
Dalam bukunya Teguh Pudjo Muljono 1992 : 34 mengklasifikasikan beberapa teknik analisa laporan keuangan bank secara intern yang meliputi:
A. Analisa Komparatif
Analisa yang meliputi analisa Ttrendanalisa Horizontal dan analisa Vertikal Analisa Common Size dari suatu laporan keuangan.
1. Analisa TrendAnalisa Horizontal
Universitas Sumatera Utara
Adalah analisa yang membandingkan kegiatan usaha suatu bank secara konstan maupun dalam bentuk relatif atas bagian kegiatan yang ada dengan kegiatan yang
telah dicapai pada periode sebelumnya. Dari analisa ini akan diperoleh suatu kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran usaha dari masing-
masing bank yang bersangkutan. 2. Analisa Vertikal
Agar para menagemen dapat mengetahui dan memanfaatkan pos-pos mana yang dominan untuk mencapai tujuan bank dengan menberikan perhatian yang khusus
maka analisa komparatif horizontal harus dilengkapi dengan analisa vertikal untuk mengetahui seberapa besar peran dari suatu pos terhadap kegiatan bank secara
keseluruhan.
B. Analisa Break Even Point Analysis untuk Bank
Pada perusahaan-perusahaan industri terdapat analisa Break Even Point BEP maka dalam perbankan juga dipakai analisa BEP yang memiliki manfaat:
1. Untuk profit planning and control baik dalam long run maupun short run period. 2. Untuk menetapkan mininmal target baik bagi unit bank secara keseluruhan maupun
bagian-bagian yang ada. 3. Sebagai bahan pegukuran efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupu bagian-
bagian yang ada.
C. Analisis Rasio
Munawir 2007 : 64 rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan Mathematical Relationship antara suatu jumlah tertentu atau dengan jumlah yang lain
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibadingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
2.6 Analisis Rasio Kinerja Bank