Simpanan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Surat-Surat Berharga atau Efek-Efek Kredit yang Diberikan Penyisihan Penghapusan Aset Kredit

sekunder yang disarankan oleh Bank Indonesia. Karena itu, Bank Mandiri membuat promosi guna menarik penabung.

2. Simpanan pada Bank Lain dan Bank Indonesia

Pertumbuhan rata-rata simpanan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp.8.596.959 juta atau 28,24. Hal ini disebabkan Bank Mandiri memiliki dana yang berlebih sehingga Bank Mandiri memutuskan menyalurkan dana yang berlebih pada simpanan Bank Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia SBI, Surat Utang Negara SUN gunanya untuk memenuhi GWM sekunder. Kemudian simpanan pada bank lain untuk memperoleh bunga dari call money oleh bank lain dibandingkan harus menempatkan sepenuhnya dana yang berlebih pada SBI.

3. Surat-Surat Berharga atau Efek-Efek

Pertumbuhan rata-rata surat-surat berharga atau efek-efek neto sebesar Rp.24.324.818 juta atau 446,79. Tahun 2006-2009 jumlah penyaluran dan pada surat-surat berharga atau efek-efek neto terus berkurang. Namun, masih ditempatkan sebagian aktiva pada SBI guna berjaga bila terjadi kebutuhan likuiditas yang besar dan meluas secara tiba-tiba. Baru di tahun dan 2010 terjadi kenaikan yang cukup besar. Hal ini disebabkan sumber dana di tahun 2006-2009 sebagian besar berasal dari simpanan-simpanan jangka pendek. Karena itu, surat-surat berharga atau efek- efek yang memiliki sifat pinjaman kredit jangka panjang dikurangi. Dan di tahun 2010, sumber dana Bank Mandiri sebagian besar dari simpanan-simpanan jangka panjang yang akhirnya meningkatkan penyaluraan pada surat-surat berharga atau efek-efek. Universitas Sumatera Utara

4. Kredit yang Diberikan

Pertumbuhan rata-rata kredit yang diberikan sebesar Rp.27.403.205 juta atau 19,05. Hal ini disebabkan adanya PBI No. 1219PBI2010 yang mengharuskan dana yang diperoleh dari simpanan pihak ketiga disalurkan kembali minimal 78.

5. Penyisihan Penghapusan Aset Kredit

Penyisihan penghapusan aset kredit mengalami pertumbuhan rata-rata yang negatif sebesar Rp.3.521.172 juta atau -29,45. Penurunan penyisihan penghapusan aset kredit ini disebabkan jumlah kolektibilitas kredit golongan 3-5, yaitu gol. 3 kredit kurang lancar, gol. 4 kredit diragukan dan gol. 5 kredit macet terus berkurang. Berkurangnya jumlah kolektibilitas kredit golongan 3-5 dikarenakan usaha keras menejemen Bank Mandiri didukung keadaan perekonomian Indonesia yang terus membaik.

6. Aset Tetap