LanjutanTabel 4.10
Dalam juta rupiah
Pendapatan beban Non operasi
Pendapatan non operasi 18,851
21,667 22,820
36,736 15,666
Beban non operasi 24,566
21,762 21,439
112,921 38,453
Jumlah Beban Operasi Lainnya 5,715
95 1,381
76,185 22,787
Laba sebelum pajak 235,787
748,717 693,049
683,076 1,045,530
Pajak 72,117
220,678 164,540
134,600 42,983
Laba Bersih
163,670 528,039
528,509 548,476
1,002,547
Sumber: BI data diolah Lampiran 3
Dari tabel di atas menunjukkan total pertumbuhan laba bersih sebesar Rp.209.719 juta atau 77,32. Hal ini disebabkan bertambahnya pendapatan bunga, pendapatan provisi
dan komisi lainnya, pendapatan operasional lainnya diikuti penurunan beban bunga, beban umum dan administrasi serta beban promosi.
1. Pendapatan Bunga
Pertumbuhan rata-rata pendapatan bunga, provisi dan komisi pendapatan bagi hasil unit syariah sebesar Rp. 97.404 juta atau 3,39. Hal ini disebabkan berkurangnya
beban bunga akibat penurunan suku bunga dan usaha bank dalam meningkatkan penyelamatan terhadap kredit bemasalah, sehingga debitur dapat kembali membayar
kreditnya.
2. Beban Bunga
Beban bunga mengalami pertumbuhan rata-rata yang negatif Rp. 105.415 juta atau - 4,5. Hal ini disebabkan penurunan suku bunga dasar tabungan bank, sedangkan
suku bunga kredit masih tetap.
3. Pendapatan Operasional Lainnya
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan rata-rata pendapatan operasional lainnya sebesar Rp. 209.088 juta atau 83,37. Hal ini disebabkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar di dua tahun
terakhir.
4. Pendapatan Provisi dan Komisi Lainnya
Pertumbuhan rata-rata pendapatan provisi dan komisi lainnya sebesar Rp. 36.134 juta atau 117,78. Hal ini disebabkan bertambahnya pendapatan dari bagi hasil produk-
produk syariah dan unit syariah.
5. Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan Administasi mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar Rp. 56.553 juta atau -5.3. Hal ini disebabkan peningkatan sistem teknologi informasi
perbankan yang membuat aktivitas perbankan Bank Mega lebih efisien dan cepat.
C. Rasio Keuangan
Berikut adalah perbandingan rasio keuangan beserta kondisi kesehatan kinerja rasio keuangan berdasarkan SK DIR BI 1997 dan 1998:
Tabel 4.11 Rasio-Rasio Kinerja Bank Mega
Rasio 2006
Kondisi 2007
Kondisi 2008
Kondisi 2009
Kondisi 2010
Kondisi
Cash Ratio CR 9.16
Sehat
8.47
Sehat
15.46
Sehat
8.91
Sehat
8.16
Sehat
Capital Adequency Ratio CAR
15.78 Sehat
18.42 Sehat
13.51 Sehat
15.14 Sehat
20.01 Sehat
Return On Asset ROA
0.53
Tidak Sehat
1.51
Sehat
1.52
Sehat
1.38
Sehat
1.93
Sehat
Operational Cost Ratio OCR
92.62 Sehat
78.98 Sehat
83.03 Sehat
86.16 Sehat
78.51 Sehat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
Dalam Juta Rupiah
Keterangan 2006
2007 2008
2009 2010
Rp Rp
Rp Rp
Rp
Kas 301,738
532,007 803,272
837,236 926,495
Tabungan 3,294,702
6,279,788 5,195,784
9,396,027 11,348,246
Modal 1,953,718
2,878,370 2,926,055
3,419,953 5,440,181
ATMR 12,377,992
15,622,703 21,657,641
22,584,875 27,184,141
Pendapatan Operasional 3,167,091
3,610,548 4,032,608
4,399,843 4,864,364
Beban Operasional 2,933,351
2,851,584 3,348,328
3,790,692 3,818,834
Laba Bersih 163,670
528,039 528,509
548,476 1,002,547
Total Aktiva 30,980,586
34,899,431 34,873,650
39,663,012 51,878,624
Sumber: BI data diolah Lampiran 3
Dari tabel di atas diketahui bahwa: a. Terjadi penurunan CR rasio likuiditas kas dengan sumber DPK, yaitu tabungan di
tahun 2007 sebesar 0,69. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -0,249. Hal ini disebabkan bertambahnya kas di tahun 2007 sebesar Rp. 230.269 juta atau 76,31
masih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan likuiditas akibat bertambahnya tabungan sebesar Rp. 2.985.086 atau 90,60. Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa,
perkiraan sumber likuiditas di tahun 2006 adalah simpanan berjangka. Penurunan CR di tahun 2007 disebabkan penyisihan kas lebih kecil bila dibandingkan kebutuhan
likuiditas dari tabungan, disetai penurunan simpanan berjangka. Kemudian CR Bank Mega naik di tahun 2008 seiring kenaikan simpanan berjangka. Di tahun 2009, CR
kembali turun drastis ke posisi 8,91 disebabkan sumber likuiditas dari simpanan berjangka mengalami penurunan juga ke posisi 39,9. Kemudian CR Bank Mega
kembali turun juga disebabkan penurunan sumber likuiditas dari simpanan berjangka.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Perkiraan Sumber Likuiditas Bank Mega
10 20
30 40
50 60
70
2006 2007
2008 2009
2010 CR_MEGA
T_MEGA SB_MEGA
G_MEGA M_MEGA
Sehingga dapat disimpulkan kebutuhan likuiditas pada penarikan tabungan harian dan kewajiban lainnya bersumber dari simpanan berjangka. Kemudian turun CR
disebabkan penyaluran dana pada penempatan pada bank lain jangka panjang. Strategi ini sangat berhasil mengingat sifat simpanan berjangka adalah jangka
panjang, sangat cocok untuk memenuhi likuiditas tabungan yang bersifat jangka pendek.
b. Terjadi kenaikan CAR rasio modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko atau ATMR Bank Mega di tahun 2007 sebesar 2,64. Dengan pertumbuhan rata-rata
sebesar 1,06. Hal ini disebabkan bertambahnya modal di tahun 2007 sebesar Rp. 924.652 juta atau 47,33 dapat menutupi pertambahan resiko ATMR sebesar Rp.
3.244.711 juta atau 26,21. Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa, kenaikan ATMR di tahun 2007 disebabkan bertambahnya resiko pada akun kredit yang diberikan,
aktiva tetap dan aktiva lainnya. Kenaikan ATMR di tahun 2008 disebabkan bertambahnya resiko pada akun giro pada bank lain, reverse repo, kredit yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan, pendapatan yang masih akan diterima, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Kenaikan ATMR di tahun 2009 disebabkan bertambahnya resiko pada akun giro
pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga atau efek-efek, aktiva tetap dan aktiva lainya. Kemudian kenaikan ATMR di tahun 2010 disebabkan
bertambahnya resiko pada akun giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Gambar 4.6 Modal dan ATMR Bank Mega Juta Rupiah
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
25,000,000 30,000,000
2006 2007
2008 2009
2010 MODAL_MEGA
ATMR_MEGA
c. Terjadi kenaikan ROA rasio laba bersih dengan total aktiva Bank Mega di tahun 2007 sebesar 0,98. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,35. Hal ini
disebabkan bertambahnya laba bersih di tahun 2007 sebesar Rp. 364.369 juta atau sebesar 222,62 sangat besar dari total aktiva sebesar Rp. 3.918.845 juta atau
sebesar 12,65. Pertumbuhan laba bersih yang terjadi ditahun 2007 disebabkan betambahnya pendapatan bunga, pendapatan operasional lainnya dan pendapatan
non-operasional lainnya. Sedangkan perumbuhan laba bersih di tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan disebabkan berkurangnya pendapatan bunga, pendapatan operasional lainnya dan pendapatan non-operasional lainnya. Kemudian
pertumbuhan laba bersih di tahun 2009 disebabkan tidak terdapat pertambahan laba pada pendapatan bunga dan pendapatan non-operasional namun pendapatan
operasional lainnya bertambah cukup pesat. Selanjutnya, pertumbuhan laba bersih di tahun 2010 disebabkan kejadian yang sama pada tahun 2009.
d. Terjadi penurunan OCR rasio beban operasional dengan pendapatan operasional Bank Mega di tahun 2007 sebesar 13,64. Dengan penurunan pertumbuhan rata-
rata sebesar 3,35. Hal ini disebabkan berkurangnya beban operasional sebesar Rp. 81.767 juta atau sebesar -2,79 bila dibandingkan betambahnya pendapatan
operasional sebesar Rp. 443.457 juta atau 14. Penurunan beban operasional di tahun 2007 disebabkan berkurangnya beban bunga dan beban non-operasional
lainnya. Kemudian kenaikan beban opeasional di tahun 2008 disebabkan bertambahnya beban bunga. Selanjutnya, kenaikan beban operasional di tahun 2009
disebabkan bertambahnya beban bunga, beban operasional lainnya dan beban non- operasional. Dan kenaikan beban operasional di tahun 2010 disebabkan
bertambahnya beban operasional lainnya.
4.5 Bank Mandiri Syariah BSM A. Neraca