Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Kerangka Pemikiran

Total aktiva • Operation Cost Ratio OCR Tujuan OCR guna mengukur tingkat efisiensi dan menilai kemampuan bank dalam melakukan aktivitasnya. Dalam jangka pajang semua biaya adalah variable. Biaya terbagi dalam: upah, gaji dan tunjagan karyawan, bunga atas deposito berjangka, cadangan kerugian pinjaman dan biaya operasional lainnya. Semakin besar OCR maka semakin tidak efisien bank tersebut. Rumus OCR: OCR = Biaya Operasional Pendapatan Operasional x 100

2.7 Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah

Berdasarkan SK DIR BI No. 3011KEPDIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30277KEPDIR 19 Maret 1998 menetapkan standar rasio kesehatan bank umum sebagai tolak ukur bagi manajemen untuk menilai apakah pengolahan bank telah dilakukan dengan ketentuan yang berlaku. Dan bagi bank yang tidak sehat dapat segera dilakukan pembinaan. Standar rasio ini juga dapat digunakan untuk membantu calon nasabah dalam mengambil keputusan untuk menyimpan uangnya di bank yang memiliki kinerja yang sehat. Dengan membandingkan dan menilai sendiri rasio-rasio yang terdapat dalam penelitian ini. Standar rasio tingkat kesehatan bank syariah di Indonesia Universitas Sumatera Utara juga mengacu pada standar rasio-rasio bank konvensional. Berikut standar rasio kesehatan kinerja bank: 1. Hasil penilaian CR dengan bobot 5 - Sehat : 4,05 - Cukup sehat : 3,30 - 4,05 - Kurang sehat : 2,55 - 3,30 - Tidak sehat : 2,55 2. Hasil penilaian CAR dengan bobot 25 - Sehat : 9 - Cukup sehat : 8 - 9 - Kurang sehat : 6 - 8 - Tidak sehat : ≤ 6 3. Hasil penilian ROA dengan bobot 10 - Sehat : 1,215 - Cukup sehat : 0,999 - 1,215 - Kurang sehat : 0,765 - 0,999 - Tidak sehat : 0,76 4. Hasil penilaian OCR dengan bobot 5 - Sehat : 93,52 Universitas Sumatera Utara - Cukup sehat : 93,53 - 94,72 - Kurang sehat : 94,72 - 95,92 - Tidak sehat : 95,92

2.8 Kerangka Pemikiran

Komposisi setiap alokasi dana bank selalu berujung kepada memperbesar laba. Laba yang tinggi tentu memiliki resiko gagal yang tinggi pula ini sesuai dengan teori Robert Levy dan Mashal Blume Wahyu Ariopratomo, Pengajaran Mata Kuliah Pasar Uang Dan Modal . Bila bank memiliki portofolio dalam surat berharga dengan suku bunga yang tinggi, tentu juga memiliki resiko yang juga ditanggung bersama oleh pemegang saham jika ternyata bank tidak dapat membayar sesuai bunga yang dijanjikan. Karena pemegang saham memilih untuk investasi dalam bentuk surat berharga dengan adanya harapan deviden. Bagi masyarakat umum yang hanya memiliki motif untuk menabung dengan alasan keamanan, tidak boleh sampai menanggung kerugian atas investasi bank tersebut. Laporan Keuangan Analisis Rasio Kondisi Kesehatan Bank PBI Tingkat Kesehatan Bank Rasio Kinerja Bank Sehat Kurang Sehat Cukup Sehat Tidak Sehat Uji Beda Kesehatan Kinerja Bank Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Memeriksa laporan keuangan bank umum dan bank syariah dengan menggunakan metode analisis rasio yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi rasio kinerja bank diharapkan sesuai dengan standar rasio pada SK DIR BI No. 3011KEPDIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30277KEPDIR 19 Maret 1998. Hasil perbandingan memberikan informasi kondisi nyata yang terjadi pada bank dan dapat dinilai apakah bank itu sehat atau tidak.

2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah: