Dari tabel di atas menunjukkan total pertumbuhan laba bersih BSM sebesar Rp.84.444 juta atau 58,21. Hal ini disebabkan bertambahnya pendapatan dari penyaluran dana,
pendapatan operasional lainnya.
1. Pendapatan Penyaluran Dana
Pertumbuhan rata-rata pendapatan penyaluran dana sebesar Rp.475.985 juta atau sebesar 35,50. Hal ini disebabkan bertambahnya pesentase bagi hasil dari pihak
ketiga, bagi hasil Bank Indonesia dan bagi hasil bank lainnya.
2. Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat
Pertumbuhan rata-rata bagi hasil untuk dana investasi tidak terikat yaitu, tabungan dan deposito bank dan bukan bank sebesar Rp.183.356 juta atau 28,11. Hal ini
disebabkan bertambahnya persentase bagi hasil tabungan dan deposito bank dan bukan bank.
3. Pendapatan Operasional Lainnya
Pertumbuhan rata-rata pendapatan operasional lainnya sebesar Rp.102.020 jua atau 40,68. Hal ini disebabkan bertambahnya pandapatan lainya dari pengenaan biaya
umum dan administrasi.
4. Beban Operasional
Pertumbuhan rata-rata beban operasional sebesar Rp.283.127 juta atau 34,09. Hal ini disebabkan bertambahnya beban penyisihan-penyisihan PPAP, beban
kepegawaian, beban promosi dan beban lainnya.
Universitas Sumatera Utara
B. Rasio Keuangan
Berikut adalah perbandingan rasio keuangan beserta kondisi kesehatan kinerja rasio keuangan berdasarkan SK DIR BI 1997 dan 1998:
Tabel 4.15 Rasio-Rasio Kinerja BSM
Rasio 2006
Kondisi 2007
Kondisi 2008
Kondisi 2009
Kondisi 2010
Kondisi
Cash Ratio CR 6.38
Sehat 10.16
Sehat 15.44
Sehat 15.11
Sehat 15.08
Sehat
Capital Adequency Ratio CAR
8.99
Cukup Sehat
7.39
Kurang Sehat
8.47
Cukup Sehat
9.26 Sehat
7.80
Kurang Sehat
Return On Asset ROA
0.69
Tidak Sehat
0.90
Kurang Sehat
1.13
Cukup Sehat
1.32
Sehat
1.24
Sehat
Operational Cost Ratio OCR
91.16
Sehat
85.43
Sehat
83.55
Sehat
80.61
Sehat
81.71
Sehat
Tabel 4.16 Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
Dalam Juta Rupiah
Keterangan 2006
2007 2008
2009 2010
Rp Rp
Rp Rp
Rp
Kas 137,456
201,359 315,747
446,935 692,115
Tabungan 2,153,337
1,981,434 2,044,860
2,957,052 4,589,960
Modal 697,230
811,376 1,204,396
1,599,979 2,003,022
ATMR 7,756,707
10,975,411 14,223,440
17,279,259 25,669,398
Pendapatan Operasional 1,075,359
1,154,528 1,713,007
2,158,204 3,007,745
Beban Operasional 980,333
986,345 1,431,182
1,739,714 2,457,731
Laba Bersih 65,480
115,455 193,149
290,461 403,260
Total Aktiva 9,554,966
12,885,390 17,063,838
22,029,242 32,455,189
Sumber: BI data diolah Lampiran 4
Dari tabel di atas diketahui bahwa: a. Terjadi kenaikan CR rasio likuiditas kas dengan kewajiban segera beserta sumber
DPK, yaitu tabungan wadiah dan giro wadiah Bank Syariah Mandiri BSM di tahun 2007 sebesar 3,78. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,174. Hal ini
disebabkan kenaikan kas di tahun 2007 sebesar Rp.63.426 juta atau 46,49 tidak diikuti dengan kenaikan simpanan pihak ketiga DPK beserta kewajiban segera
Universitas Sumatera Utara
lainnya, justru mengalami penurunan sebesar Rp.171.903 juta atau -7,89. Keadaan ini disebabkan kendala produk-produk bank syariah yang ditawarkan masih belum
begitu dikenal oleh masyarakat di tahun 2007. Dari Gambar 4.7 dapat dilhat bahwa, CR BSM selama tahun 2007-2010 terus naik.
Namun, penyaluran kembali sumber dana yang diperoleh tidak selancar penerimaan dananya. Sejauh ini masyarakat hanya mengenal produk pinjaman syariah, yaitu
murabaha. Selain murabaha, jenis produk syariah yang mulai diperkenalkan BSM adalah ijarah, istishna dan qardh. Minimnya sosialisasi kepada masyarakat
menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan jenis-jenis produk syariah selain murabaha. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan produk-produk syariah
menyebabkan kurang lancarnya penyaluran kembali dana pihak ketiga kepada masyarakat. Kondisi ini mengakibatkan bank kelebihan kas.
Gambar 4.7 Perkiraan Penyaluran Dana BSM
10 20
30 40
50
2006 2007
2008 2009
2010 CR_BSM
MURABAHA_BSM ISTISHNA_BSM
IJARAH_BSM QARDH_BSM
Universitas Sumatera Utara
b. Terdapat penurunan CAR rasio modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko atau ATMR BSM di tahun 2007 sebesar Rp.114.146 juta atau 16,37 tidak cukup
untuk menutupi kenaikan ATMR sebesar Rp.3.218.704 juta atau 41,50. Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa, kenaikan ATMR BSM di taun 2007 disebabkan
bertambahnya resiko pada akun piutang qardh, surat-surat berharga yang dimiliki, piutang istishna, pembiayaan bank dan piutang murabaha. Kemudian kenaikan
ATMR di tahun 2008 disebabkan bertambahnya resiko pada akun piutang qardh, surat-surat berharga yang dimiliki, piutang istishna, pembiayaan bank, piutang
murabaha dan aktiva tetap. Selanjutnya, kenaikan ATMR di tahun 2009 disebabkan bertambahnya resiko pada akun piutang qardh, surat-surat berharga yang dimiliki,
piutang istishna, pembiayaan bank, piutang murabaha, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Dan kenaikan ATMR di tahu 2010 disebabkan bertambahnya resiko pada
akun piutang qardh, pembiayaan bank dan piutang murabaha.
Gambar 4.8 Modal dan ATMR BSM Juta Rupiah
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
25,000,000 30,000,000
2006 2007
2008 2009
2010 MODAL_BSM
ATMR_BSM
Universitas Sumatera Utara
c. Terjadi kenaikan ROA rasio laba bersih dengan total aktiva BSM di tahun 2007 sebesar 0,21. Dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,14. Hal ini disebabkan
bertambahnya laba bersih di tahun 2007 sebesar Rp.49.975 juta atau 76,32 bila dibandingkan dengan pertambahan total aktiva sebesar Rp.3.330.424 juta atau
34,86. Kenaikan laba bersih ditahun 2007 disebabkan bertambahnya pendapatan penyaluran dana, pendapatan operasional lainnya dan pendapatan non-operasional.
Kemudian kenaikan laba bersih di tahun 2008 utamanya disebabkan bertambahnya pendapatan penyaluran dana. Selanjutnya, kenaikan laba bersih di tahun 2009
disebabkan penurunan bagi hasil untuk investor dana pihak tidak terkait dan penurunan beban operasional. Dan penurunan laba bersih di tahun 2010 disebabkan
kenaikan bagi hasil untuk investor dana pihak tidak terkait dan kenaikan beban operasional.
d. Terjadi penurunan OCR rasio beban operasional dengan pendapatan operasional BSM di tahun 2007 sebesar 5,73. Dengan penurunan pertumbuhan rata-rata
sebesar 2,36. Hal ini disebabkan bertambahnya beban operasional ditahun 2007 sebesar Rp.6.012 juta atau 0,61 kecil bila dibandingkan dengan bertambahnya
pendapatan operasional sebesar Rp.79.169 juta atau sebesar 7,36. Kenaikan beban operasional di tahun 2007 disebabkan bertambahnya beban penyisihan-penyisihan
PPAP, beban estimasi komitmen dan kontinjensi, beban kepegawaian dan beban promosi. Kemudian kenaikan beban operasional di tahun 2008 disebabkan
bertambahnya beban penyisihan-penyisihan PPAP, beban estimasi komitmen dan kontinjensi, beban kepegawaian dan beban lainnya. Selanjutnya, kenaikan beban
Universitas Sumatera Utara
operasional di tahun 2009 disebabkan bertambahnya beban beban kepegawaian, beban promosi dan beban lainnya. Dan kenaikan beban operasional di tahun 2010
disebabkan bertambahnya beban pada seluruh akun beban operasional.
4.6 BCA Syariah A. Neraca