PT. Indofarma Persero Tbk. berupa horizontal close system dengan menggunakan metode ekstraksi berupa maserasi, perkolasi dan gabungan
keduanya. Pengeringan ekstrak menggunakan dua metode yaitu spray dryer dan vaccum dryer. Proses pengolahan ekstrak dimulai dari perajangan kemudian
ekstraksi penyarian, pengentalan, pengeringan kering yang kemudian menghasilkan ekstrak kering.
3.8.1.3 Produksi II
Bidang produksi II dipimpin oleh seorang manajer. Bidang ini membawahi tiga seksi, yaitu s
eksi β-laktam, seksi salep, sirup, serbuk dan seksi produksi steril. Bidang produksi II bertugas untuk memastikan tersedianya produk tablet, kapsul
dan sirup kering β-laktam, salep, sirup, serbuk dan produk steril sesuai target
dengan cara merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan aktivitas pengolahan, pengemasan dan kegiatan terkait. Pelaksanaan proses produksi di
bidang produksi II menggunakan vertical closed system untuk menghindari kontak dengan lingkungan, sistem ini diterapkan untuk produksi oralit. Produksi sediaan
β-laktam, salep dan sirup menggunakan horizontal closed system dimana penyiapan bahan awal sampai produk akhir diproses dalam lantai yang sama,
karena sediaan yang diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil. Bidang ini membawahi tiga seksi, yaitu:
A. Seksi Sediaan β-laktam
Seksi sediaan β-laktam bertugas memproduksi sediaan antibiotika yang mempunyai inti β-laktam. Bentuk sediaannya berupa tablet, kapsul, dan sirup
kering. Gedung dan fasilitas produksi β-laktam secara fisik dipisahkan dari
Universitas Sumatera Utara
produksi lain non β-laktam. Pemisahan ini dilakukan sebagai tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dengan produk lain.
Arus keluar-masuk menggunakan air locked system untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. Air locked system mempunyai tekanan udara lebih
rendah dari ruangan lainnya. Pengendalian udara dilakukan dengan sistem Air Handling Unit
AHU, dimana gedung β-laktam terpisah dari gedung non β- laktam. Ruangan β-laktam terdiri dari dua kelas, yaitu kelas tiga yang digunakan
untuk proses dispensing, mixing, dan filling, tableting dan pengemasan primer, dan kelas empat untuk proses pengemasan sekunder sampai obat jadi. Ruangan
kelas tiga dan kelas empat dipisahkan berdasarkan perbedaan tekanan dimana tekanan udara kelas empat lebih tinggi daripada tekanan udara di kelas tiga
sehingga kontaminasi dari β-laktam dapat dihindari. Pengaturan sirkulasi udara untuk ruangan ß-laktam dilakukan secara
khusus dan terpisah. Ruangan produksi sedíaan ß-laktam adalah ruang Kelas III dengan tekanan udara yang diatur untuk menghindari kontaminasi. Ruangan ß-
laktam lebih negatif dibanding koridor di luarnya. Tekanan udara di luar koridor lebih positif daripada di dalam koridor. Udara di dalam ruang produksi diharapkan
tidak bisa keluar ruangan sehingga tidak mengkontaminasi lingkungan. Udara dari ruang produksi ß-laktam harus disaring terlebih dahulu agar udara yang keluar
tidak mengandung ß-laktam. Udara dialirkan ke dalam suatu ruang yang di dalamnya ada tetesan-tetesan air yang akan melarutkan ß-laktam. Udara bersih
ß-laktam dialirkan kembali ke ruang produksi ß-laktam melalui prefilter efisiensi 40, medium filter efisiensi 90 dan heating coil untuk penyesuaian suhu.
Proses pengolahan tablet, kapsul dan sirup kering sama dengan proses pada
Universitas Sumatera Utara
produksi I dan II, tetapi dilakukan dengan cara horizontal closed system. Bahan penolong yang berasal dari gudang utama hanya boleh masuk ruang penyangga
dan selanjutnya diambil oleh orang yang berada di dalam ruang produksi. Penghisap debu terdapat dalam setiap ruang produksi yang dihubungkan
secara sentral dengan dust collector dari gedung ß-laktam. Limbah cair yang berasal dari gedung ß-laktam seperti limbah cair yang berasal dari pencucian alat
diolah dengan cara ditampung terlebih dahulu, kemudian inti ß-laktam didestruksi terlebih dahulu dengan natrium hidroksida sampai didapat pH 11-12, didiamkan
selam 48 jam kemudian dinetralkan dengan asam klorida pekat 5 N sebelum disalurkan ke dalam saluran pengolahan limbah. Limbah padat dan partikel debu
dibakar dalam incenerator.
Pembuatan sediaan sirup kering derivat ß-laktam. Produksi sirup kering di seksi ß-laktam meliputi sirup kering ampisillin
125 mg5 mL dan sirup kering amoksisilin 125 mg5mL. Proses produksi sirup kering dilakukan in line process, yaitu proses produksi menjadi satu kesatuan dari
mulai pengisian sampai pengemasan. Alur proses pembuatan sediaan sirup kering adalah sebagai berikut:
a. Timbang bahan-bahan yang tercantum dalam formula di ruang timbang.
b. Persiapan pembuatan massa.
c. Pencampuran awal
d. Pencampuran akhir dengan mixer
e. Penimbangan akhir sirup siap isi
f. Pengisian massa sirup kering dalam botol dengan menggunakan mesin.
Universitas Sumatera Utara
g. Botol yang datang dari suplier dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan.
Ruang tempat pengisian massa sirup kering perlu kelembaban udara tertentu, yaitu tidak boleh 50, untuk mrnjaga kualitas massa sebuk
kering agar mempunyai aliran yang baik, menjaga kestabilan zat aktif dan mengendalikan keseragaman bobot. Operator mesin mengontrol bobot
sirup kering dalam setiap 15 menit dan dibuat peta kendali dalam Catatan Pengolahan Bets, setelah pengisian dilanjutkan penutupan botol sealing,
penempelan etiket, pengepakan. Selama penutupan sealing, dilakukan uji kekatupan tutup yang dilakukan pada awal, tengah dan akhir proses
sejumlah 6 botol. h.
Petugas IPC mengambil sampel untuk diuji i.
Pengemasan.
B. Seksi sediaan salep, sirup dan serbuk
Seksi sediaan salep, sirup dan serbuk memproduksi sediaan sirup cair, suspensi, salep kulit, krim, serbuk oralit dan reagen untuk tes garam beriodium.
B.1 Produksi sediaan salep
Alur proses produksi sediaan salep kulit adalah sebagai berikut: 1.
Penimbangan bahan awal yang telah lolos uji 2.
Pelelehan basis di dalam vessel atau pelelehan tanpa pengaduk 3.
Basis dipindahkan ke dalam vessel yang dilengkapi pengaduk melalui pompa dengan filter, kemudian dilakukan pengeringan basis. Massa basis
selanjutnya didinginkan dan dilakukan pemeriksaan kadar air oleh bagian IPC.
Universitas Sumatera Utara
4. Bahan aktif, penolong dan pengawet ditambahkan ke dalam massa basis
sambil diaduk. 5.
Massa salep dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer dan kemudian divakumkan untuk mengusir udara yang terperangkap.
6. Massa salep yang telah lolos uji dipindahkan ke dalam penampung
stainless steel, lalu dimasukkan ke dalam tube-tube alumunium menggunakan filling machine. Kontrol keseragaman bobot dilakukan
selama proses pengisian dengan penimbangan 20 tube setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya. Petugas IPC akan melakukan sampling untuk diuji.
B.2 Produksi sediaan sirup cair dan sirup kering
Sirup yang diproduksi oleh bidang produksi II ada dua macam, yaitu sirup cair dan sirup kering.
Sediaan sirup cair
Tahap–tahap produksi sediaan sirup cair:
a. Pembuatan sirup cair diawali dengan pemeriksaan airDIW yang akan
digunakan sebagai bahan baku. b.
Dispensing bahan-bahan awal yang telah dinyatakan memenuhi syarat. c.
Pembuatan larutan bahan dalam DIW dan pembuatan suspensi induk. d.
Pencampuran larutan bahan dan suspensi induk dalam vessel yang dilengkapi pengaduk, kemudian dilakukan sirkulasi dengan menggunakan
pompa, flavouring agent ditambahkan pada suhu massa suspensi 40ºC kemudian dilakukan pengecekan oleh IPC terhadap massa suspensi.
e. Massa suspensi yang telah lulus uji dialirkan ke filling machine melalui
pompa. Filling machine dilengkapi dengan mesin peniup udara kering,
Universitas Sumatera Utara
mesin penutup botol dan mesin penempel etiket. Pengawasan terhadap keseragaman bobot dilakukan selama proses pengisian, dengan pemeriksaan
bobot 6 botol setiap 15 menit dan dibuat peta kendalinya. Petugas IPC akan melakukan sampling untuk diuji.
f. Pengemasan ke dalam wadah pengemas sekunder dan tersier.
Sediaan sirup kering
Produksi sirup kering dilakukan secara horizontal closed system dan pengemasannya secara in line process. Tahap-tahap proses sediaan sirup kering:
a. Proses diawali dengan pengayakan dan granulasi.
b. Penimbangan kemudian pencampuran dengan bahan tambahan di dalam
diosna. c.
Dilanjutkan dengan pengisian dan pengemasan. Kontrol oleh IPC dilakukan pada semua proses.
Untuk pembuatan sirup kering ini, kelembaban udara diatur sedemikian rupa sehingga kurang dari 50, menggunakan alat dehumiditifier. Massa sirup
kering yang telah memenuhi syarat dimasukkan ke dalam botol, pengisian sirup kering ini masih dilakukan secara manual. Botol ditutup setelah dilakukan
pengisian, diberi etiket dan dikemas.
B.3 Produksi sediaan oralit
Oralit merupakan contoh sediaan padat serbuk berbentuk granul yang dikemas dalam sachet kedap udara. Pengadukan oralit dilakukan dalam mixer
diosna. Pemeriksaan kualitas terhadap massa oralit dilakukan oleh bagian pemastian mutu yang meliputi kadar, keseragaman bobot, warna, homogenitas,
free flowing, distribusi partikel, tapping density dan kadar air. Kelembaban udara
Universitas Sumatera Utara
untuk oralit harus rendah karena mempunyai sifat sangat higroskopis. Pengendalian proses yang dilakukan antara lain penetapan kadar air dan penetapan
kadar seluruh komponen untuk meyakinkan bahwa campuran sudah homogen. Massa yang telah memenuhi syarat dimasukkan ke dalam sachet dengan mesin
pengisi yang dilengkapi dengan penghisap debu. Operator mesin dan petugas pemastian mutu melakukan pemeriksaan keseragaman bobot dan kebocoran
wadah selama proses pengisian.
C. Seksi sediaan steril
Seksi steril bertanggung jawab dalam memproduksi sediaan steril, dipimpin oleh seorang asisten manajer yang membawahi dua subseksi, yaitu
subseksi steril I penimbangan dan pelarutan, pengisian, sterilisasi, pengolahan sefalosporin dan dokumentasi dan subseksi steril II pengemasan, pemeriksaan
kejernihan sediaan ampul, vial, tetes mata dan pencetakan label. Produk yang dihasilkan antara lain:
a. Sediaan steril cair: injeksi vitamin B
12
b. Tetes mata: gentamisin 0,3
500 mcgml, deksametason 5 mgml, diazepam 5 mgml, furosemid 10 mgml, gentamisin 40 mgml, ranitidin 25
mgml dan tramadol 50 mgml
c. Sediaan steril powder: berupa injeksi derivat sefalosporin yang dibuat secara
aseptis yaitu sefotaksim dan seftriakson. Ruang produksi steril dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan
persyaratan CPOB. Pembagian ini berdasarkan derajat kebersihannya yaitu:
Ruang kelas I white area atau ruang kritis merupakan ruang kelas di bawah LAF Laminar Air Flow yang dilengkapi dengan HEPA-filter berefisiensi
Universitas Sumatera Utara
99,997 jumlah cemaran partikel maksimum = 3500 partikelfeet kubik. Besarnya pertukaran udara adalah 20-40 kalijam. Jumlah cemaran partikel
dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 5 partikelkubik.
Ruang kelas II, sama dengan ruang kelas I tetapi tanpa laminar air flow LAF. Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih
dari 10.000 partikelkubik dengan syarat mikroba 100m
3
Ruang kelas III grey area, dilengkapi dengan filter berefisiensi 95, besarnya
pertukaran udara 5-20 kalijam. Jumlah cemaran partikel dengan diameter kurang dari 0,5 µm tidak boleh lebih dari 100.000 partikelkubik, dengan syarat
mikroba 500feet kubik, ruangan ini digunakan untuk pencucian. dan besarnya
pertukaran udara adalah 20-40 kalijam. Ruangan ini digunakan untuk pengisian, penimbangan, pembuatan larutan dan penyaringan.
Ruang kelas IV black area dengan persyaratan harus bersih secara visual,
jumlah partikel tidak dikendalikan. Empat ruangan di atas, masing-masing dipisahkan dengan ruangan antara
dan dilengkapi dengan sistem air lock, air shower, pass box dan sistem air handling unit AHU yang memiliki peranan dalam pengaturan suhu, kelembaban,
tekanan dan sirkulasi udara. Aliran udara diatur berdasarkan perbedaan tekanan, dimana ruangan dengan kelas yang lebih tinggi memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada kelas yang lebih rendah. Untuk mencapai kualitas ruangan yang memenuhi persyaratan jumlah cemaran dan partikel maka dilakukan lay out
bahan, barang dan karyawan. Sanitasi ruangan dan peralatan secara berkala juga dilakukan, sanitasi
dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan. Sanitasi harian meliputi
Universitas Sumatera Utara
pembersihan lantai dan dinding dengan dipel. Sanitasi mingguan dilakukan setiap jum’at malam dengan pemberian gas formaldehid dan setiap senin pagi dilakukan
evakuasi untuk menghilangkan gas tersebut dengan penyedotan udara ruangan. Tekanan udara antara ruangan dikendalikan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi silang.
3.8.1.4 Bidang Penelitian dan Pengembangan Litbang Produk