BAB III TINJAUAN DAN RUANG LINGKUP
PT. INDOFARMA Persero Tbk.
3.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Indofarma Persero Tbk.
PT. Indofarma Persero Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang berada di bawah Departemen Kesehatan, berdiri pada tahun 1918
berupa unit produksi kecil dari Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda dengan kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di
Centrale Burgelijke Zienkeninriching CBZ, yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Tahun 1931, pabrik
berkembang dengan bertambahnya jenis produksi, yaitu tablet dan injeksi. Tahun 1935, lokasi pabrik dipindahkan ke Jalan Tambak No. 2 Manggarai, Jakarta
sehingga dikenal dengan sebutan ”Pabrik Obat Manggarai”. Perusahaan diambil alih oleh Jepang dan dikelola di bawah Manajemen
Takeda setelah terjadi pergantian penjajah sekitar tahun 1942. Perusahaan ini
diambil alih oleh Indonesia setelah merdeka dan dinasionalisasi pada tahun 1950. Pengelolaan diserahkan kepada Departemen Kesehatan Indonesia.
Tanggal 14 Februari 1967, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.008IIIAM67, nama Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi
Farmasi Departemen Kesehatan dan ditetapkan sebagai Unit Operatif setingkat Direktorat Jenderal Farmasi. Tugas pokok pabrik ini adalah memproduksi obat-
obatan berdasarkan pesanan dari Departemen Kesehatan RI. Tahun 1969-1975 pabrik direnovasi dan tahun 1975 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Republik Indonesia No.125IVKABBU75 tentang struktur organisasi Departemen Kesehatan yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 44 dan 45 tahun 1974, namun pabrik farmasi Departemen Kesehatan ini tidak tercakup dalam keputusan tersebut sehingga
statusnya tidak jelas. Hal ini berlangsung hingga tahun 1978. Tahap selanjutnya, pada tahun 1979 pabrik ini mulai memproduksi obat-
obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat Nirlaba dan masih di bawah
Departemen Kesehatan. Tahun 1981 pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma disingkat Perum Indofarma.
Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada tahun 1988 dengan membangun Pabrik Modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 Hektar
di kawasan Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi dari Italia. Tahun 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke Cibitung
kecuali sediaan steril. Tanggal 31 Januari 1995 fasilitas produksi steril diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan dana pembangunan
seluruhnya ditanggung oleh Perum Indofarma. Tahun 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT. Indofarma
Persero, ini bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing. PT. Indofarma Persero selain bergerak di manufaktur
obat, juga mulai merambah sampai ke distribusi dan perdagangan trading produk farmasi dan alat kesehatan. Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000, bisnis
distribusi dan trading Produk Farmasi dan Alat Kesehatan dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, yaitu PT. Indofarma Global Medika
Universitas Sumatera Utara
IGM. Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Tahun 2001 Indofarma melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perusahaan di bursa efek Jakarta dan
bursa efek Surabaya, serta resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma Persero Tbk. Indofarma mengembangkan produksi dengan
struktur permodalan yang lebih kuat, sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga obat dengan nama dagang baik etikal
maupun OTC, obat tradisional herbal dan makanan kesehatan. Manajemen Indofarma yakin bahwa kunci keberhasilan untuk
memenangkan persaingan di era globalisasi adalah operational execellence. Tahun 2007 perusahaan mengoptimalkan fungsi bisnis yang ada melalui restrukturisasi
lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada IGM guna memperkuat struktur bisnis terutama dalam hal penggarapan penjualan institusi. Indofarma dapat lebih
memfokuskan pada kegiatan produksi sedangkan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.
Perseroan senantiasa berupaya menetapkan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat.
Tanggal 22 Februari 2007 organ utama perseroan telah bersama-sama menandatangani pernyataan komitmen implementasi GCG. Perseroan juga
berupaya membangun kompetensi personal yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa
perseroan memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan ASEAN.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Visi, Misi, Motto dan Logo PT. Indofarma Persero Tbk.