Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dengan meneliti sifat para perawi hadis tersebut, apakah mereka termasuk orang yang ahli hadis, berilmu, orang biasa atau bahkan seorang pendusta.
Kenyataannya, penelitian Takhrîj al-H adîś dengan cara di atas masih
dirasakan sulit oleh para mahasiswa. Masalah pertama adalah pencarian hadis secara manual dalam kitab al-M
u’jam al-Mufahras. Apabila kata yang terdapat dalam hadis yang kita teliti hanya muncul satu alamat kitab hadis,
maka kita dapat langsung merujuknya. Namun apabila kata yang dimaksud umum, maka di kitab al-M
u’jam al-Mufahras akan tertulis dalam banyak kitab mana saja terdapat hadis dengan suku kata tersebut, sehingga kita harus
mencari satu-persatu dari kitab-kitab tersebut. Seperti kata يتأ dalam kitab al-
Mu’jam al-Mufahras, kata tersebut dapat ditemui di banyak tempat, yaitu 200 tempat,
16
Maka kita harus menelusuri satu-persatu dalam kitab induk hadis, sesuai yang dialamatkan oleh al-
Mu’jam al-Mufahras tadi. Selain itu, pencarian bi al-laf
żi dengan kitab al-Mu’jam al-Mufahras hanya memberikan kita petunjuk pencarian dalam 9 kitab induk hadis saja,
yaitu Şahîh al-Bukhâri, Şahîh Muslim, Sunan Abû Dâwud, Sunan at-Tirmiżi,
Sunan an-Nasâ ’i, Sunan Ibnu Mâjah, al-Muwaţţa’, al-Musnad Ahmad dan
Sunan ad-Dârimi.
17
Sehingga, jika kita tidak bisa menemukan suatu kalimat didalam kitab al-M
u’jam, kita akan menduga bahwa kalimat tersebut bukan hadis. Padahal, bisa jadi hadis yang kita cari ada di kitab-kitab lain seperti
Şahîh Ibnu Hibbân, al-Mustadrâk ‘ala Şahîhain li al-Hâkim, Şahîh Ibnu Huzaimah, al-
Mu’jam al-Şaġîr, al-Mu’jam al-Ausaţ, al-Mu’jam al-Kabîr li al-
ıabrâni, Sunan al-Kubra li al-Baihâqî, Sunan ad-Dâruquţni dan kitab- kitab lain, yang bisa jadi memiliki kualitas
şahîh. Masalah utama selanjutnya adalah kitab-kitab sumber pencarian yang
dibutuhkan dalam penelitian Takhrîj al-H adîś sangat banyak dan berjilid-
jilid, membuat sulit dalam mencari tokoh yang akan kita teliti. Ditambah lagi jika kita sedang mencari biografi tokoh di perpustakan utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Seringkali satu jilid kitab yang
16
A.J. Wensinck, al- Mu’jam al-Mufahras li Alfâż al-Hadîś al-Nabawi, jilid I, Leiden:
Maktabah Brill, 1936, h. 6-9.
17
Hasan Asy’ari Ulama’i, Melacak Hadis Nabi SAW Cara Cepat Mencari Hadis dari Manual Hingga Digital, Semarang: Rasail, 2006, h. 11.
memuat tokoh yang kita cari ternyata hilang atau sedang dipinjam mahasiswa lain, maka kita tidak akan menemukan biografi tokoh tersebut.
Kitab-kitab rujukan yang besar dan begitu banyak itu menyebabkan turunnya motivasi mahasiswa dalam meneliti dan mengerjakan tugas Takhrîj
al-H adîś mereka. Pada akhirnya, banyak diantara mereka yang mengerjakan
kualitas penelitian Takhrîj al-H adîś mereka jauh dari yang diharapkan,
bahkan menurut Abdul Majid Khon, selaku dosen pengampu mata kuliah ini, hanya lima persen dari mahasiswa yang hasil Takhrîj al-H
adîś-nya memuaskan.
18
Tidak sedikit pula mahasiswa yang sangat kesulitan mengerjakan penelitian tersebut, hingga pada akhirnya mereka menjiplak tugas takhrîj dari
kelas lain atau meng-copy dari kakak tingkatnya dulu. Hal ini tentunya sangat tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa yang sejak awal dididik untuk bekerja
secara mandiri dan menghindari plagiarism. Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan kurangnya motivasi
para mahasiswa dalam melakukan penelitian Takhrîj al-H adîś secara mandiri.
Dalam ilmu pendidikan, motivasi merupakan faktor yang sangat penting bagi peserta didik, dan merupakan salah satu pendorong utama dalam proses
belajar mengajar.
19
Oleh karena itu, perlu diberikan berbagai cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar potensi keilmuan mereka berkembang
secara optimal. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peran
tersendiri dalam memudahkan proses pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam proses pendidikan turut membantu dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
20
Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat sebagai media pembelajaran, akan memudahkan siswa dalam menerima dan memahami isi
pelajaran.
21
Secara esensial media pengajaran menggantikan peranan guru, dan siswa berperan sebagai anak didik yang mempelajari semua data serta
18
Wawancara Pribadi dengan Abdul Majid Khon, Ciputat, 8 Juli 2014.
19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda, 2011, h.60.
20
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran, Jakarta: GP Press, 2010, h. 1.
21
Ibid., h. 47-48.
keterampilan yang berguna dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Dalam proses belajar mengajar, model
pendidilan teknologis dapat mengembangkan kemampuan siswa secara individual di mana materi pelajaran disusun ke tingkat kesiapan sehingga
siswa mampu mempertunjukkan perilaku tertentu yang diharapkan.
22
Manfaatnya yang sangat besar dari model pembelajaran berbasis teknologi ini adalah, materi pelajaran dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk
multimedia. Para siswa menerima pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam menangkap pelajarannya karena
penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis, serta lebih impersif.
23
Dalam mata kuliah Takhrîj al-H adîś, sudah seharusnyalah kita
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan Takhrîj al-H
adîś, sehingga dapat membantu para mahasiswa dalam memahami teori dan langkah-langkah penyusunan takhrîj secara mandiri.
Selain men-takhrîj hadis secara konvensional seperti yang telah dipaparkan di atas, ada juga pen-takhrij-an hadits dengan software komputer
sebagai media pembelajaran digital. Diantara software-software yang bisa digunakan adalah Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist, Mausû
’ah al-Hadî
ś Al-syarîf, Jawâmi’ al-Kalîm dan al-Maktabah al-Syâmilah. Diantara keempat software tersebut, al-Maktabah al-Syâmilah
merupakan software yang paling komprehensif. Selain dapat meneliti biografi para perawi dalam sanad hadis, software ini juga memuat berbagai kitab yang
dapat menjadi keterangan pendukung dalam penelitian, seperti adanya berbagai syarah hadî
ś, asbâb al-wurûd, dan biografi para perawi. Software ini juga memuat berbagai disiplin ilmu agama islam, seperti fiqih, aqidah,
tafsir, sejarah, nahwu sharaf, dan lain-lain. Kitab-kitab didalam al-Maktabah al-Syâmilah juga dilengkapi dengan identitas kitabnya, mulai dari nama
pengarang, tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit, sehingga tidak mengurangi keilmiahan dalam penulisan makalah.
22
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1989, h. 25.
23
Ibid., h. 26.
Berdasarkan pengamatan sementara penulis, para mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta memiliki kesulitan dalam melakukan Takhrîj al-H adîś secara manual,
sehingga mereka kurang termotivasi dalam men-takhrij hadis secara mandiri. Seperti yang telah kami jelaskan diatas, bahwa motivasi merupakan suatu hal
yang penting dalam mencapai hasil belajar. Maka, penulis berinisiatif untuk melakukan pelatihan sekaligus penelitian dalam pemanfaatan software al-
Maktabah al-Syâmilah sebagai media pembelajaran dalam penulisan Takhrîj al-H
adîś. Sehingga, dari latar belakang masalah diatas, kami termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Penggunaan Software Al-Maktabah al-Syâmilah terhadap Motivasi Belajar Takhrîj al-H
adîś Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta”