2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing- masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong
emergency motives inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh :
motif melarikan diri dari bahaya, motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu
objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
34
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu :
motif bawaan, motive psychological drives dan motif yang dipelajari affiliative needs, misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
35
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat
fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
34
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 64.
35
Sardiman A.M, op. cit., h. 86.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya
dengan manusia lain dalam masyarakat seperti: dorongan selalu ingin berbuat baik etika dan sebagainya.
36
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan
belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Seperti, belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memproleh nilai tinggi, yang semua itu tidak berkaitan
langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.
37
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan
ingin berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan
dalam belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
38
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung
36
Ngalim Purwanto, op. cit., h. 62.
37
M. Alisuf Sabri, op. cit., h. 85.
38
Hamzah B. Uno, loc. cit.
pada dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam
kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Dengan demikian bahwa motivasi yang berasal dari diri sendiri intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri
ekstrinsik, kedua-duanya sangatlah berpengaruh pada tindakan seseorang. Dengan adanya kedua motivasi tersebut, maka seseorang
dapat melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
39
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya:
a. Cita-cita dan aspirasi siswa
Di sini dapat dikatakan bahwa cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa. Misalnya cita-cita siswa untuk menjadi
pemain bulu tangkis akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, ia akan rajin berolah raga, melatih
nafas, berlari, meloncat, disamping tekun berlatih bulutangkis. b.
Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan
atau kecakapan mencapainya. Contoh: seorang anak yang tidak biasa mengucapkan huruf .r. di beri latihan berulang kali sehingga mampu
mengucapkan huruf .r., keberhasilan atau kemampuan ini memuaskan dan menyenagkan hatinya, secara perlahan-lahan,
terjadilah kegemaran membaca pada anak ini. Secara ringkas
39
M. Alisuf Sabri, op. cit., h.86.
dapatlah dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi-kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Contoh: seorang siswa yang
sedang sakit akan mempengaruhi perhatian belajar, sebaliknya seorang siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian.
Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat maka siswa terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh,
ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa akan menganggu kesunguhan belajar. Di dalam sumber tersebut tidak diuraikan
tentang sarana dan prasarana. Menurut hemat penulis, sarana dan prasarana itu termasuk di dalam kondisi lingkungan siswa yang
menjadi subyek pembahasan penulis pada pembahasan makalah ini. e.
Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap
hari dengan puluhan siswa. Interaksi efektif pergaulannya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Dengan
kata-kata yang arif seperti: suaramu membaca sangat merdu, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca. Dari
berbagai kajian teori tentang motivasi belajar siswa, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah
dorongan atau kemauan yang muncul dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya dengan giat sehingga mendapat
kepuasanganjaran diakhir kegiatan belajarnya dan agar kualitas hasil belajar siswa juga memungkinkannya dapat diwujudkan serta
tercapai tujuannya yaitu memiliki prestasi tinggi di sekolah,