terus belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh, sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.
46
Sedangkan menurut Tadjab, cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan
dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan. b.
Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang
dipegang. d.
Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa
mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. f.
Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin. g.
Menggunakan bentuk .bentuk kompetisi persaingan antar siswa. h.
Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.
47
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat
dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang
bermakna bagi kehidupan siswa.
5. Peranan dan Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu
46
Ibid., h. 95.
47
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya: Karya Abitama, 1994, Cet. I, h. 103.
pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan.
48
Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin berharga tujuan
itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya. Jadi motif itu sangat berguna bagi tindakan; perguatan seseorang.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam mendalam dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada duatu masalah yang
memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang
anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel algoritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat
menyelesaikan tugas matematika. Upaya untuk mencari tabel metematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan
penguatan belajar. b.
Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik, karena tujuan belajar
elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut
diminta untuk membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut
kembali baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak
48
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 86.
makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan
harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar.
49
Sedangkan gunafungsi motivasi itu antara lain: a.
Motif itu mendorong manusia untuk berbuat, bertindak, motif itu berfungsi sebagai penggerak aatau sebagai motor yang memberikan
energi kekuatan kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b.
Motifasi itu menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari
jalan yang harus ditempuh untuk mencapau tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermangat
bagi tujuan itu.
50
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu motivasi sebagai pendorong tingkah laku yang menuntutmendorong orang untuk memenuhi suatu
kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhantujuan
49
Hamzah B. Uno, op. cit, h. 28.
50
Ngalim Purwanto, op. cit., h. 70.
yang nyata ingin dicapai.
51
Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu
akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
6. Peranan Software al-Maktabah al-Syâmilah terhadap Motivasi
Belajar Takhrîj al-H
adîś
Sebagaimana telah penulis paparkan diatas, motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dati pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk
mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibar secara aktif dalam proses pembelajaran.
52
Kita mengenal tipe-tipe belajar seorang anak. Ada tipe visual, auditif,motoris, dan campuran.
a. Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan
yang disajikan secata tertulis, bagan, grafik, gambar. Ia mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat
pengkihatannya. Sebaliknya sulit belajaar apabila dihadapkan bahan-bahan dalam bentuk suara atau gerakan.
b. Anak yang bertipe auditif, mudah mempelajari bahan yang
disajikan dalam bentuk suara ceramah, begitu guru menetangkan ia cepat menagkap bahan pelajatan, di samping itu kata dari teman
diskusi ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakanlah yang ia mengalami
kesulitan. c.
Individu yang bersifat motorik, mudah mempelajari bahan yang serupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan dan sulit mempelajari
bahan yang berupa suara dan penglihatan.
51
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, h. 129.
52
Yudhi Munadi, op. cit., h.47-48.