tersebut menunjuk salah satu anggotanya atau dirinya sendiri untuk presentasi. Berikut adalah contoh jawaban peserta didik yang melakukan
kesalahan proses penyelesaian :
Gambar 4.6 Hasil Diskusi
Problem 1 yang Kurang Sesuai
Peneliti kemudian meluruskan hasil presentasi yang diberikan sekaligus menyamakan persepsi peserta didik. Selesainya peneliti meluruskan
hasil diskusi, peneliti meminta kelompok mengerjakan pertanyaan lanjutan yang diberikan di dalam bahan ajar. Semua kelompok berhasil mengerjakan
pertanyaan lanjutan tersebut, hanya ada beberapa kelompok yang keliru dalam menentukan uang kembalian.
“bagaimana cara kalian mencari jumlah uang kembalian?
” Tanya peneliti. Salah seorang peserta didik menjawab “uang yang kita punya dibagi total belanjaan kita bu.”, kemudian peneliti
meluruskan jawaban yang diperoleh peserta didik. Peserta didik kemudian diminta mengerjakan problem 2. Beberapa anggota kelompok mengeluh,
“ibu, soalnya susah banget sih, ini diapain bu, ngga ngerti, bingung mau di apain.
”, penelitipun menjelaskan bahwa langkah yang digunakan sudah
tertera di dalam bahan ajar, setiap kelompok hanya bertugas mengisi tahapan- tahapan tersebut bersama kelompoknya.
“Ngga ngerti bu, diapain ini.” Beberapa kelompok masih diam dan tidak menyelesaikan problem 2.
Kemudian peneliti menghampiri kelompok tersebut,dan menjelaskan cara pengisian bahan ajar. Peserta didik terlihat ingin dituntun dalam pengerjaan
bahan ajar, dan tidak mau berusaha sendiri bersama kelompoknya. Penjelasan yang diberikan hanya dimengerti sementara oleh peserta didik. Akhirnya
peneliti meminta salah seorang anggota kelompok yang telah berhasil mengerjakan problem 2 tersebut untuk presentasi di depan kelas. Jawaban
yang diberikan benar dan tepat. Kemudian peneliti menambahkan hasil presentasi yang diberikan. Sebagian peserta didik terlihat kesulitan dalam
membuat model
matematika, sehingga
mereka kesulitan
dalam menyelesaikan model matematika tersebut. Peneliti kemudian meminta
peserta didik untuk mengerjakan soal tantangan bersama kelompoknya, hal ini dilakukan sebagai latihan tambahan serta proses refleksi bagi peserta
didik. Kelompok IV berhasil mengerjakan soal tantangan lebih cepat dari kelompok lainnya, kemudian peneliti meminta salah seorang perwakilan
kelompok untuk presentasi. Peserta didik bersama dengan peneliti membuat kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari hari ini. Dikarenakan waktu yang sudah habis, peneliti tidak memberikan PR kepada peserta didik. Pada pertemuan
ini, banyak waktu yang terbuang akibat kondisi kelas yang ramai, dan banyak peserta didik yang mengobrol dan tidak mengerjakan bahan ajar, melainkan
hanya mengandalkan ketua kelompok. Sebelum keluar kelas, peneliti memberikan jurnal harian kepada peserta didik, dan meminta peserta didik
untuk mengisi jurnal harian siswa tersebut dengan jujur, dan mengumpulkan jurnal harian beserta bahan ajar untuk diberikan penilaian. Peneliti dan
peserta didik menutup pembelajaran dengan bersama-sama mengucapkan hamdalah.
4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 November
2013 pukul 07.30 – 08.40. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca
basmalah dan mengabsen kehadiran peserta didik. Tercatat seorang peserta didik tidak hadir karena sakit. Kegiatan dilanjutkan dengan mereview
pembelajaran sebelumnya, mengecek pemahaman awal peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran matematika hari ini, serta menjelaskan
kegunaan pembelajaran matematika pada hari ini. Sub pokok bahasan yang akan dipelajari pada hari ini yaitu menentukan himpunan penyelesaian
pertidaksamaan linear satu variabel, dan penerapan pertidaksamaan linear satu variabel. Peserta didik terlihat lelah dan tidak semangat dalam belajar,
hal ini dikarenakan mereka baru saja sele sai melakukan kegiatan Jum’at
bersih dengan membersihkan kelas masing-masing.
Peserta didik kemudian berkumpul bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing setelah diperintah oleh peneliti. Setelah
berkumpul, peneliti memberikan bahan ajar ke masing-masing peserta didik. Mula-mula peneliti meminta peserta didik untuk membaca halaman pertama
bahan ajar, dan petunjuk belajar. Setelah itu, peserta didik diminta untuk memperhatikan gambar-gambar pada halaman dua untuk memahami
pengertian pertidaksamaan linear satu variabel. Seorang peserta didik bertanya kepada peneliti
“Ibu, ini diapain gambarnya?”, kemudian peneliti meminta peserta didik untuk menuliskan apa saja yang dapat mereka ketahui
pada gambar tersebut. Banyak peserta didik yang bingung harus menuliskan apa, sehingga peneliti harus memberikan penjelasan berulang-ulang tentang
apa yang harus dilakukan. Setelah beberapa lama peneliti menjelaskan, beberapa peserta didik telah memahami, dan hampir selesai menuliskan apa
yang diketahui dari gambar tersebut. Penulisan cerita mengenai gambar yang disajikan digunakan dalam
membangun pengetahuan
awal peserta
didik terhadap
konsep pertidaksamaan. Untuk lebih memahaminya, peserta didik bersama
kelompoknya diperintahkan untuk mengerjakan soal yang diberikan di dalam
bahan ajar dan membuat kesimpulan berdasarkan apa yang telah dikerjakan. Kesimpulan yang telah dibuat kemudian dipresentasikan oleh seorang
perwakilan kelompok yang telah ditunjuk oleh peneliti. Anggota kelompok sebagian besar mengandalkan ketua kelompok masing-masing untuk
mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan anggota kelompok lain lebih banyak mengobrol. Hal ini membuat beberapa ketua kelompok mengeluh
kepada peneliti. Akhirnya, peneliti memberikan penjelasan bahwa setiap peserta didik berperan aktif di dalam kelompok, bukan hanya ketua
kelompok. Namun, hal ini nampaknya belum banyak berhasil. Akhirnya, ketua kelompok II yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Persentasi yang telah dilakukan oleh ketua kelompok II sudah benar, sehingga peneliti hanya tinggal sedikit menambahkan apa yang telah
disampaikan oleh Sulistianingsih. Peneliti kemudian mempersilahkan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian seorang peserta didik
bertanya, “Bu, berarti kalo ada tidak lebih dari, kurang dari, lebih dari di
dalam soal, itu namanya bentuk pertidaksamaan juga bu? ” kemudian peneliti
menjawab, “Iya, betul.” Peneliti kemudian mempersilahkan peserta didik lain
untuk bertanya, namun tidak ada pertanyaan lain yang diajukan oleh peserta didik. Sebagai proses refleksi awal bagi peserta didik, peneliti kemudian
meminta setiap peserta didik membuat beberapa bentuk kalimat matematika yang tidak termasuk, dan termasuk ke dalam pertidaksamaan linear satu
variabel. Setelah peneliti cek, sebagian besar telah menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Pembahasan berikutnya dilanjutkan dengan
menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel. Sebelum membahas sub pokok bahasan tersebut, terlebih dahulu peserta didik
dikenalkan pada pembuatan garis bilangan di dalam bahan ajar. Proses pembuatan garis bilangan, dirasakan cukup membingungkan
bagi peserta didik. Hal ini terlihat, banyak peserta didik yang salah dalam pembuatan garis bilangan sederhana, sehingga kemudian peneliti memberikan
penjelasan dengan powerpoint bagaimana cara membuat garis bilangan. Setelah memberikan penjelasan, peneliti meminta peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan berikutnya yang terdapat di dalam bahan ajar berkaitan dengan menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear
satu variabel. Peserta didik banyak yang tidak memahami bagaimana cara menyelesaikannya, kemudian peneliti memberikan arahan singkat langkah
penyelesaiannya memiliki kemiripan dengan penyelesaian persamaan linear satu variabel. Kelompok IV dan kelompok I berhasil menyelesaikan
himpunan penyelesaiannya, namun ada sedikit kesalahan di dalam penentuan bilangan-bilangan yang termasuk dalam himpunan penyelesaian. Sedangkan
kelompok yang lain tidak berhasil dan ingin materi tersebut dijelaskan saja dan tidak mau mengerjakan. Peneliti kemudian memberikan arahan dan
motivasi singkat kepada setiap kelompok, dan kemudian mereka mau mengerjakan sekalipun hasil yang didapakan belum 100 betul. Setelah
selesai menyelesaikan, peneliti memberikan penjelasan langkah penyelesaian tersebut, kemudian meminta setiap kelompok untuk mengecek jawaban
kelompoknya masing-masing. Sebagai proses refleksi, peneliti meminta peserta didik mengerjakan
permasalahan yang diberikan di dalam bahan ajar, dan meminta mereka menyimpulkan apa perbedaannya. Setelah selesai, peneliti kemudian
memberikan penyelesaian permasalaahan tersebut, kemudian meminta setiap anggota kelompok mengecek kesalahan yang dilakukan kelompok masing-
masing. Sub pokok bahasan yang berikutnya yaitu sifat pertidaksamaan, dan penerapan pertidaksamaan linear satu variabel. Setelah mereka berdiskusi,
peneliti meminta salah seorang peserta didik untuk melakukan presentasi, kemudian peneliti meluruskan dan menambahkan hasil presentasi yang telah
dilakukan. Peserta didik tidak ada yang mengajukan suatu pertanyaanpun kepada peneliti setelah pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti.
Dikarenakan waktu yang banyak terbuang akibat peneliti yang berusaha mengurangi suasana gaduh dan ramai di dalam kelas, peneliti tidak
sempat memberikan soal latihan kepada peserta didik. Sehingga peneliti memberikan soal latihan tersebut sebagai PR. Peneliti menginformasikan
kepada peserta didik, bahwa pertemuan berikutnya adalah ulangan bagi