Kemampuan pemecahan masalah matematika
                                                                                tersebut  tergolong  kedalam  soal  rutin,  sehingga  tidak  termasuk  kedalam masalah.  Sebuah  soal  digolongkan  kedalam  masalah  matematik  apabila
tidak segera diperoleh cara penyelesaiannya, namun harus melalui beberapa kegiatan  penyelesaian.  Selain  itu,  suatu  masalah  pada  jenjang  tertentu,
belum tentu akan menjadi masalah pada jenjang lain yang lebih tinggi.
31
Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  pemecahan  masalah  adalah usaha seseorang untuk mencapai sebuah tujuan dimana peserta didik diminta
untuk  membangun  konsep  dan  pemahamannya  baik  dengan  menggunakan pengalaman-pengalaman  yang  sebelumnya  maupun  tidak  sehingga  tercapai
tujuan  yang  diharapkan.    Untuk  memecahkan  suatu  masalah,  peserta  didik memerlukan  suatu  bentuk  penyelesaian  soal  yang  tidak  dapat  diselesaikan
dengan  mudah.  Mereka  akan  diminta  untuk  mengkonstruk  pengetahuan- pengetahuan  mereka  sebelumnya  dalam  proses  pemecahan  masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi high order thinking. Proses pemikiran tingkat tinggi
tersebut  membutuhkan  kesiapan  dan  ketekunan  peserta  didik  dalam membuat  sebuah  keputusan  dalam  penyelesaian  masalah  yang  dimaksud
untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diberikan. Proses pemecahan masalah membutuhkan aspek kognitif yang lebih
rendah  seperti  pemahaman,  ingatan,  dan  pengetahuan  terhadap  sebuah materi  sebelumnya.  Aspek  kognitif  tersebut  digunakan  untuk  memeriksa
data  yang  tercantum  dalam  masalah  yang  diberikan.  Kemampuan menganalisis  sebuah  situasi,  dan  pemilihan  sebuah  strategi  juga  menjadi
salah satu aspek penting dalam sebuah pemecahan masalah. Kemampuan  pemecahan  masalah  merupakan  kemampuan  yang
penting  dimiliki  oleh  setiap  peserta  didik  untuk  mengembangkan kompetensi dirinya untuk menjawab permasalahan dalam kehidupan sehari-
31
Utari Sumarmo, “Proses Berpikir Matematik : Apa dan Mengapa Dikembangkan”, dalam Utari  Sumarmo  ed.,  Berpikir  dan  Disposisi  Matematika  Serta  Pembelajarannya,  Bandung  :
Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2013, h.445
hari.  Menurut  Tatag,  terdapat  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah, yaitu :
32
1.  Pengalaman awal peserta didik terhadap suatu materi yang sebelumnya. 2.  Latar  belakang  pengetahuan  matematika  yang  dimiliki  oleh  peserta
didik.  Pengetahuan  ini  digunakan  sebagai  bahan  dalam  proses pemecahan masalah.
3.  Motivasi tinggi yang dimiliki siswa akan membuat mereka terus berlatih dan berusaha dalam menyelesaikan masalah
4.  Permasalahan  yang  diberikan  tidak  bersifat  ambigu  dan  memiliki permasalahan yang jelas.
Menurut  Saleh  dalam  Zakaria,  menemukan  bahwa  peserta  didik yang  dapat  menyelesaikan  masalah  memiliki  kemampuan  membaca  yang
baik,  mampu  untuk  membandingkan  dan  mencari  kebalikan,  mempunyai kemampuan  untuk  mengidentifikasi  sesuatu  yang  penting  sebagai  sebuah
masalah,  mampu  mengestimasi  dan  menciptakan  sebuah  analogi  dan mencoba dengan berbagai strategi.
33
Kemampuan  peserta  didik  yang  satu  dengan  lainnya  dalam  proses pemecahan  suatu  masalah  akan  berbeda.  Ketekunan  dalam  latihan  serta
pengetahuan  akan  sebuah  konsep  yang  berbeda  memicu  perbedaan  dalam kemampuan pemecahan masalah peserta didik.  Proses pemecahan masalah
membutuhkan  pemikiran  level  tinggi  peserta  didik.  Oleh  karena  itu, dibutuhkan  suatu  proses  latihan  yang  dilakukan  oleh  peserta  didik  untuk
melatih kemampuan pemecahan masalah mereka. Pada  proses  pemecahan  masalah,  peserta  didik  harus  berpikir,
mencoba  hipotesis  yang  telah  dibuat,  dan  jika  pengujian  hipotesis  itu berhasil,  dan  berhasil  memecahkan  masalah,  maka  ia  akan  mempelajari
32
Tatag  Yuli  E.S,  Model  Pembelajaran  Matematika  Berbasis  Pengajuan dan  Pemecahan Masalah Untu Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Surabaya : UNESA University Press,
2008, h. 35
33
Effandi Zakaria, dan Normah Yussof, op.cit., h. 233.
sesuatu  yang  baru.  Menurut  John  Dewey  1910,  langkah-langkah  yang diikuti dalam proses pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
34
1.  Peserta didik dihadapkan dengan suatu permasalahan. 2.  Peserta didik merumuskan suatu permasalahan yang diberikan
3.  Peserta  didik  merumuskan  sebuah  hipotesis  berkeitan  dengan
maslalah tersebut. 4.  Peserta didik melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah
dibuat sebelumnya. Beberapa  standar  yang  diberikan  NCTM  dalam  pemecahan  masalah
untuk peserta didik antara lain : 1.  Mengkonstruk  pengetahuan  baru  dalam  penyelesaian  pemecahan
masalah. 2.  Penyelesaian masalah dalam berbagai konteks yang berbeda.
3.  Penemuan strategi yang tepat melalui pengaplikasian. 4.  Merefleksikan  proses  yang  telah  dilakukan  dalam  pemecahan  masalah
matematika.
35
Pemecahan  sebuah  masalah  bukan  hanya  mengandalkan  sebuah prosedur  perhitungan  matematika  saja,  namun  dalam  setiap  tahap
penyelesaiannya  dibutuhkan  pemahaman  konsep  matematika  yang  terlibat. Selain  itu,  pemahaman  konsep  tersebut  digunakan  sebagai  dasar  dalam
pembuatan model matematika dari suatu masalah. penggunaan konsep juga disesuaikan  dengan  prinsip  dan  aturan  yang  berlaku  agar  tidak  terjadi
kesalahan dalam proses penyelesaian masalah. Menurut  Utari,  kemampuan  pemecahan  masalah  merupakan  suatu
jenis kemampuan yang didalamnya meliputi beberapa kemampuan, yakni : 1.  Mengidentifikasi  unsur  yang  diketahui,  yang  ditanyakan,  dan
kecukupan unsur yang diperlukan. 2.  Merumuskan
masalah matematik
atau menyusun
model matematik.
3.  Menerapkan  strategi  untuk  menyelesaikan  berbagai  masalah sejenis masalah baru dalam atau di luar matematika.
4.  Menggunakan matematika secara bermakna.
36
34
Nasution S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, h. 171
35
The National Council of Teachers of Mathematics NCTM, op.cit., h.34
Pada  penjelasan  teknis  yang  diberikan  oleh  Dirjen  Dikdasmen Depdiknas,  diuraikan  mengenai  indikator  peserta  didik  yang  dapat
menunjukan  kemampuan  pemecahan  masalah  mereka  adalah  sebagai berikut:
1.  Menunjukan pemahman masalah 2.  Mengorganisasi  data  dan  memilih  informasi  yang  relevan  dalam
pemecahan masalah. 3.  Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk
4.  Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat 5.  Mengembangkan strategi pemecahan masalah
6.  Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah 7.  Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
37
Indikator  yang  digunakan  untuk  mengukur  kemampuan  pemecahan masalah  dalam  penelitian  ini  diambil  dari  beberapa  indikator  yang
dijabarkan  oleh  Depdiknas,  dengan  pengambilan  beberapa  point  yang disesuaikan  dengan  karakteristik  peserta  didik.  Indikator  pemecahan
masalah yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi : 1.  Mengorganisasi  data  dan  memilih  informasi  yang  relevan  dalam
pemecahan masalah. 2.  Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
3.  Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Meningkatkan  kemampuan  pemecahan  maslaah  matematik  peserta
didik  merupakan  hal  yang  seharusnya  menjadi  sebuah  prioritas  bagi  guru. Kemampuan  menganalisis  sebuah  permasalahan  yang  kompleks,  dan
pemilihan  prosedur  pemecahan  masalah  terbaik  untuk  menemukan  solusi permasalahan.
36
Utari  Sumarmo, “Pembelajaran  Keterampilan  Membaca  Matematika  Pada  Siswa
Sekolah  Menengah ”,  dalam  Utari  Sumarmo  ed.,  Berpikir  dan  Disposisi  Matematika  Serta
Pembelajarannya, Bandung : Jurusan Pendidikan Matematika UPI, 2013,  h. 5
37
Sri  Wardhani,  Analisis  SI  dan  SKL  Mata  Pelajaran  Matematika  SMPMTs  Untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan, Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008, h.18
                