Aktivitas Peserta Didik DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN
                                                                                indikator  menyampaikan  ide  atau  gagasan,  sedangkan  aktivitas  tertinggi yaitu  menyelesaikan  bahan  ajar  berbasis  pendekatan  kontekstual.  Aspek
menyampaikan  idegagasan  di  dalam  kelas  tidak  berjalan  dengan  baik seperti  aspek  lainnya.  Hal  ini  dikarenakan  sifat  malu-malu  dan
ketertutupan peserta didik dalam menyampaikan idegagasan yang mereka miliki.  Peserta  didik  cenderung  lebih  menyukai  pembelajaran  dengan
melibatkan  guru  secara  aktif,  sedangkan  mereka  hanya  berperan  dalam penerima materi apa yang disampaikan.
Ketika  peneliti  berusaha  untuk  memberikan  umpan  balik  suatu materi  pembelajaran,  peserta  didik  cenderung  pasif,  dan  hanya  mengikuti
apa  yang  dikerjakan  ketua  kelompok  saja.  Setelah  ketua  kelompok mencoba  mengemukakan  idegagasan  mereka,  sebagian  yang  lain  hanya
mengikuti  apa  yang  dikatakan  oleh  ketua  kelompok.  Hal  ini  menunjukan ketergantungan  yang  berlebihan  dilakukan  oleh  anggota  kelompok
terhadap  ketua  kelompok  mereka  masing-masing,  sehingga  anggota kelompok  malu-malu  dan  ragu  untuk  menyampaikan  idegagasan  mereka
masing-masing. Aspek aktivitas peserta didik yang mendapatkan skor rendah adalah
mempresentasikan  hasil  diskusi  kelompok,  yaitu  sebesar  49,14.  Skor terendah yang didapatkan oleh aspek ini terjadi pada pertemuan ke III. Hal
ini  dikarenakan  peserta  didik  masih  ragu-ragu  dalam  menyelesaikan permasalahan  yang  berkaitan  dengan  penerapan  persamaan  linear  satu
variabel  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Peserta  didik  masih  ragu  dalam membuat  model  matematika  suatu  permasalahan,  sehingga  mereka  tidak
yakin  dengan  hasil  yang  telah  mereka  dapatkan.  Dari  beberapa pengamatan  yang  dilakukan  oleh  peneliti  dan  observer,  beberapa
kelompok  masih  melakukan  kesalahan  dalam  permodelan,  sehingga membuat kesalahan dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Kesalahan
yang  dibuat  dalam  pemodelan  matematika  pun  cenderung  sama.  Terlebih lagi,  beberapa  peserta  didik  yang  telah  mempresentasikan  hasil  diskusi
kelompoknya  terlihat  malu-malu  untuk  menjelaskannya,  sehingga  suara
yang dihasilkanpun tidak terlalu jelas, dan sangat pelan. Peserta didik yang mempresentasikan  hasil  diskusi  merupakan  peserta  didik  yang  aktif  saja,
sedangkan peserta didik lain hanya diam dan mendengarkan paparan hasil diskusi temannya.
Aspek aktivitas yang mendapatkan persentase cukup rendah adalah mengajukan  atau  menjawab  pertanyaan  guru.  Dalam  pembelajaran
matematika  yang  dilakukan  di  kelas,  peserta  didik  cenderung  menerima apa  yang  telah  dijelaskan  kembali  oelh  peneliti.  Ketika  peneliti
memberikan  kesempatan  kepada  mereka  untuk  bertanya,  sebagian  besar hanya terdiam dan mengatakan bahwa tidak ada hal yang ingin ditanyakan
berkaitan  dengan  materi  yang  telah  disampaikan.  Beberapa  peserta  didik yang  bertanya,  hanya  peserta  didik  yang  terkenal  cukup  aktif  di  kelas,
sedangkan yang
lainnya hanya
menerima semua
yang telah
dipresentasikan. Lain halnya dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh  peneliti.  Peserta  didik  serentak  menjawab  apa  yang  ditanyakan  oleh
peneliti,  sedangkan  ketika  peneliti  meminta  salah  satu  peserta  didik  yang menjawabnya, peserta didik tersebut hanya menjawab dengan suara pelan
dan malu-malu sehingga suaranya terdengar tidak jelas. Peserta  didik  terlihat  tidak  percaya  diri  dalam  menjawab
pertanyaan  yang  diberikan  oleh  peneliti.    Hal  ini  dikarenakan,  setiap  ada peserta didik yang salah dalam menjawab perrtanyaan, teman-teman yang
lain  akan  menertawai  peserta  didik  tersebut.  Peneliti  kemudian memberikan  pengertian  kepada  peserta  didik  bahwa  hal  tersebut  tidak
boleh  dilakukan,  dan  terkadang  peneliti  meminta  peserta  didik  yang menertawai  temannya  yang  melakukan  kesalahan  untuk  menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Menyelesaikan  bahan  ajar  berbasis  pendekatan  kontekstual
merupakan  aspek  tertinggi  di  dalam  hasil  observasi  yang  telah  dilakukan kepada  peserta  didik,  yaitu  sebesar  75,87.  Pembelajaran  matematika
yang dilakukan dengan  menggunakan bahan ajar, membuat  setiap peserta didik  berlomba-lomba  bersama  kelompok  mereka  masing-masing  untuk
menyelesaikan  bahan  ajar  tersebut.  setiap  peserta  didik  berusaha mengerjakan  apa  yang  telah  diperintahkan  di  dalam  bahan  ajar.
Antusiasme peserta didik terlihat ketika sebagian besar anggota kelompok berdiskusi  dengan  anggota  lainnya  untuk  menyelesaikan  bahan  ajar  yang
telah diberikan dengan baik.  Skor terendah pada  aktivitas ini terjadi pada pertemuan ke- 4. Hal ini dikarenakan materi yang dibahas pada pertemuan
ini  cukup  banyak,  dan  kondisi  kesiapan  peserta  didik  sangat  kurang.  Hal ini dibuktikan dengan banyak peserta didik yang bermalas-malasan di awal
pembelajaran,  sehingga  menyebabkan  beberapa  bagian  bahan  ajar  tidak terisi.  Pada  pertemuan  ini,  peserta  didik  juga  meminta  peneliti  dalam
mereview  materi  sebelumnya,  yaitu  penerapan  persamaan  linear  satu variabel.  Review  yang  dilakukan  ini  cukup  memakan  waktu  yang  lama,
sehingga  waktu  yang  digunakan  untuk  membahas  materi  pertemuan  ini cukup banyak berkurang.
Proses  pembelajaran  dengan  bahan  ajar  berbasis  pendekatan kontekstual  menuntut  peserta  didik  untuk  membentuk  masyarakat  belajar
yaitu  dengan  belajar  bersama  dengan  anggota  kelompoknya.  Pada  awal pembelajaran  yang  dilakukan  peneliti,  beberapa  peserta  didik  belum
terbiasa  belajar  dengan  anggota  kelompknya,  sehingga  mereka menyelesaikan bahan ajar yang diberikan secara individu. Namun, peneliti
meyakinkan  peserta  didik  untuk  belajar  bersama  dengan  anggota kelompok  masing-masing  dan  sharing  pendapat  mereka  di  dalam
kelompok.  Lama  kelamaan,  peserta  didik  terbiasa  untuk  melakukan pembelajaran dengan kelompok mereka masing-masing. Aktivitas bekerja
sama dalam kelompok terendah terdapat pada pertemuan kedua. Pada  pertemuan  ini  materi  yang  dibahas  adalah  menentukan
himpunan  penyelesaian  persamaan  linear  satu  variabel.  Materi  ini merupakan  materi  baru  yang  belum  pernah  di  pelajari  sama  sekali  oleh
peserta  didik,  sehingga  peserta  didik  cenderung  mengandalkan  ketua kelompok  masing-masing  untuk  memahami,  kemudian  menjelaskan
kepada  anggota  lainnya.  Terkadang,  peserta  didik  menunggu  kelompok
lain  untuk  mempresentasikan  hasil  diskusi  kelompok  sehingga  peserta didik  lain  hanya  tinggal  menyalin  hasil  presentasi  tersebut.  peneliti
kemudian  meyakinkan  setiap  peserta  didik  untuk  percaya  pada kemampuan kelompok masing-masing, dan meyakinkan bahwa lebih baik
salah setelah mencoba dibandingkan tidak mencoba sama sekali. Aspek  terakhir  dalam  aktivitas  peserta  didik  adalah  membuat
kesimpulan.  Di  akhir  pembelajaran,  peserta  didik  terlihat  antusias  dalam membuat  kesimpulan  mengenai  pembelajaran  yang  telah  dilakukan  pada
hari  tersebut.  Sebagian  peserta  didik  berani  mengemukakan  pendapat mereka  ketika  ditanya  oleh  peneliti  berkaitan  dengan  kesimpulan
pembelajaran hari itu. Pada pertemuan ketiga, aspek ini mendapatkan skor terendah.  Hal  ini  dikarenakan  peserta  didik  masih  sedikit  kebingunan
dengan materi penerapan persamaan linear satu  variabel.  Hanya beberapa peserta
didik yang
berani memberikan
kesimpulan mengenai
pembelajaran,  peserta  didik  lain  hanya  menyatakan  setuju  dan  hal  yang sama dengan temannya.
Secara umum, sebagian besar aktivitas peserta didik menurun pada pertemuan  ketiga.  Penyebab  penurunan  tersebut  diasumsikan  karena
materi  yang  diberikan  pada  pertemuan  tersebut  adalah  materi  yang  sulit dan  sangat  baru  bagi  peserta  didik.  Peserta  didik  baru  diperkenalkan
dengan proses penyelesaian dari penerapan persamaan linear satu variabel dalam suatu permasalahan. Sebagian peserta didik merasa kesulitan dalam
memahami  permasalahan  yang  diberikan  sehingga  menyulitkan  mereka dalam  menyelesaikan  permasalahan  tersebut.  Ketika  peserta  didik
mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan  permasalahan,  peserta  didik akan  cenderung  berpartisipasi  secara  pasif  di  dalam  proses  pembelajaran
yang dilakukan sehingga sebagian besar persentase aktivitas menurun pada pertemuan ketiga.
Berdasarkan  hasil  observasi  peserta  didik  pada  saat  proses penelitian,  didapatkan  skor  rata-rata  persentase  aktivitas  peserta  didik
adalah 59,92 dan tergolong aktif. Hal ini menunjukan tahapan intervensi
tindakan  yang  diharapkan  peneliti  telah  tercapai.  Meskipun  demikian, pelaksanaan  siklus  II  akan  tetap  dilanjutkan  untuk  meningkatkan  hasil
persentase  aktivitas  peserta  didik.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  penyebaran persentase  aktivitas  peserta  didik  menyebar  secara  merata  di  setiap
aspeknya. Beberapa tindakan-tindakan pun akan dilakukan oleh peneliti di dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan aktivitas peserta didik di
dalam kelas.
                