68
2. Melakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala pada peralatan
pemadam kebakaran yang selalu siap untuk digunakan. 3.
Mengembangkan, melaksanakan, memperbaharui, dan menguji sarana pemadam kebakaran
4. Melakukan pengawasan pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran.
5. Memimpin latihan simulasi pemadaman kebakaran pada masing-masing
unit operasi yang berpotensi kebakaran pada setiap proses. 6.
Membuat perencanaan, melaksanakan sistem pencegahan dan penaggulangan kebakaran.
7. Memimpin latihan kebakaran untuk tim bantuan emergency dan karyawan.
8. Pemeriksaan rutin untuk mencari penyebab kebakaran yang sering terjadi.
9. Membantu unit produksi dengan selalu siap siaga terhadap kejadian yang
berpotensi bahaya kebakaran. 10.
Mendidik dan melatih kemampuan karyawan dalam hal pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran melalui pelatihan, penyuluhan, dan
kursus-kursus. 11.
Bekerjasama dengan pihak asuransi untuk mengganti setiap aset perusahaan yang rusak akibat kebakaran.
3.8.2 Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pertamina Refinery Unit II
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
69
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya unit
operasi dan tempat kerja yang aman , efisien dan produktif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi:
1. Komitmen dan kebijakan
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina Refinery Unit II berada dalam Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu SMT yang memiliki
komitmen sebagai berikut: • Mematuhi dan menaati ketentuan peraturan perundang-undangan dalam
bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan, pengamanan perusahaan, serta mutu dan kemudian mengintegrasikan ke
semua aspek kegiatan. • Menghasilkan produk dengan mutu terbaik yang ramah lingkungan,
memenuhi persyaratan pelanggan dan pasar. • Proses produksi yang efisien untuk mendapatkan hasil yang kompetitif,
serta mngoptimalkan keuntungan bagi perusahaan. • Menerapkan dan meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan K3LL, Mutu dan Pengamanan serta melakukan efisiensi pemakaian sumber daya alam,
mencegah pencemaran, nihil kecelakaan kerja, mencegah penyakit akibat
70
kerja, mencegah penyakit akibat kerja dan gangguan keamanan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan.
• Dengan mempertimbangkan faktor teknologi, finansial serta dampak terhadap bisnis, maka PT. Pertamina Persero Refinery Unit II akan
melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan dalam segala aspek. • Menjaga hubungan yang sehat dan harmonis dengan pemerintah, industri
dan masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan. Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu ini dalam beberapa poin
menerangkan mengenai komitmen PT. Pertamina RU II dalam menegakkan dan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
yang kemudian kebijakan ini harus dipahami dan dilaksanakan oleh manajemen, pekerja dan semua pihak di area PT. Pertamina RU II serta dikomunikasikan
kepada semua pihak yang terlibat dalam bisnis perusahaan.
2. Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Adapun yang menjadi perencanaan dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertamina adalah :
a. Mitigasi resiko
Mitigasi resiko dilakukan dengan cara melakukan HIRADC Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control yaitu identifikasi
bahaya K3L, penilaian resiko, dan penetapan pengendalian.
71
Seluruh resiko dari setiap pekerjaan dimitigasi dan dicari cara penanggulangannya.
b. Resiko pekerjaan
c. Peraturan perundang-undangan
Daftar pemenuhan peraturan dan perundang-undangan
3. Pelaksanaan SMK3
a. Penyediaan sumber daya
• Sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan SMK3 adalah seluruh pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina Refinery Unit II karena
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab semua orang. • PT. Pertamina Refinery Unit II mempunyai fungsi atau departemen
HSE untuk pengawasan. b.
Sarana prasarana pendukung • Safety sign
• Kelengkapan Alat Pelindung Diri APD c.
Sistem • Safety Induction yaitu pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja
kepada setiap orang yang akan memasuki area kilang • Job Safety Analysis JSA Tool Box Meeting adalah mitigasi
tambahan dan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan. • Reward Consequances
72
• Pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk pengadaan barang jasa CSMS
• Prosedur penanggulangan keadaan darurat • Procedure Incident Investigasi
4. Sistem Pengukuran dan evaluasi
a. Internal audit: dilakukan setiap enam bulan, dokumen dan form internal
audit, dilakukan oleh tim internal audit PT. Pertamina RU II b.
Eksternal audit: dilakukan oleh sucofindo, dengan hasil 90
5. Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja.
a. PT. Pertamina Refinery Unit II mengadakan review Sistem Manajemen
Terpadu b.
HSSE comite meeting merupakan suatu rapat jajaran manajemen atau kegiatan untuk mereview kejadian-kejadian serta aspek HSE dan
Security seperi evaluasi aspek lingkungan, investigasi insiden, fire drill, evaluasi SIIP dan lain-lain. HSSE commite meeting dilaksanakan setiap
satu bulan sekali yang melibatkan seluruh tim manajemen untuk mereview kejadian pada bulan berjalan serta pembahasan mengenai
aspek HSE. c.
Evaluasi pelaksanaan K3 serta improvment yang dibutuhkan SIIP Safety Improvement Implementation Program
73
a. Safety Walk and Talk SWAT
Program observasi kegiatan dimana Management dan Section Head touring turun ke lapangan, berbicara mengenai aspek HSE terhadap
pekerja maupun mitra kerja dengan topik bahasan antara lain pemahaman APD, kompetensi dan pelatihan, pemahaman teknis
pekerjaan, pemahaman potensi bahaya, pemhaman dan pelaksanaan prosedur kerja terkait safety dan lain-lain. Hal pertama yang
dikemukakan adalah positif poin dari pekerja yang diobservasi dan dilanjutkan dengan masukan atau peningkatan pemahaman kerja.
b. Permit To Work PWT
Program observasi perilaku implementasi Surat Izin Aman Kerja SIKA di tempat kerja guna melihat kepatuhan penerapan prosedur
SIKA. Hasil observasi tersebut dilakukan analisa untuk melihat gap closure yang selanjutnya akan dilakukan improvement.
c. PPE Compliance
Program observasi dan intervensi penggunaan APD di tempat kerja guna melihat kepatuhan pekerja terhadap penggunaan APD yang
sesuai. Hasil observasi tersebut analisa untuk melihat gap closure yang selanjutnya akan dilakukan improvement.
d. Pelaporan Near Miss
Suatu program pelaporan kejadian, peristiwa atau situasi yang belum menimbulkan dampak kerugian, namun bila dibiarkan atau tidak
dilakukan koreksi dan pencegahan maka kejadian peristiwa tersebut
74
akan berkembang menjadi kecelakaan yang serius. Rekomendasi dari pelaksanaan observasi ini tercatat dalam lembar atau form masing-
masing, kemudian didata dan dimonitor oleh Safety Section , dan setiap bulannya akan dipantau progres dari tindak lanjut rekomendasi tersebut.
75
BAB IV PENYAJIAN DATA
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
metode wawancara mendalam dengan informan, data-data tersebut berupa pernyataan-pernyataan dari informan mengenai permasalahan yang diteliti.
Penyajian data identitas informan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam
mengadakan analisis penelitian nantinya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori yaitu informan kunci dan informan utama. Setelah penulis terjun
ke lapangan diperoleh jumlah informan sebagai berikut: 1.
Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan yaitu Sytem Regulation dan PSM dari
Manajemen Health Safety Environment PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai.
2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di area kilang minyak yaitu pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai.
76
4.1. Identitas Informan
Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian Menurut Jenis Kelamin
No JenisKelamin Frekuensi
Persentase 1
2
Laki-laki Perempuan
9 1
90 10
Jumlah 10
100
Sumber :Hasil Wawancara 2015
Tabel di atas menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki sebanyak 9 orang dengan persentase 90 dan perempuan
sebanyak 1 orang dengan persentase 10 dengan jumlah 9 orang.
Tabel 4.2 KarakteristikInformanPenelitianMenurutUsia
No Usia
Frekuensi Prensentase
1 2
3 4
5 6
7
11 Tahun 11 Tahun - 20 Tahun
21 Tahun - 30 Tahun 31 Tahun - 40 Tahun
41 Tahun - 50 Tahun 51 Tahun - 60 Tahun
60 Tahun 2
5 3
20 50
30
JUMLAH 10
100 Sumber :Hasil Wawancara 2015
Tabel ini menunjuukkan identitas informan berdasarkan usia yang kurang dari 11 tahun tidak ada, yang berusia 11 – 20 tahun tidak ada, yang berusia 21
sampai 30 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase 20 , yang berusia 31 sampai 40 tahun berjumlah 5 orang dengan persentase 50 , yang berusia 41
77
sampai 50 tahun berjumlah3 orang dengan persentase 30 , yang berusia 51 sampai 60 tahun tidak ada dan yang berusia 60 tahun ke atas tidak ada.
Tabel 4.3 Karakteristik Informan Penelitian Menurut Jenis Pekerjaan
No JenisPekerjaan
Jumlah Presentase
1 2
3 4
5 6
7
Sytem Regulation PSM Fire Insurance Section
Mitra Kerja Pekerja Utilities
Industrial Health Occupational Health
Safety Section 1
1 3
1 1
1 2
10 10
30 10
10 10
20
JUMLAH 10
100 Sumber :Hasil Penelitian 2015
Tabel ini menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis pekerjaan yaitu Sytem Regulation PSM berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , Fire
Insurance Section berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , mitra kerja berjumlah 3 orang dengan persentase 30 , Pekerja Utilities berjumlah 1orang
dengan persentase 10 , Industrial Healthberjumlah 1 orang dengan persentase 10 , Occupational Health berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , safety
sectionberjumlah 2 orang dengan persentase 20 . Dengan jumlah informan 9 10 orang.
4.2 Penyajian Data Hasil Wawancara
Wawancara adalah cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dari para informan. Sebagaimana yang telah ditetapkan informan kunci
dalam penelitian ini berjumlah satu orang yaitu Bapak Binsar Butar Butar yang
78
merupakan bagian System Regulation PSM pada Health Safety Environment PT. Pertamina Refinery Unit II, dan informan utama dalam penelitian ini
berjumlah dua orang yaitu pekerja dan mitra kerja. Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, sebelum memulai wawancara penulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang akan diajukan berdasarkan teori George Edward III yaitu
komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur organisasi.
4.2.1 Komunikasi