24
Selain ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan membawa akibat. Menurut Lalu Husni 2006:142, akibat dari kecelakaan industri ini dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu
a. Kerusakan kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan.
b. Biaya pengobatan dan perawatan korban. c. Tunjangan kecelakaan.
d. Hilangnya waktu kerja. e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.
2. Kerugian yang bersifat non ekonomi Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja
yang bersangkutan, baik itu merupakan kematian, lukacidera berat, maupun luka ringan.
I.6.4.4. Organisasi Keselamatan Kerja di Tingkat Perusahaan
Menurut Suma’mur 1995 Organisasi keselamatan kerja di tingkat perusahaan ada dua jenis, yaitu:
25
1. Organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan dan disebut
bidang, bagian, dan lain-lain keselamatan kerja. Oleh karena merupakan bagian organisasi perusahaan, maka tugasnya kontinyu pelaksanaannya
menetap dan anggarannya tersendiri. Kegiatan-kegiatan biasanya cukup banyak dan efeknya terhadap keselamatan kerja adalah banyak dan baik.
2. Panitia keselamatan kerja, yang biasanya terdiri dari wakil pimpinan
perusahaan, wakil buruh, teknisi keselamatan kerja, dokter perusahaan dan lain-lain.
1.6.5. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.6.5.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja SMK3
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang juga disebut Sistem Manejemen K3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sasaran Sistem Manajemen K3 adalah terciptanya Sistem Manajemen K3 di tempat kerja yang melibatkan segala
pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Karena
Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau
26
dunia internasional saja tetapi juga tanggungjawab pengusahaperusahaan untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
1.6.5.2. Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga mempunyai banyak manfaat, selain manfaat secara langsung juga terdapat manfaat secara
tidak langsung. Adapun manfaat secara langsung meliputi :
a. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja. b. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
Manfaat secara tidak langsung diantaranya : a. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
b. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan. c. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat
umur alat semakin lama.
I.6.5.3.Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tujuan dari Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
27
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerjaburuh, danatau serikat pekerjaserikat
buruh. 3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
I.6.5.4.Dasar Hukum Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja maka yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan,Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur dalam pasal 86 dan
pasal 87. a. Pasal 86
1. Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai
nilai agama. 2. Untuk melindungi keselamatan pekerjaburuh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
28
b. Pasal 87 1.
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjayang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerjasebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Gambar 1.1 Dasar hukum SMK3
Pasal 5 2 UUD 1945
Undang-Undang Ketenagakerjaan UU No. 13 Tahun 2003
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012
1. UU No. 1 Tahun 1970
2. Permenaker No.5Men1996
3. Permenaker No. 18Men2008
Pasal 87 Pasal 86
Sanksi Pelanggaran
29
1.6.6. Badan Usaha Milik Negara 1.6.6.1. Pengertian Badan Usaha Milik Negara