Faktor utama: Kemampuan perusahaan untuk mengeksekusi rencana strategi Identitas Informan

51 3. Potensi resiko aspek safety diminimalisasi dengan implementasi MKP dan survey oleh Asuransi. 4. Pemenuhan standard internasional diantisipasi dengan implementasi ISO- 9001, ISO-14001 dan ISO-17025

d. Faktor utama: Kemampuan perusahaan untuk mengeksekusi rencana strategi

Deskripsi: 1. Perlu alokasi sumber daya untuk menjamin terlaksananya rencana strategik 2. Cascading KPI menjadi KPI FungsiBagian dan SMK Individu 3. Prosedur untuk mengantisipasi terjadinya perubahan terhadap strategi atau sasaran yang telah ditetapkan, termasuk realokasi sumber daya Berdasarkan kebijakan strategik Dit Pengolahan yang dijabarkan ebih lanjut menjadi perencanaan strategik RU II General Manager bersama Tim Manajemen menyusun rencana kerja dan target kinerjadisusun dengan mempertimbangkan kinerja sebelumnya, kemampuan finansial, kemampuan dan kehandalan peralatan dan kemampuan SDM. Rencana kerja RU II dijabarkan menjadi rencana kerja tiap fungsidan bagian yang tercermin dalam KPI sampai menjadi SMK bagi tiap pekerja. 52 3.7. Struktur Organisasi 3.7.1 Struktur Organisasi Pusat Pertamina dikelola oleh suatu dewan direksi perusahaan dan diawasi olehsuatu komisaris pemerintah RI.Pelaksanaan kegiatan diawasi oleh seperangkatpengawas yaitu lembaga negara dan dari unsur pemerintah sendiri.Berdasarkan Kepres No.218 M 2001 D TD Presiden RI tanggal 2 Juli2001 dan tanggal 9 Juli 2001 berlangsung serah terima jabatan direksi Pertaminadengan susunan : 1. Direktur Utama. 2. Direktur Hulu dan Deputi Direktur Hulu. 3. Direktur Hilir : • Deputi Bidang Pemasaran dan Niaga. • Deputi Direktur Pengolahan. • Deputi Direktur Bidang Perkapalan. 4. Direktur Keuangan. 5. Direktur Pengembangan. 6. Direktur Manajemen Production Sharing. Selain jabatan diatas,ada juga jabatan lain yang dibentuk yaitu : 1. KADIV BBM: Manajer senior rencana ekonomi dan operasiBBM. 2.KADIV GP: Manager senior rencana ekonomi dan operasianBBMpetrokimia 53 3.KADIV Teknik: Manager senior kehandalan dan jasa operasi 4.K3LL: Manager K3LL 5.Keuangan: Manager keuangan 6. URS Personalia: Manager personalia 7. URS Logistik: Manager logistik Dewan Direksi dipimpin oleh seorang direktur utama. Dalam operasinyadirektur utama pertamina dibantu oleh enam direktorat dimana setiap direktoratdipimpin oleh seorang Direktur.Direktorat-direktorat tersebut adalah: a. Direktorat Ekplorasi dan Produksi Bertugas mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gasbumi, baik untuk menyediakan BBM yang diperlukan didalam negeri,maupun ekspor guna meningkatkan pendapatan negara. b.Direktorat Pengolahan Secara kegiatan pengolahan adalah mengusahakan tersedianya produk-produk migas berupa BBM maupun bahan baku, dengan menggunakanperangkat kilang- kilang minyak, gas dan petrokimia yang ada maupunyang akan dibangun dan kemudian mengoperasikannya secara optimal,ekonomis, dan efisien. c.Direktorat Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri PPDN 54 Sasaran kegiaanPPDN adalah meningkatkan kelancaran distribusi produk BBM atau Non BBM untuk kebutuhan dalam negeri dalam jumlah yangcukup, tepat waktu, efektif dan efisien. d. Direktorat Perkapalan, kebandaraan, dan telekomunikasi Menyelenggarakan angkutan lalu lintas laut minyak bumi dan produk-produknya untuk mendistribusikan ke seluruh Indonesia e. Direktorat keuangan Mengelola keuangan dan pendanaan proyek perusahaan yang dinilai sehat,baik dari segi reabilitas, likuiditas, maupun solvabilitas sehingga mampumendukung proyek yang akan diadakan. f. Direktorat Umum Meningkatkan pembinaan organisasi dan sumber daya manusia.Mengusahakan peningkatan volume penjualan dan perluasandaerahpemasaran dalam negeri. Meningkatkan citra Pertamina di matamasyarakat internasional, dengan mempromosikan iklim usaha yang lebihmenarik.

3.7.2 Struktur Organisasi PT. Pertamina RU II Dumai

Struktur organisasi di Pertamina RU II Dumai berbentuk staff lini yang dipimpin oleh General Manajer yang bertanggung jawab langsung kepada 55 Direktur Pengolahan Pertamina Pusat di Jakarta. General Manajer membawahi bidang-bidang seperti:

1. Health Safety Environment HSE

Dalam melaksanakan tugasnya HSE dibagi empat seksi yaitu: a. Fire Insurance Section Tugas dan tanggung jawabnya: • Menciptakan sistem penanggulangan kebakaran yang handal bagi operasi kilang, melalui pengadaan perangkat keras, perangkat lunak dan pembinaan SDM. • Mengkordinir pelaksanaan pembinaan aspek HSE. • Melaksanakan penyelenggaraan tertib administrasi umum. b. Safety Section Tugas dan tanggung jawabnya: • Membuat dan mereview prosedur kerja. • Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan bahaya serta melaksanakan audit K3. • Melakukan pengawasan penggunaan peralatan keselamatan kerja. • Memberikan penjelasan tentang pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kepada semua pekerja. c. Environmental Section Tugas dan tanggung jawab: 56 • Menciptakan lingkungan yang bersih dengan mengupayakan pengurangan dan pemantauan emisi udara, cair dan limbah padat yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. • Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO: 14001 • Meyakinkan bahwa peralatan perlindungan lingkungan dirawat dan dioperasikan dengan baik. • Menciptakan citra perusahaan yang berwawasan lingkungan. d. Occupational Health Section • Mengatasi masalah yang berkaitan dengan kesehatan tentang penyakit yang ditimbulkan dari resiko pekerjaan. • Procurement • Bertugas dan bertanggung jawab terhadap adanya kegiatan penyediaan, pengaduan material suku cadang yang diperlukan pada opersi perusahaan. Bidang ini membawahi empat seksi yaitu: a. Inventory Control Section. b. Purcashing Section c. Service Warehousing Section d. Contract Office Section

2. Genneral Affairs

Bidang ini membawahi tiga seksi, yaitu: a. Legal Section b. Public Relation Section 57 c. Security Section

3. Engineering Development

Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: • Memberikan sara-saran kepada bagian kilang untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum dari segi unjuk kerja, ekonomis dan keamanan. • Evaluasi kondisi operasi dan bila diperlukan memberikan saran untuk memodifikasi peralatan produksi serta memajukan teknik perbaikan. • Memberikan saran pada pemeliharaan sistem instrumentasi. • Melaksanakan studimodifikasi pelaralatanproses. • Evaluasi kondisi operasi unit untuk uji unjuk kerja, perbandingan kondisi operasi sebelum Turn Around TA. Bidang ini membawahi lima seksi yaitu: a. Process Engineering b. Project Engineering c. Facility Engineering d. Enengy Conservasi Loss Control e. Quality Management

4. Reliability

Bidang ini maembawahi dua seksi yaitu: a. Plant Reliability 58 b. Equipment Reliability

5. Operation Manufacturing

Bidang ini membawahi lima seksi yaitu: a. Production Dumai • Hydroskimming Complex HSC • Hydrocracker Complex HCC • Heavy Oil Complex HOC • Utilities • Oil Movement

6. Laboratorium

Tugas utama unit ini adalah: • Quality Control QC • Quality Insurance • Feed Intermediate Product • Feed Finished Product • Feed Finished Product • Peralatan produksi dan saran-saran teknik pemeliharaan • Pemeriksaan kualitas material dan suku cadang. 59

7. Human ResourcesBusiness Area

Tugasnya adalah mengembangkan potensi karyawan, melalui kursus, pelatihan dan perencanaan pekerjaan. Bidang ini membawahi enam seksi yaitu: a. People Development b. Industrial Relation c. Human Resources Consultant d. Analyst Organization Development e. Human Resources Service f. Medical

8. Keuangan Pengolahan Region

Bertugas dan betanggung jawab atas keuangan perusahaan yang meliputi fungsi administrasi, kebendaharaan, anggaran keungan minyak dan akuntansi perusahaan. Bidang ini membawahi lima seksi yaitu: a. Kontroler b. Perbendaharaan c. Akuntansi kilang d. Keuangan Area Sei. Pakning e. Keungan Area Pangkalan Brandan

9. Information Telecomunication IT

a. Operasi Komputer b. Operasi Komunikasi 60

10. Pertamina Hospital Dumai

Bidang ini membawahi empat seksi yaitu: a. In Patient Nursing b. Out Patient Medical Support c. General Affairs d. Finance 61 3.7.3.Jumlah karyawan PT. Pertamina Refinery UnitII Dumai Tabel 3.2 Jumlah karyawan No. Fungsi Jumlah A 1. GM RU II 1 2. OPI 5 3 Area P. Brandan 23 4 OPR MANU 2 5 Man Production Sekretaris 9 6 Production Dumai 490 7 Prod. S. Pakning 115 8 Maint Exec 145 9 Maint Plan Supp 60 10 Turn Around 15 11 Eng Dev 62 12 Reliability 9 13 Ref. Plan Optim 17 14 HSE 45 15 Procurement 50 16 Mgr. Legal GA 28 Sub Total Operasi 1073 62 Tabel 3.3 Jumlah Karyawan

3.8 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai

Untuk memenuhi kewajiban dalam memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja pegawai PT. Pertamina Refinery Unit II dibawahi oleh Health Safety Environment Health Safety Environment erdiri dari empat bagian yaitu : 1. Safety Section 2. Occupational Health 3. Enviromental Section B Penunjang 1 Fin Ref OS Reg I 41 2 HR Area BP RU II 17 3 IT RU II Dumai 10 4 Mgr Marine Reg I 35 5 Pertamina Hospital Dumai 20 6 MPPK 39 Sub Total Penunjang 162 Total Unit Pengolahan 1235 7 Mgr. Refi Intl Audit Dumai 8 Total Perbantuan 8 Jumlah 1243 63 4. Fire Insurance

3.8.1 Gambaran fungsi Health Safety Environment PT. Pertamina Refinery

Unit II Dumai Health Safety Environment HSE merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan PT. Pertamina Refinery Unit II. Fungsi ini berwenang untuk merumuskan program- program yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja serta pemeliharaan lingkungan. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian yang ada di fungsi Health Safety Environment. 1. Safety Section Safety merupakan bagian yang bertugas khusus untuk mencegah dan mengendalikan bahaya keselamatan kerja yang ada di PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai. Safety Section terdiri dari: 1. Regulation and PSM Senior Supervisor 2. Lead safety, terdiri dari: a. Safety Officer HCC b. Safety Officer HOC c. Safety Officer HSC d. Safety Officer OM e. Safety Officer Off Site 64 f. Safety Officer Utilities Berikut adalah tugas dan peranan dari Safety Section antara lain: 1. Pengawasan dan penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu yang beroperasi ditiap unit produksi, pemeliharaan, konstruksi dan perencanaan proyek baru untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan kebakaran. 2. Menginformasikan pedoman keselamatan proses pada setiap masing- masing unit produksi dan unit-unit penunjang dalam operasi kilang. 3. Mengembangkan dan menginformasikan kepada seluruh pekerja mengenai peraturan keselamatan kerja agar dapat dilaksanakan, biasanya melalui safety talk dan safety campaign. 4. Melakukan pemeriksaan dan menentukan izin kerja pada kegiatan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan resiko keselamatan kerja. 5. Melakukan inspeksi pada kegiatan pekerjaan yang tidak aman dan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. 6. Memeriksa dan memberikan izin kepada peralatan berat yang ingin masuk ke kilang. 7. Penyediaan alat keselamatan dan pelindung diri bagi seluruh karyawan dan tamu perusahaan. 8. Mengidentifikasi kecelakaan kerja yang terjadi pada unit operasi dan membuat rekomendasi prosedur agar tidak terjadi kecelakaan kerja lagi. 65 2. Occupational Health OH Section Occupational health merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerja dan higiene perusahaan dengan melakukan pengendalian bahaya yang terdapat dilingkungan kerja. Occupational Health Section terdiri dari Occupational Control Senior Supervisor dan Industrial Hygiene Monitoring Supervisor. Tugas pokok fungsi Occupational Health adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinir, mengevaluasi dan merekomendasikan hasil pementauan, pengukuran dan pengendalian bahaya di lingkungan kerja serta promosi sanitasi lingkungan kerja. 2. Merancanakan, melaksanakan, mengkoordinir, mengevaluasi, dan merekomendasi hasil pengenalan, penilaian dan pengukuran, dan pengendalian potensial hazard meliputi faktor-faktor fisika, kimia, biologi, psikologi, ergonomi, ventilasi, kebisingan, debu, radiasi non- pengion. 3. Mengkoordinir pelaksanaan promosi sanitasi higine lingkungan kerja melalui berbagai media. 4. Merencanakan, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan penelitian lingkungan kerja. 5. Mengawasi menyediakaan pemanfaatan fasilitas P3K diseluruh unit- unit kerja yang beresiko kecelakaan kerja,. 66 6. Inspeksi, rekomendasi, pengawasan penggunaan instalasi alat penanggulangan, dan alat proteksi gangguan serta penyakit yang berhubungan dengan lingkungan kerja. 7. Merencanakan, memelihara, dan mengkalibrasi seluruh peralatan yang digunakan dalam pengukuran aspek kesehatan lingkungan kerja. 8. Memberi informasi hasil inspeksi dari berbagai macam jenis proses kegiatan perusahaan yang berkaitan denga aspek kesehatan lingkungan kerja atau Industrail Hygiene. 9. Memberikan informasi sistem kesehatan kerja pada seluruh lingkungan kerja. 10. Melakasanakan, koordinasi dan evaluasi terhadap penggunaan bahan kimia berbahaya dan zat radioaktif. 11. Mengevaluasi, menganalisa surat izin kerja aman serta memberikan saran untuk kesehatan kerja. 12. Mendukung pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Environmental Section Environmental merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menjaga kelestarian lingkungan, pemeliharaan lingkungan, dan minimalisasi limbah. Bagian ini juga bertugas merancang dan menjaga penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Enviromental Section terdiri dari: 1. Proper and regulation expert 67 2. Environtment Monitoring and Evaluation 3. Land and Marine Environment Monitoring Tugas dan peranan dari Environmental Section yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan kerjasama dengan pihak proses engineering, hiperkes dan laboratorium dalam memonitoring limbah dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. 2. Menginventarisasi bahan kimia berbahaya dan beracun B3. Selain itu, juga melakukan penanggulangan terhadap pencemaran B3 dan tumpahan minyak. 3. Melakukan pengawasan pada lingkungan kerja dan pelestarian lingkungan kerja serta penggalakkan penghijauan. 4. Pelaporan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL 4. Fire and Insurance Section Fire and Insurance bertugas untuk mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran di PT. Pertamina Refinery Unit II. Dalam Fire and Insurance Section terdapat tiga bagian yaitu Insurance, Fire Facilities, Plannig Trainning and Administrarive dan Fire Emergency Response. Tugas dan peranan dari Fire and Insurance Section adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan personil dan unit pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan saat kebakaran atau ledakan terjadi pada unit proses di kilang. 68 2. Melakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala pada peralatan pemadam kebakaran yang selalu siap untuk digunakan. 3. Mengembangkan, melaksanakan, memperbaharui, dan menguji sarana pemadam kebakaran 4. Melakukan pengawasan pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran. 5. Memimpin latihan simulasi pemadaman kebakaran pada masing-masing unit operasi yang berpotensi kebakaran pada setiap proses. 6. Membuat perencanaan, melaksanakan sistem pencegahan dan penaggulangan kebakaran. 7. Memimpin latihan kebakaran untuk tim bantuan emergency dan karyawan. 8. Pemeriksaan rutin untuk mencari penyebab kebakaran yang sering terjadi. 9. Membantu unit produksi dengan selalu siap siaga terhadap kejadian yang berpotensi bahaya kebakaran. 10. Mendidik dan melatih kemampuan karyawan dalam hal pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran melalui pelatihan, penyuluhan, dan kursus-kursus. 11. Bekerjasama dengan pihak asuransi untuk mengganti setiap aset perusahaan yang rusak akibat kebakaran.

3.8.2 Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pertamina Refinery Unit II

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, 69 perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya unit operasi dan tempat kerja yang aman , efisien dan produktif. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi:

1. Komitmen dan kebijakan

Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Pertamina Refinery Unit II berada dalam Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu SMT yang memiliki komitmen sebagai berikut: • Mematuhi dan menaati ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan, pengamanan perusahaan, serta mutu dan kemudian mengintegrasikan ke semua aspek kegiatan. • Menghasilkan produk dengan mutu terbaik yang ramah lingkungan, memenuhi persyaratan pelanggan dan pasar. • Proses produksi yang efisien untuk mendapatkan hasil yang kompetitif, serta mngoptimalkan keuntungan bagi perusahaan. • Menerapkan dan meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan K3LL, Mutu dan Pengamanan serta melakukan efisiensi pemakaian sumber daya alam, mencegah pencemaran, nihil kecelakaan kerja, mencegah penyakit akibat 70 kerja, mencegah penyakit akibat kerja dan gangguan keamanan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan. • Dengan mempertimbangkan faktor teknologi, finansial serta dampak terhadap bisnis, maka PT. Pertamina Persero Refinery Unit II akan melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan dalam segala aspek. • Menjaga hubungan yang sehat dan harmonis dengan pemerintah, industri dan masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan. Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu ini dalam beberapa poin menerangkan mengenai komitmen PT. Pertamina RU II dalam menegakkan dan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang kemudian kebijakan ini harus dipahami dan dilaksanakan oleh manajemen, pekerja dan semua pihak di area PT. Pertamina RU II serta dikomunikasikan kepada semua pihak yang terlibat dalam bisnis perusahaan.

2. Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun yang menjadi perencanaan dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pertamina adalah : a. Mitigasi resiko Mitigasi resiko dilakukan dengan cara melakukan HIRADC Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control yaitu identifikasi bahaya K3L, penilaian resiko, dan penetapan pengendalian. 71 Seluruh resiko dari setiap pekerjaan dimitigasi dan dicari cara penanggulangannya. b. Resiko pekerjaan c. Peraturan perundang-undangan Daftar pemenuhan peraturan dan perundang-undangan

3. Pelaksanaan SMK3

a. Penyediaan sumber daya • Sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan SMK3 adalah seluruh pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina Refinery Unit II karena Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab semua orang. • PT. Pertamina Refinery Unit II mempunyai fungsi atau departemen HSE untuk pengawasan. b. Sarana prasarana pendukung • Safety sign • Kelengkapan Alat Pelindung Diri APD c. Sistem • Safety Induction yaitu pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja kepada setiap orang yang akan memasuki area kilang • Job Safety Analysis JSA Tool Box Meeting adalah mitigasi tambahan dan sosialisasi sebelum melakukan pekerjaan. • Reward Consequances 72 • Pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk pengadaan barang jasa CSMS • Prosedur penanggulangan keadaan darurat • Procedure Incident Investigasi

4. Sistem Pengukuran dan evaluasi

a. Internal audit: dilakukan setiap enam bulan, dokumen dan form internal audit, dilakukan oleh tim internal audit PT. Pertamina RU II b. Eksternal audit: dilakukan oleh sucofindo, dengan hasil 90

5. Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja.

a. PT. Pertamina Refinery Unit II mengadakan review Sistem Manajemen Terpadu b. HSSE comite meeting merupakan suatu rapat jajaran manajemen atau kegiatan untuk mereview kejadian-kejadian serta aspek HSE dan Security seperi evaluasi aspek lingkungan, investigasi insiden, fire drill, evaluasi SIIP dan lain-lain. HSSE commite meeting dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang melibatkan seluruh tim manajemen untuk mereview kejadian pada bulan berjalan serta pembahasan mengenai aspek HSE. c. Evaluasi pelaksanaan K3 serta improvment yang dibutuhkan SIIP Safety Improvement Implementation Program 73 a. Safety Walk and Talk SWAT Program observasi kegiatan dimana Management dan Section Head touring turun ke lapangan, berbicara mengenai aspek HSE terhadap pekerja maupun mitra kerja dengan topik bahasan antara lain pemahaman APD, kompetensi dan pelatihan, pemahaman teknis pekerjaan, pemahaman potensi bahaya, pemhaman dan pelaksanaan prosedur kerja terkait safety dan lain-lain. Hal pertama yang dikemukakan adalah positif poin dari pekerja yang diobservasi dan dilanjutkan dengan masukan atau peningkatan pemahaman kerja. b. Permit To Work PWT Program observasi perilaku implementasi Surat Izin Aman Kerja SIKA di tempat kerja guna melihat kepatuhan penerapan prosedur SIKA. Hasil observasi tersebut dilakukan analisa untuk melihat gap closure yang selanjutnya akan dilakukan improvement. c. PPE Compliance Program observasi dan intervensi penggunaan APD di tempat kerja guna melihat kepatuhan pekerja terhadap penggunaan APD yang sesuai. Hasil observasi tersebut analisa untuk melihat gap closure yang selanjutnya akan dilakukan improvement. d. Pelaporan Near Miss Suatu program pelaporan kejadian, peristiwa atau situasi yang belum menimbulkan dampak kerugian, namun bila dibiarkan atau tidak dilakukan koreksi dan pencegahan maka kejadian peristiwa tersebut 74 akan berkembang menjadi kecelakaan yang serius. Rekomendasi dari pelaksanaan observasi ini tercatat dalam lembar atau form masing- masing, kemudian didata dan dimonitor oleh Safety Section , dan setiap bulannya akan dipantau progres dari tindak lanjut rekomendasi tersebut. 75 BAB IV PENYAJIAN DATA Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan informan, data-data tersebut berupa pernyataan-pernyataan dari informan mengenai permasalahan yang diteliti. Penyajian data identitas informan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian nantinya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari dua kategori yaitu informan kunci dan informan utama. Setelah penulis terjun ke lapangan diperoleh jumlah informan sebagai berikut: 1. Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan yaitu Sytem Regulation dan PSM dari Manajemen Health Safety Environment PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai. 2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di area kilang minyak yaitu pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai. 76

4.1. Identitas Informan

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian Menurut Jenis Kelamin No JenisKelamin Frekuensi Persentase 1 2 Laki-laki Perempuan 9 1 90 10 Jumlah 10 100 Sumber :Hasil Wawancara 2015 Tabel di atas menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki sebanyak 9 orang dengan persentase 90 dan perempuan sebanyak 1 orang dengan persentase 10 dengan jumlah 9 orang. Tabel 4.2 KarakteristikInformanPenelitianMenurutUsia No Usia Frekuensi Prensentase 1 2 3 4 5 6 7 11 Tahun 11 Tahun - 20 Tahun 21 Tahun - 30 Tahun 31 Tahun - 40 Tahun 41 Tahun - 50 Tahun 51 Tahun - 60 Tahun 60 Tahun 2 5 3 20 50 30 JUMLAH 10 100 Sumber :Hasil Wawancara 2015 Tabel ini menunjuukkan identitas informan berdasarkan usia yang kurang dari 11 tahun tidak ada, yang berusia 11 – 20 tahun tidak ada, yang berusia 21 sampai 30 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase 20 , yang berusia 31 sampai 40 tahun berjumlah 5 orang dengan persentase 50 , yang berusia 41 77 sampai 50 tahun berjumlah3 orang dengan persentase 30 , yang berusia 51 sampai 60 tahun tidak ada dan yang berusia 60 tahun ke atas tidak ada. Tabel 4.3 Karakteristik Informan Penelitian Menurut Jenis Pekerjaan No JenisPekerjaan Jumlah Presentase 1 2 3 4 5 6 7 Sytem Regulation PSM Fire Insurance Section Mitra Kerja Pekerja Utilities Industrial Health Occupational Health Safety Section 1 1 3 1 1 1 2 10 10 30 10 10 10 20 JUMLAH 10 100 Sumber :Hasil Penelitian 2015 Tabel ini menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis pekerjaan yaitu Sytem Regulation PSM berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , Fire Insurance Section berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , mitra kerja berjumlah 3 orang dengan persentase 30 , Pekerja Utilities berjumlah 1orang dengan persentase 10 , Industrial Healthberjumlah 1 orang dengan persentase 10 , Occupational Health berjumlah 1 orang dengan persentase 10 , safety sectionberjumlah 2 orang dengan persentase 20 . Dengan jumlah informan 9 10 orang.

4.2 Penyajian Data Hasil Wawancara