95
informasi yang relevan disampaikan oleh Health Safety Environmentmelaui pesan via intranet perusahaan kepada seluruh pekerja, untuk mitra kerja penyampaian
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja disampaikan sebelum masuk area kilang minyak dan sebelum memulai pekerjaan didalam area kilang minyak dapat
melalui safety induction, tool box meetingdan safety talk. Dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
pada PT. Pertamina Refinery Unit II semua dimensi yang berpengaruh pada sumber daya sudah cukup baik kualitas dan kuantitasnya, sehingga medukung
implementasi kebijakan yang sedang dilaksanakan.
5.1.3. Disposisi
Sikap penerimaan atau penolakan oleh agen pelaksana kebijakan akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan tersebut, jika
para pelaksana kebijakan setuju terhadap kebijakan yang sedang dilaksanakan maka mereka akan mendukung dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Sikap dari Health Safety Environment selaku pelaksana dari sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dinilai baik sebagai implementator berdasarkan pendapat para pekerja dan mitra kerja yang merupakan target group
dalam pelaksanaan kebijakan, Health Safety Environmentselalu menekan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua orang yang berada di
area kilang minyak tanpa terkecuali visitordan mahasiswa yang melakukan
96
praktek kerja lapangan. Setiap yang akan memasuki area kilang minyak harus memenuhi ketentuan-kentuan yang telah ditetapkan seperti tanda pengenal,
menggunakan APD, tidak menggunakan ponsel, dan ketentuan lainnya serta menerapkan reward and consequence pada keselamatan dan kesehatan kerja .
Banyaknya ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh Health Safety Environmentsemata untuk keselamatan setiap orang berada di area kerja,
berdasarkan hal ini dapat dilihat sikap Health Safety Environmentdalam melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sangat baik.
5.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh signifikan dalam implementasi, salah satu dimensi struktur organisasi
yaitu Standar Operasional Prosedur SOP yang akan menjadi pedoman pelaksana dalam melaksanakan kebijakan. Struktur organisasi yang dimiliki PT. Pertamina
Refinery Unit II dalam implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sudah sangat baik, para pelaksana berpedoman pada Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 melalui lima prinsip dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi kebijakan K3,
perencanaan K3, pelaksanaan K3, pemantauan dan evaluasi kinerja serta peninjauan ulang dan peningkatan kinerja tidak hanya itu mereka juga mengikuti
standar internasional yaitu OHSAS 18001.
97
5.2. Analisis Hubungan Semua Variabel