63
4. Fire Insurance
3.8.1 Gambaran fungsi Health Safety Environment PT. Pertamina Refinery
Unit II Dumai
Health Safety Environment HSE merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan PT.
Pertamina Refinery Unit II. Fungsi ini berwenang untuk merumuskan program- program yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja serta pemeliharaan
lingkungan. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian yang ada di fungsi Health Safety Environment.
1. Safety Section
Safety merupakan bagian yang bertugas khusus untuk mencegah dan mengendalikan bahaya keselamatan kerja yang ada di PT. Pertamina Refinery
Unit II Dumai. Safety Section terdiri dari:
1. Regulation and PSM Senior Supervisor
2. Lead safety, terdiri dari:
a. Safety Officer HCC
b. Safety Officer HOC
c. Safety Officer HSC
d. Safety Officer OM
e. Safety Officer Off Site
64
f. Safety Officer Utilities
Berikut adalah tugas dan peranan dari Safety Section antara lain: 1.
Pengawasan dan penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu yang beroperasi ditiap unit produksi, pemeliharaan,
konstruksi dan perencanaan proyek baru untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan kebakaran.
2. Menginformasikan pedoman keselamatan proses pada setiap masing-
masing unit produksi dan unit-unit penunjang dalam operasi kilang. 3.
Mengembangkan dan menginformasikan kepada seluruh pekerja mengenai peraturan keselamatan kerja agar dapat dilaksanakan, biasanya melalui
safety talk dan safety campaign. 4.
Melakukan pemeriksaan dan menentukan izin kerja pada kegiatan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan resiko keselamatan
kerja. 5.
Melakukan inspeksi pada kegiatan pekerjaan yang tidak aman dan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
6. Memeriksa dan memberikan izin kepada peralatan berat yang ingin masuk
ke kilang. 7.
Penyediaan alat keselamatan dan pelindung diri bagi seluruh karyawan dan tamu perusahaan.
8. Mengidentifikasi kecelakaan kerja yang terjadi pada unit operasi dan
membuat rekomendasi prosedur agar tidak terjadi kecelakaan kerja lagi.
65
2. Occupational Health OH Section
Occupational health merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerja dan higiene perusahaan dengan
melakukan pengendalian bahaya yang terdapat dilingkungan kerja. Occupational Health Section terdiri dari Occupational Control Senior
Supervisor dan Industrial Hygiene Monitoring Supervisor. Tugas pokok fungsi Occupational Health adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinir, mengevaluasi dan
merekomendasikan hasil pementauan, pengukuran dan pengendalian bahaya di lingkungan kerja serta promosi sanitasi lingkungan kerja.
2. Merancanakan, melaksanakan, mengkoordinir, mengevaluasi, dan
merekomendasi hasil pengenalan, penilaian dan pengukuran, dan pengendalian potensial hazard meliputi faktor-faktor fisika, kimia,
biologi, psikologi, ergonomi, ventilasi, kebisingan, debu, radiasi non- pengion.
3. Mengkoordinir pelaksanaan promosi sanitasi higine lingkungan kerja
melalui berbagai media. 4.
Merencanakan, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan penelitian lingkungan kerja.
5. Mengawasi menyediakaan pemanfaatan fasilitas P3K diseluruh unit-
unit kerja yang beresiko kecelakaan kerja,.
66
6. Inspeksi, rekomendasi, pengawasan penggunaan instalasi alat
penanggulangan, dan alat proteksi gangguan serta penyakit yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
7. Merencanakan, memelihara, dan mengkalibrasi seluruh peralatan yang
digunakan dalam pengukuran aspek kesehatan lingkungan kerja. 8.
Memberi informasi hasil inspeksi dari berbagai macam jenis proses kegiatan perusahaan yang berkaitan denga aspek kesehatan lingkungan
kerja atau Industrail Hygiene. 9.
Memberikan informasi sistem kesehatan kerja pada seluruh lingkungan kerja.
10. Melakasanakan, koordinasi dan evaluasi terhadap penggunaan bahan
kimia berbahaya dan zat radioaktif. 11.
Mengevaluasi, menganalisa surat izin kerja aman serta memberikan saran untuk kesehatan kerja.
12. Mendukung pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Environmental Section
Environmental merupakan bagian yang bertugas khusus untuk menjaga kelestarian lingkungan, pemeliharaan lingkungan, dan minimalisasi limbah.
Bagian ini juga bertugas merancang dan menjaga penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Enviromental Section terdiri dari:
1. Proper and regulation expert
67
2. Environtment Monitoring and Evaluation
3. Land and Marine Environment Monitoring
Tugas dan peranan dari Environmental Section yaitu sebagai berikut: 1.
Melakukan kerjasama dengan pihak proses engineering, hiperkes dan laboratorium dalam memonitoring limbah dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat. 2.
Menginventarisasi bahan kimia berbahaya dan beracun B3. Selain itu, juga melakukan penanggulangan terhadap pencemaran B3 dan tumpahan
minyak. 3.
Melakukan pengawasan pada lingkungan kerja dan pelestarian lingkungan kerja serta penggalakkan penghijauan.
4. Pelaporan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL
4. Fire and Insurance Section
Fire and Insurance bertugas untuk mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran di PT. Pertamina Refinery Unit II. Dalam Fire and Insurance Section
terdapat tiga bagian yaitu Insurance, Fire Facilities, Plannig Trainning and Administrarive dan Fire Emergency Response. Tugas dan peranan dari Fire and
Insurance Section adalah sebagai berikut: 1.
Mempersiapkan personil dan unit pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan saat kebakaran atau ledakan terjadi pada unit proses di kilang.
68
2. Melakukan pemeliharaan secara rutin dan berkala pada peralatan
pemadam kebakaran yang selalu siap untuk digunakan. 3.
Mengembangkan, melaksanakan, memperbaharui, dan menguji sarana pemadam kebakaran
4. Melakukan pengawasan pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran.
5. Memimpin latihan simulasi pemadaman kebakaran pada masing-masing
unit operasi yang berpotensi kebakaran pada setiap proses. 6.
Membuat perencanaan, melaksanakan sistem pencegahan dan penaggulangan kebakaran.
7. Memimpin latihan kebakaran untuk tim bantuan emergency dan karyawan.
8. Pemeriksaan rutin untuk mencari penyebab kebakaran yang sering terjadi.
9. Membantu unit produksi dengan selalu siap siaga terhadap kejadian yang
berpotensi bahaya kebakaran. 10.
Mendidik dan melatih kemampuan karyawan dalam hal pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran melalui pelatihan, penyuluhan, dan
kursus-kursus. 11.
Bekerjasama dengan pihak asuransi untuk mengganti setiap aset perusahaan yang rusak akibat kebakaran.
3.8.2 Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pertamina Refinery Unit II