dengan diterapkannya strategi tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar yang sama baiknya, setelah semua perlakuan atau treatment yang diterapkan selesai,
siswa diberikan test akhir post-test untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan diterapkannya strategi pembelajaran
Problem Solving Learning di kelas VII E dan strategi pembelajaran Problem Posing Learning di kelas VII F.
Hasil belajar siswa dari post-test tersebut dibandingkan dengan hasil pre- test, sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan antara sebelum dilakukan
treatment dengan sesudah dilakukan treatment. Sehingga sependapat dengan pendapat Suprijono 2009:72 bahwa hasil belajar yang diperoleh dari
pembelajaran berbasis masalah berdasarkan keterampilan penyelidikan, mengatasi masalah, mempelajari peran orang dewasa, dan siswa dapat menjadi
pembelajar yang mandiri dan independen yang dapat diingat siswa dalam jangka waktu lama.
4.3.1 Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Solving Learning di kelas
VII E dan Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Posing Learning di Kelas VII F
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase penerapan strategi pembelajaran Problem Solving Learning di kelas VII E,
penerapan strategi pembelajaran Problem Posing Learning di kelas VII F dan keberhasilan yang diukur dari hasil belajar siswa dari aspek kognitif berdasarkan
perbandingan nilai pre-test dan post-test. Persentase penerapan diukur dari hasil observasi berdasarkan langkah-langkah strategi pembelajaran Problem Solving
Learning dan strategi pembelajaran Problem Posing Learning.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penerapan strategi pembelajaran Problem Solving Learning di kelas VII E, penerapan strategi
pembelajaran Problem Posing Learning di kelas VII F, keduanya menunjukkan penerapan pembelajaran dengan kategori Baik dengan persentase keberhasilan
Problem Solving Learning sebesar 76.67 dan Problem Posing Learning 87.78. hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurmaningsih
dkk, mengenai Eksperimentasi model pembelajaran Problem Solving Learning dan Problem Posing Learning berbantu alat peraga memperoleh hasil yang tidak
jauh berbeda, artinya bahwa hasil pembelajaran Problem Solving Learning dan Problem Posing Learning sama efektifnya. Meskipun tiap-tiap penerapan
memiliki kekurangan, seperti pada penerapan strategi Problem Solving Learning pada kegiatan penutup guru tidak membimbing siswa melakukan penilaian
terhadap hasil pemecahan masalah, sehingga dalam kegiatan penutup masuk dalam kategori tidak baik, akan tetapi pada kegiatan inti penerapan Problem
Solving Learning guru telah melaksanakan pembelajaran berdasarkan langkah- langkah strategi pembelajaran Problem Solving Learning dengan sangat baik.
Berbeda dengan penerapan strategi Problem Solving Learning di kelas VII E, penerapan strategi Problem Posing Learning di kelas VII F telah mencapai rata-
rata baik dalam setiap kegiatan pembelajaran mulai dari pembuka dan penutup. Kekurangan-kekurangan penerapan strategi pembelajaran Problem Solving
Learning di kelas VII E dan penerapan strategi pembelajaran Problem Posing Learning di kelas VII F berdasarkan angket siswa juga menunjukan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Problem Solving Learning di kelas VII E kurang
baik, dengan rata-rata penerapan Problem Solving Learning baik. Kekurangan- kekurangan penerapan strategi membenarkan pendapat Sanjaya 2008: 221
bahwa dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah atau permasalahan membutuhkan waktu yang lama, sehingga apabila dilakukan dalam
waktu yang singkat maka hasilnya juga tidak akan maksimal.
4.3.2 Keberhasilan Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Solving